Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

[SYUKUR, MELESTARIKAN DAN MENAMBAH NIKMAT]

"Jadikanlah muraqobahmu untuk Dzat yang tidak pernah lepas melihatmu. Jadikanlah syukurmu kepada Dzat yang nikmat-Nya tak pernah putus darimu. Dan jadikanlah ketundukanmu kepada Dzat yang kamu tidak dapat keluar dari kerajaan dan kekuasaan-Nya. " (Muhammad bin Ali At-Tirmidzi sebagaimana dikutip Ibnu Al-Jauzi dalam Shifatus Shafwah) Bumi tempat kita tinggal diciptakan-Nya sesuai dengan karakter dan kebutuhan hidup manusia. Seterik apapun kehidupan gurun masih ada manusia yang hidup hingga kini, sebeku apapun di kutub masih ada jejak kehidupan manusia. Karena sumberdaya alam yang ada dikaruniakan untuk manusia. Nikmatnya bertebaran baik yang terlihat atau tak nampak, baik yang bisa dihitung maupun yang luput dari rumus aljabar kita, baik yang kita minta maupun yang disediakan sesuai kebutuhan dasar yang sering kita lupa pinta.  Pernahkan kita bayangkan dari makan, minum, bernafas, melihat, mendengar, berbicara, merasa, berjalan hingga tidur sekalipun semuanya adala

[TANDA TANGAN BUKU]

Desember 2016 di acara kepenulisan yang digagas FMIPA universitas Mataram menghadirkan novelis luar biasa yang dimiliki bangsa ini, Asma Nadia. Berkesempatan memberikan buku karya perdana saya, sontak saya terkaget  saat beliau minta agar buku yang diberikan agar dibubuhi tandatangan saya. Sumbawa 29 April saat menerima kunjungan Syekh Prof. Dr. Muraweh Mousa Nassar salah seorang pejuang dan ulama kenamaan di Palestina, begitu Istimewa dikunjungi mereka-mereka yang memiliki kecintaan dan pembelaan luar biasa terhadap agama ini. Saat pamit, beliau memberikan cenderamata menyematkan syal dan Pin Palestina,  saya berkenan memberikan memberikan buah tangan dua buku sederhana yang saya tulis. Beliau bilang, agar bukunya dibubuhi tandatangan. Bagi saya ini bukan masalah buku yang saya tulis sangat laris/luar biasa atau saya penulis tersohor yang mereka idolakan. Sungguh jauh sekali bahkan tak ada seujung kuku pun jika membandingkan saya dengan karya litera

[RINDU KAMPUNG HALAMAN]

 “Demi Allah, sesungguhnya engkau (wahai kota Mekah), adalah negeri ciptaan Allahyang terbaik, sekaligus tanah ciptaan Allah yang paling aku cintai. Demi Allah, kalau bukan karena aku di usir darimu, aku tak akan meninggalkanmu.” (HR. Ibnu Majah) Suatu ketika ada sahabat bernama Ashil Al-Ghifari  baru saja kembali dari Mekah (Tanah Haram). Ketika hendak menemui nabi di Madinah ia ditanya oleh Aisyah ra istri Rasulullah saw, “ Wahai Ashil, bagaimana keadaan Mekah sekarang?”. Ashil menjawab, “Aku melihat Mekah subur wilayahnya, dan menjadi bening aliran sungainya.” Tak lama kemudian Rasulullah saw keluar dari kamar dan menanyakan hal yang sama, “Wahai Ashil, ceritakanlah padaku bagaimana keadaan Mekah sekarang?”. Ashil kemudian menjawab, “Aku melihat Mekah subur wilayahnya, telah bening aliran sungainya, telah banyak tumbuh idzkirnya (nama jenih pohon/rerumputan), telah tebal rumputnya, dan telah ranum salamnya (sejenis tanaman yang biasa digunakan untuk menyamak kulit).” Kem

[MEMBERI TANPA HARUS BERBUNYI DAN MENYAKITI]

