Langsung ke konten utama

[ KENAPA KERBAU ? ]

Selesai shalat Subuh bersama kakek selalu dilanjutkan dengan sarapan pagi yang tentu sudah disediakan oleh nenek. Setelah sarapan nasi hangat dengan ikan dan lauk ala kadar orang desa, sambil menunggu kakek menyeruput secangkir kopi biasanya beliau bercerita tentang banyak hal. Dan kami menyimak, sesekali memberi tanggapan atau pertanyaan. Kemudian kami berangkat ke sawah dengan terlebih dahulu ketempat mengikat kerbau dilereng gunung depan rumah, kerbau turut serta karena ada pekerjaan membajak yang perlu diselesaikan.

Penggalan kisah itu sangat melekat dalam ingatan saya, saat itu petani lebih banyak yang memelihara kerbau daripada sapi. Sekarang justru kebalikannya. Saya pernah bertanya kenapa kakek tidak memelihara sapi ? Kerbau bobotnya jauh lebih besar, penurut, daya tahan dan kekuatannya lebih lama. Hal ini sangat menguntungkan. 

Kebanyakan orang mengidentikan kerbau sebagai pemalas, tak jarang kita dengar orang berkata "Dasar Kerbau" pada orang yang pemalas. Bagi saya kerbau mengajarkan beberapa cara hidup yang baik dibalik julukan pemalasnya.

Kerbau penurut dan setia, diajak dan dibawa kemanapun oleh tuannya akan menurut. Selain itu kerbau memiliki daya tahan yang kuat dan panjang, tak semua orang punya kemampuan bertahan dan nafas bergerak yang lama. 

Kerbau jika diperhatikan cenderung lebih stabil dan tidak reaktif. Hal tersebut sangat diperlukan dalam mengahadapi dan mengatasi setiap permasalahan, bukan berarti lambat atau takut mengambil keputusan.

Setiap ciptaan-Nya pasti memiliki makna dan manfaat. Dalam setiap banyak kekurangan pasti memiliki kelebihan sekecil apapun itu.

@30haribercerita 
#30haribercerita 
#30hbc2019 
#iwanwahyudi 
#mariberbagimakna 
#inspirasiwajahnegeri #rehatiwan
@iwanwahyudi1 

Foto : Rombongan Kerbau di Bendungan Batu Bulan Sumbawa NTB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...