Langsung ke konten utama

[SIAPA YANG PALING MENYAYANGI MU ?]

Ketika pertama kali kulit ini merasakan udara dunia saat dilahirkan, perhatian dan kasih sayang kedua orang tua tak pernah henti mengalir pada kita semua. Bahkan sejak belum dilahirkan, mereka mencurahkan sayangnya dengan merawat janin dalam kandungan ibu. Lalu saat kedua orang tua kita tertidur siapa yang masih terus mengalirkan kasih sayang itu dengan tetap mengatur kehidupan janin dalam kandungan, usia balita dalam pertumbuhan dan umur remaja mana kala kita beranjak dalam tahap perkembangan? bahkan saat kita sendiri tertidur.

Saat kita tertidur, itulah waktu dimana kita melepaskan segala sesuatu yang berurusan dengan diri kita. Tak ada satu aktifitaspun yang kita kuasa mengaturnya saat itu. Pekerjaan yang ditekuni, kendali terhadap sesuatu yang dimiliki, bahkan proses metabolisme tubuh yang dirasakan sekalipun, lenyap dari fungsi panca indera melaporkannya ke otak sementara waktu. 

Yang paling sayang dan perhatian padamu, senantiasa mengalirkan kasih sayang adalah Tuhanmu. Renungkan, saat kita tidurpun, Dia tetap mengatur dan menjalankan banyak urusan untuk kita.

“ Katakanlah (Muhammad) : “Apakah (patut) aku akan mencari Rabb selain Allah, padahal Dia adalah Rabb bagi segala sesuatu?...” (QS.Al-An’aam ; 164).

Banyak karunia-Nya yang dirasakan namun tak kuasa menghitungnya, dan lebih banyak lagi yang tak terasa namun kita butuhkan dan dipenuhi oleh-Nya. Saatnya menghargai setiap kasih sayang dengan menebar kasih sayang pada semesta.

19042020
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
@iwanwahyudi1
Foto : Hadi Kurniawan
Lokasi : Embung Roka Bima

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me