Usai tilawah Al Qur’an pagi ini, saya mencoba membaca dan merenungi terjemahan ayat terakhirnya, “ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan dia tidak berima kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu di timpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah : 264)  Pada dasarnya kita memberi itu ingin berbagi kebahagiaan. Bahagia bagi pemberi dan perasaan bahagia yang sama saat menerimanya. Bukan semata transfer atau berpindahnya materi atau benda yang diberikan/diterima, tetapi ada getaran dan perasaan yang juga turut mengalir dalam proses tersebut.  Saat bersedekah dan memberi sebaik-

[Chairil Anwar “Pemberontak” yang Ingin Hidup 1.000 Tahun]

Siapa tak kenal Chairil Anwar berarti tak pernah belajar Bahasa Indonesia seumur hidupnya. Saat generasi saya dibangku Sekolah Dasar (SD) mungkin juga masih pada generasi hari ini, apalagi generasi sebelum-sebelum saya pasti telah di  cekoki dan hafal betul sajak-sajak berjudul Aku, Krawang Bekasi dan Diponegoro yang sangat mengalirkan api semangat melintasi berbagai generasi sejak sebelum masa kemerdekaan. Itulah sebagian dari buah ujung pena Chairil Anwar diantara 94 tulisan karyanya semasa hidup yang cuma ditakdirkan hingga usia 27 tahun. Ya, dia mati muda. Dalam catatan HB. Yasin sosok kurus, tirus dan khas dengan matanya yang memerah itu telah melahirkan 4 sajak saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli dan 4 prosa terjemahan. Ia adalah perintis bagi sastra modern Indonesia. Prof. A. Teeuw pernah menyatakan sumbangan terbesar Chairil Anwar adalah keberhasilannya meyakinkan bahwa bahasa Indonesia, bahasa yang pada tahun 1940an masih amat muda itu, ternyata bahasa yang

[NAFAS BERHENTI BERARTI MATI]

Bernafas bagi saya bukan hanya sebuah rutinitas kerja biologis tubuh semata, tapi ia pertanda sebuah kehidupan. Sehingga jika ada yang merenggut nafas hingga tak ada lagi udara yang bertukaran silih berganti, ia sedang membunuh. Dalam gerakan menurut Gading EA -dalam menjaga nafas gerakan- agar ia tetap hidup setidaknya memiliki tiga hal : Visi, kepemimpinan dan individu kader gerakan itu sendiri.  Pendapat saya dalam Best Seller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa terutama dalam tulisan-tulisan di Bab Mengeja Masa Depan ketiga syarat menjaga nafas gerakan itu berupa : Menentukan Visi Hidup, Memiliki Visi yang Melegenda, Visi harus kreatif dan antisipatif, mengkonsolidasikan visi dan generasi visioner. Pertanyaannya sekarang sejauh dan progresif apa proses-proses untuk menjaga nafas itu telah dilakukan agar nafas yang segar tak sekedar wacana dan mimpi dan berkenyataan? Karena semua bukan sekedar teori yang terpenting adalah aplikasi. 20042018 04:09 Kamar 1A5 #I

[WANITA YANG MERUSAK KAIN TENUNANNYA SENDIRI]

 "Sesungguhnya di dalam hari-hari sepanjang tahun, ada karunia-karunia (istimewa), maka raihlah ia. Boleh jadi seorang di antara kalian ada yang mendapatkan satu karunia, dan setelah itu ia tidak lagi celaka, selamanya. " (HR. Thabrani)  Diantara hamparan anugerah hidup yang diberikan-Nya, kita berharap ada banyak amal-amal kita mengisinya, tak sedikit karya dan kerja yang bermanfaat bagi diri dan sekitar kita. Dan kita dapat menjaga itu semua hingga akhir hayat agar buahnya  dapat di petik dan nikmati di akhirat kelak.  Tertutur sebuah kisah yang cukup terkenal dan pastinya sebagian kita pernah mendengarnya. Wanita yang sangat tekun sekali sepanjang hari menenun, tenunannya amat kuat dan sangat rapih. Namun, setelah rampung ia merusak dan membuat tenunan itu tercerai-berai dan berantakan kembali. Kisah wanita gila bernama Raithah bin Saad di kota Makkah ini menjadi permisalan tentang penolakan terhadap kebaikan. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan

[TIGA TAHUN RAMADHAN] 15 Ramadhan

Ramadhan tiga tahun ini terasa berbeda, ketiganya memiliki perbedaan yang bukan dirasakan perorang semata. Ada perasaan kolektif bahkan untuk ukuran dunia. Ramadhan 2019 sebelum pandemi yang tentu akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan 2020 saat awal pandemi dengan segala ketakutan dan ketat memproteksi diri dan Ramadhan 2020 tahun kedua pandemi dengan kehidupan new normal. Diantara tiga tahun mari secara jujur menilai, pada tahun yang mana Ramadhan terbaik kita. Dalam artian kekhusyu'an dan ibadah benar-benar berbaik dilakukan. Bukan semata-mata rutinitas yang hiruk pikuk. Secara umum mungkin penilaian bisa dengan pendekatan : jika lebih baik dari kemarin termasuk golongan beruntung, jika sama masuk daftar orang merugi dan jika lebih buruk masuk golongan yang celaka. Kelonggaran dan kelalaian mendisiplinkan diri dengan protokol kesehatan jangan sampai bergaris lurus dengan kuantitas dan kualitas Ramadhan kita. Pandemi ini

[SEPOTONG KUE]

Dalam setiap pesta past i anda akan menemukan sisa-sisa potongan kue dan makanan lainnya begitu tak berharga terbuang begitu  saja mudahnya. Ditempat lain anda juga pasti menyadari sepotong kue kadang harus dipertaruhkan dengan nyawa satu-satu untuk sekedar mengganjal lilitan lapar diperut yang telah berhari-hari melanda jutaan pengungsi di bumi ini.  Sepotong kue kadang melahirkan kecongkakan karena nilainya yang hanya beberapa rupiah dibandingkan dengan tumpukan dollar dibrankas anda, sepotong kue nikmatnya terasa mengalir dalam setiap urat nadi dan peredaran darah anda saat menjadi satu-satunya hidangan berbuka puasa kala seharian bekerja diterik mentari. Mensyukuri dan mengingkari nikmat-Nya bisa saja lewat bagaimana anda menyikapi sepotong kue.  25042016 #MalamKerabatSemua #KalemboADE  #JanganLupaPada-Nya  www.iwan-wahyudi.net

[SEPARUH BUAH KURMA MENJAGA KITA DARI NERAKA]

Suatu hari Nabi Yusuf as ditanya, "Mengapa engkau sering berpuasa, sedang engkau adalah bendaharawan negara?", Yusuf menjawab, " Aku takut kalau aku kenyang, aku akan lupa nasib orang-orang yang kelaparan." Kelaparan dan kemiskinan permasalahan yang selalu muncul dalam setiap jaman. Dalam kepemimpinan masa siapapun. Namun, yang harus menjadi perhatian ialah empati dari pemimpin dan rakyat di daerah tersebut terhadap rakyat yang kekurangan sehingga masuk dalam kategori kemiskinan dan kelaparan. Islam sebagai agama yang diturunkan untuk rahmat bagi semesta alam tentu memberi solusi menjawab permasalahan ini. Dalam setiap harta ada hak orang lain yang harus dikeluarkan, diantaranya hak untuk orang miskin dan kelaparan tersebut. Di keluarkan bisa dalam bentuk Zakat, Infaq, Shodaqoh dan sebagainya.  Islam menempatkan sikap dermawan ini dalam hal yang mulia, hingga memberi separuh biji kurma saya dapat menjaga sang pemberi dari api neraka kelak di akhirat.  Di

[RAMADHAN TAK SUNYI]

Bulan yang dirindu sepanjang tahun itu tiba, do'a yang diucapkan dipenghujung bulan suci setahun lalu benar-benar dikabulkan-Nya. "Lubang-lubang" Ramadhan tahun lalu, setidaknya bisa dimaksimalkan agar tidak terulang kembali. Tamu agung itu datang dengan segala kemuliaan yang telah dijanjikan-Nya.  Ramadhan tahun ini memang berbeda bagi diri kita. Wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemi bukan hanya Indonesia tapi juga dunia, ia peristiwa sejarah besar dan bisa jadi tak terulang dalam jangka waktu lama. Iya, kita berada dalam peristiwa itu, namun takdir-Nya menghibur kita dengan sapaan bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan. Sebaik-baik kita yang berbahagia dan menghormati kedatangan tamu.  Pahala amal di bulan Ramadhan yang dilipat gandakan tak terkira itu tak berkurang sedikitpun oleh pandemi corona. Karena ia bagian kemuliaan yang dibawa Ramadhan.  Qiamullail lail tak lagi seramai biasanya, terutama tarawih dan witir di masjid dan langgar. Bukankah dulu juga

[HARI BUKU]

Salah satu nasehat yang selalu ibu sampaikan jika saya di rumah apalagi saat liburan "Ayo istirahat dulu baca bukunya! ". Kalian pasti tau maksud nasehat itu, jika dibandingkan anak-anak lain selalu di nasehati " Sudah berhenti main, ambil buku dan belajar sana". Awalnya sebelum bisa membaca, ibu selalu membacakan Lembergar (lembaran cerita bergambar, lakon doyok-otoy-ali oncom dll) yang menjadi suplemen koran harian ibukota Pos Kota yang tiap pulang ngajar pasti di beli paman. Berlanjut saat SD setelah bisa baca, beli komik karya Tatang S yang berkisah tentang Petruk dan Gareng. Kemudian Bapak mulai membelikan majalah Bobo yang terbit tiap pekan, hari Rabu atau Kamis (agak lupa).  Kelas enam SD sekali dua kali Bapak membelikan Majalah Panji Masayarakat. Namun, sejak pindah ke Bima sulit di dapat akhirnya yang ada cuma Majalah Suara Hidayatullah. Setamat SMA dan kuliah, Bapak masih berlangganan, sedang saya merantau beralih ke Maj

[HARI BUMI]

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-A'raf : 56)  Bumi dan segala isinya diciptakan untuk manusia, luar biasa bukan?  Bumi dengan beraneka ragam dan rupa makhluk didalamnya diciptakan dengan peran masing-masing yang seimbang, indah bukan?  Bumi dengan hamparan pesona diatasnya  dan isi perutnya begitu teratur dan tak saling meniadakan satu dengan lainnya, begitu harmoni bukan?  Menjaga Bumi, berarti menjaga dan mencintai diri dan manusia itu sendiri.  Selamat Hari Bumi, 22 April 2020 #mariberbagimakna  #inspirasiwajahnegeri

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma

[BUKAN KARTINI, TAPI IA JUGA PANUTAN KAMI]

Perempuan ini sesekali saya minta mendongeng dan dongeng ala beliau mengalir begitu saja. Entah dari mana ia mendengar dongeng yang ia tuturkan kembali itu masih membuat saya heran hingga sekarang. Hidup di pelosok desa tidak sekolah dan tentu bersama orang tua yang tidak punya referensi bacaan dan tontonan tentang dongen dan kisah-kisah fable lainnya. Perempuan ini salah seorang “pemberontak” karena melawan kebijakan penjajah Jepang yang mencari dan menculik  para gadis desa untuk dijadikan wanita penghibur (Jugu Ianfu) masa tahun 1942-1945 dengan Nika Baronta (Mbojo: Nikah Berontak). Gerakan menikahkan para anak gadis Bima dalam waktu yang sesingkat-singkatnya  dari pada dibawa militer Jepang dan dijadikan pemuas nafsu para Nippon. Kelembutan dan kesantunan berbicara selain terlihat dari kesehariannya juga diajarkan dengan sabar pada saya. Dengan menempatkan kata/panggilan/kata ganti terhadap lawan bicara yang lebih tua atau seusia  dan lebih muda dalam bahasa Mbojo (Bima

[SEBERAPA GREGET RINDUMU PADA RAMADHAN]

Dihari-hari terakhir Ramadhan tahun lalu, kita pernah dirundung sedih. Keakraban sebulan bersama kemuliaan Ramadhan seakan telah menyatu, masih banyak dosa yang harus dihapus dengan karunia Ampunan-Nya dibulan itu, masih terlalu minim amal yang diteguk dari telaga Ramadhan, masih kurang tempaannya sebagai bekal 11 bulan kemudian. Tak terasa kita begitu mengiba pada-Nya agar bisa bertemu lagi. Apakah saat ini Rindu Ramadhan masih ada, atau semakin menggebu atau bahkan kian pudar oleh hembusan angin duniawi 11 bulan belakangan? Kerinduan sejati itu tak berkurang kadarnya oleh waktu dan tempat. Bahkan semakin lama, rindu akan semakin menggunung. Semakin jauh jarak, rindu akan semakin menggebu. Rindu bukan hanya terucap diawal semata, tapi menjadi lafadz yang terus membasahi lidah, mengisi ruang hati, bercengkrama terus dialam pikiran dan terlihat dalam tingkah perbuatan. Saat mengetahui sesuatu yang dirindukan akan segera tiba. Semakin berbunga hati, semakin tak karuan menyiap

[IDENTITAS DAN EKSISTENSI]

Jika namamu Iwan apakah akan menengok saat dipanggil Budi? Saat diabsen dan dipanggil tapi namamu dilompati kenama setelahmu, padahal yang mengabsen dan semua yang ada disitu tau keberadaannya, bagaimana rasanya? Tentu tidak ada seorang pun yang bahagia dan gembira jika identitas diganti, ditukar apalagi dengan sesuatu yang tidak mencerminkan dan mewakili anda. Bahkan tak ada yang mau jika keberadaannya tidak di akui, tidak ditempatkan pada tempatnya bahkan dianggap hilang. Identitas itu sesuatu yang melekat pada seseorang dan menjadi pengenal, penanda dan pembeda dengan yang lainnya. Identitas ini lebih pada bagaimana mengenalkan diri pada orang lain dengan daftar ciri yang kita miliki. Agar sesuatu yang terkait dengan kita tidak tertukar, salah alamat bahkan salah sasaran pada sesuatu yang bukan pada tempatnya. Eksistensi lebih pada bagaimana karakter dan identitas yang kita miliki dapat diakui oleh orang lain. Karya atau kemanfaatan kita pada sekitar cenderung menjadi se

[KOMPETISI HIDUP]

Sadar atau tidak, hidup ini sebenarnya perjalanan kompetisi, Tapi hanya sebagian yang mengetahuinya. Walaupun kita hanya mengambil peran mengalir begitu saja, bukan berarti tidak masuk kompetisi. Malahan diam atau tak berpartisipasi dalam kompetisi menunjukan sikap kita dengan jelas, kita kalah sebelum berkompetisi atau takut bersaing dengan yang lain.  Kompetisi bisa bertujuan mempertahankan diri atau meningkatkan yang sudah diraih. Jika berdiam diri maka akan tertindas oleh yang lebih kuat, jika tak bergerak maka akan tertinggal dan tak diperhitungkan, jika memilih pasrah maka bersiap-siaplah untuk punah.  Kompetisi juga untuk mengukur kemampuan, peningkatan capaian. Kompetisi menyiapkan diri untuk bertarung tentunya, kompetisi juga menaikan rangking dan posisi di hadapan yang lainnya.  Dalam kompetisi hanya ada dua pilihan menang dan melanjutkan perjalanan atau kalah  sehingga punah. Karena tidak ada opsi diam artinya tak tersaingi.  @30haribercerita #30haribercerita #30

[ KENAPA KERBAU ? ]

Selesai shalat Subuh bersama kakek selalu dilanjutkan dengan sarapan pagi yang tentu sudah disediakan oleh nenek. Setelah sarapan nasi hangat dengan ikan dan lauk ala kadar orang desa, sambil menunggu kakek menyeruput secangkir kopi biasanya beliau bercerita tentang banyak hal. Dan kami menyimak, sesekali memberi tanggapan atau pertanyaan. Kemudian kami berangkat ke sawah dengan terlebih dahulu ketempat mengikat kerbau dilereng gunung depan rumah, kerbau turut serta karena ada pekerjaan membajak yang perlu diselesaikan. Penggalan kisah itu sangat melekat dalam ingatan saya, saat itu petani lebih banyak yang memelihara kerbau daripada sapi. Sekarang justru kebalikannya. Saya pernah bertanya kenapa kakek tidak memelihara sapi ? Kerbau bobotnya jauh lebih besar, penurut, daya tahan dan kekuatannya lebih lama. Hal ini sangat menguntungkan.  Kebanyakan orang mengidentikan kerbau sebagai pemalas, tak jarang kita dengar orang berkata "Dasar Kerbau" pada orang yang pemala

[Kita Adalah Pemimpin]

 Setiap Kalian Adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya ( HR. Bukhari dan Muslim )   Tak seorangpun dimuka bumi ini yang tak memimpin minimal ia akan memimpin atas dirinya sendiri,  tak ada alasan apalagi mengelak atas hal itu karena kita adalah manusia yang hidup di dunia ini. Kemudian kepemimpinan itu seiring dengan berjalannya waktu akan bertambah saat kita berinteraksi social dengan manusia lainnya dalam sebuah komunitas dan masyarakat, berkeluarga dan beranak pinak. Karena tak seorangpun diantara kita yang dapat hidup seorang diri. Semua itu pula pasti dimintai pertanggungjawabannya, sekecil apapun apalagi yang besar, baik sekarang atau esok, di dunia dan kelak diakhirat. Dalam kepemimpinan setidaknya ada dua hal yang pokok yaitu Kemampuan Mengelola (Manajerial) dan Rasa Bertanggung Jawab. Kemampuan mengelola lebih pada bagaimana manusia dapat menata dan mengatur dirinya sendiri dan masyarakat sekitar sesuai dengan f

[KONTESTASI POLITIK JANGAN MERUSAK PERSAHABATAN]

Persahabatan itu bukan sekedar keperluan beberapa saat  agenda lima tahunan semata, tapi ia telah bahkan akan berlanjut lebih lama lagi. Perbedaan pilihan politik tak boleh memecah persahabatan, memutus ikatan kekeluargaan, merusak kekompakan rumah tangga. Agenda politik lima tahunan dan itu tidak full terjadi selama lima tahun, mulai setahun terakhir dan memanas sebulan menjelang pencoblosan. Jangan korbankan hal baik yang sudah dilakukan, sedang dikerjakan dan sudah direncanakan untuk esok termasuk persahabatan. Bagaimana sengitnya perdebatan dan pertentangan antara Muh. Nasir dari Partai Masyumi dan Aidit dari PKI dalam sidang-sidang parlemen dan konstituante. Tetap saja ada waktu mereka duduk rehat berdua diluar gedung pertemuan sambil menanyakan keluarga masing-masing dirumah. Dan tentu kami tak layak disebut mewakili (menyamakan diri) atau sok besar seperti mereka. Jauhlah itu, ini hanya memaparkan bagaimana para pendahulu memberikan mata air keteladanan. Saya sejak t

[SIAPKAN RAMADHAN LEBIH AWAL AGAR RUANG MEMINTA BERJUMPA KEMBALI LEBIH BANYAK]

Waktu seakan hanya sekelebat. Baru kemarin rasanya puasa Ramadhan, kini sudah hampir datang lagi, belum terlalu lama perjalanan mudik kekampung halaman terlewati, ternyata sudah akan terulang kembali. Siklus tahunan itu begitu cepat pergi dan kini menyapa kembali. Ia telah menunaikan secara disiplin tugasnya dalam setahun. Namun tak banyak yang berubah dari diri kita, setelah meninggalkan Ramadhan tahun lalu. Bahkan kita masih saja seperti itu-itu saja atau bahkan mengalami kemunduran yang tak disadari : miskin ibadah, minim amal, sedikit mengingat-Nya dan berbuat kebaikan. Dan kita belum juga melakukan perbaikan yang berarti. Mengapa perlu menyiapkan Ramadhan jauh-jauh hari? Ini kan masih tiga pekanan atau bulanan hari lagi? Mewarning diri lebih awal akan kedatangan Ramadhan, akan membuka ruang kesempatan lebih banyak dan panjang untuk berdo’a agar sampai kembali bertemu bulan yang mulia tersebut. Ketika seorang manusia agung Nabi Muhammad SAW menyiapkan diri setidaknya du

[SIAPA YANG PALING MENYAYANGI MU ?]

Ketika pertama kali kulit ini merasakan udara dunia saat dilahirkan, perhatian dan kasih sayang kedua orang tua tak pernah henti mengalir pada kita semua. Bahkan sejak belum dilahirkan, mereka mencurahkan sayangnya dengan merawat janin dalam kandungan ibu. Lalu saat kedua orang tua kita tertidur siapa yang masih terus mengalirkan kasih sayang itu dengan tetap mengatur kehidupan janin dalam kandungan, usia balita dalam pertumbuhan dan umur remaja mana kala kita beranjak dalam tahap perkembangan? bahkan saat kita sendiri tertidur. Saat kita tertidur, itulah waktu dimana kita melepaskan segala sesuatu yang berurusan dengan diri kita. Tak ada satu aktifitaspun yang kita kuasa mengaturnya saat itu. Pekerjaan yang ditekuni, kendali terhadap sesuatu yang dimiliki, bahkan proses metabolisme tubuh yang dirasakan sekalipun, lenyap dari fungsi panca indera melaporkannya ke otak sementara waktu.  Yang paling sayang dan perhatian padamu, senantiasa mengalirkan kasih sayang adalah Tuhanm

[UMUR YANG INDAH, SA'AT KURANG TETAP BISA BERBAGI]

" Sebagai seorang muslim hendaknya engkau mempunyai tiga hal yang positif : Jika tidak dapat memberikan manfa'at kepada orang lain, maka janganlah engkau memberikan mudharat kepadanya. Jika tidak mau memujinya, maka janganlah menjelekkannya. Dan jika engkau tidak bisa membuatnya bahagia, maka janganlah membuatnya bersedih. " (Yahya bin Mu'adz ra)  Foto ini bila saya pandangi pada masanya saat itu dengan hari ini pasti akan mengalirkan rasa yang berbeda. Semakin lama usia dokumentasi berjarak dengan waktu kita saat ini pasti ada getaran tersendiri yang mengalir dalam memory kepala dan ruang hati seseorang. Rasa dan getaran itulah yang mengukur seberapa banyak saat-saat indah dalam usia kita.  Saat itu kami baru semester tiga, masih belum tuntas beradaptasi dengan dunia belajar dikampus. Sebagai anak rantau tentu akan ditambah dengan proses adaptasi lingkungan. Butuh waktu, energi juga materi tentunya. Kami juga bukan golongan yang serba memiliki semua. Jadi

[BOROS] 06 Ramadhan

Setiap Ramadhan salah satu hal yang terulang ialah membeli banyak makanan untuk berbuka yang di dorong oleh hawa nafsu rasa lapar, namun pada saat berbuka tidak dapat di habiskan dan tersia-siakan.  Mubazir atau dalam bahasa Indonesia sehari-hari kita kenal dengan boros dapat diartikan dengan menyia-nyiakan atau membuang-buang harta atau benda, sehingga manfaat yang semestinya untuk manusia terbuang dengan sia-sia.  Kita bisa berkaca dengan hal sederhana, seberapa sering kita meminum air mineral kemasan baik gelas maupun botol, tapi tak habis dan sisanya dibuang begitu saja?  Beberapa faktor yang mendorong manusia berperilaku boros diantaranya karena ketidakpedulian, ketidaktahuan/kebodohan, terjebak gaya hidup (suka meniru) hingga budaya atau ideologi yang melandasi.  "Sesunguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. " (QS. Al-Israa' : 27)  18042021 #EnergiRamadhan #MariBerbagiMakna #Catata

[PELUANG ITU BERNAMA WAKTU]

Jika diri masih dapat bernafas, ruh dan jasad belum terpisahkan maka dapat dipastikan kita masih hidup. Masih punya waktu dimuka bumi ini dengan segala daftar jatah rejeki kita dari Allah SWT. Allah SWT sudah menentukan jatah waktu setiap manusia. Ada yang singkat bahkan ada yang panjang sekali. Panjang pendeknya usia hal itu mengartikan bahwa sejumlah itu peluang dan kesempatan yang diberikan bagi kita untuk mengisinya, menggunakannya dan mengoptimalkan potensi dan peran yang bisa dilakukan. Bercontoh pada Wabah Covid-19 saat ini. Waktu kita semua sama terjatah 24 jam sehari. Sebagian ada yang mengalami penurunan aktivitas, menyusutkan produktifitas, bahkan cenderung menyiakan waktu luang. Bagi yang biasa diluar, maka anjuran dirumah saja akan menjadi alasan utama. Oleh karena kita harus menjaga, memelihara dan menumbuhkan anugerah Akal yang diberikan-Nya dengan mengambil peluang dan kesempatan banyak dirumah dalam aktifitas selain rutinitas diluar. Hal tersebut bisa kita

[PUASA PERANG JAWA] 05 Ramadhan

Diantara panggilan keimanan ialah meninggalkan hal terkait dunia ketika panggilan-Nya menggema. Namun, banyak diantara kita yang menjadikan hal sepele terkait urusan dunia sebagai alasan melalaikan perintahNya.  Perang Jawa antara tahun 1825-1830 antara Belanda dan Pangeran Diponegoro menjadi salah satu medan yang menakutkan bagi penjajah. Selain waktu yang lama dan membuat tentara frustasi, tentu biaya Perang yang dikeluarkan tidak sedikit.  Empat hari sebelum masuki bulan Ramadhan Pengeran Diponegoro tiba di Menoreh sebuah pegunungan berbatasan Bagelen dan Kedu dengan 700 orang prajurit kemudian bergabung yang lain sehingga menjadi 800 prajurit. Sesuai kesepakatan dengan utusan Gubernur Jenderal Belanda Hendrik Merkus Baron de Kock bernama Jan Baptist Cleerens bahwa selama puasa tidak ada pembicaraan apapun terkait perang atau diadakan gencatan senjata.  Pangeran Diponegoro dan pasukannya fokus dengan ibadah dan berlatih kanuragan mengisi waktu libur perang Jawa tersebut.

[SAHUR TERAKHIR] 04 Ramadhan

Jam menunjukkan lewat pukul 04.00 subuh Ramadhan 1364 H. Dari salah satu ruangan yang sejak semalam diisi oleh tiga orang untuk menyelesaikan pekerjaan lemburnya keluar satu demi satu menuju dapur mengambil makanan untuk sahur dengan menu seadanya yang disiapkan para asisten rumah tangga pemilik rumah. Menu sahur tanpa nasi, hanya ikan sarden, telur dan roti. Sahur terakhir dengan status yang disandang  350 tahun, karena mulai besok status merdeka akan menjadi nyata bagi seluruh bangsa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bersama di sebuah ruangan  di salah satu sudut Rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda,  Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo berpikir keras dan bersialng pendapat merumuskan naskah proklamasi. Sementara di ruang tamu para pemuda lain menunggu teks proklamasi diselesaikan. Hal itu di abadikan oleh Rosihan Anwar dalam ‘Sutan Sjahrir : True Democrat, Fighter for Humanity 1909-1966’, “ Lewat pukul 04.00 subuh, perumusan naskah proklamasi rampun