Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

[BACALAH]

Apa yang kita ucapkan tak jauh dari apa yang ada dan mengisi pikiran. Dan isi pikiran sedikit banyak terbangun dari apa yang dibaca. Mungkin itulah kenapa doktrin rajin membaca selalu didengungkan oleh orang tua dan para guru kita. 31032018 00:10 Kedai Kalikuma #IwanWahyudi #MariBerbagiMakna www.iwan-wahyudi.net

[Anak Rantau, Kopi dan Strategi]

Bagi saya "anak rantau" masih identik setidaknya pengingat pada para penuntut ilmu yang meninggalkan kampung halamannya menjadi pengelana ilmu didaerah orang. Ya, memang sejak Doeloe itu yang terjadi khususnya di kampung saya. Jarang sekali mereka yang keluar meninggalkan kampung dalam jangka lama selain untuk menuntut ilmu (beda dengan sekarang). Mereka pergi agar lebih cepat dewasa, menjelajahi daerah luar dan kemudin "kembali" untuk membangun tanah kelahirannya. Minum kopi juga masih identik dengan kampung. Minuman hitam pahit yang memikat bangsa-bangsa di dunia berebut menjajah Indonesia ini. Selain orang tua, anak muda juga mulai menjadikan kopi gaya hidup. Sehingga bertebaran kedai kopi yang tak asing lagi terlihat anak muda didalamnya. Kopi juga masih identik sebagai teman setia -bergadang- mengerjakan tugas dan laporan bagi para anak rantau para mencari ilmu untuk mengusir kantuk. Mengatur dan mengelola strategi agar dapat survive (bertahan hidup

[KAMMI, SEBILIK HATIKU]

Sampai semalam (Jum'at 29 Maret 2019 malam) ada yang bertanya "Bang kok belum ngucapkan Milad KAMMI?". Wajar mungkin ada pertanyaan tersebut karena hampir semua aktifis, alumni dan tokoh serempak mengucapkan milad disemua media sosial, dan saya belum melakukannya. Jujur laptop saya sejak Kamis siang (sehari sebelum hari milad) error dan seharian saat hari H milad teman diruangan semua sibuk mengerjakan tugas masing-masing dan laptop tentu tak bisa dipinjam. Jika hati hanya memiliki dua serambi dan dua bilik, maka saya bisa pastikan salah satu biliknya milik KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Lebay ente bang, beneranlah masa saya mau buat KAMMI baperan, kuawalat bakalan nanti. Sejak akhir SMA hingga kini saya masih bersama KAMMI. Sejak belum menjadi apa-apa, mengisi ruang beramal bersama KAMMI hingga tidak menjadi apa-apa lagi kecuali sebutan alumni semata, tetap KAMMI memiliki tempat yang khusus dan tak dapat dihapus dari ingatan, dilumpuhkan da

[KESATUAN YANG MENGUATKAN]

3 Desember sore itu sebuah ikrar terucap, bukan hanya seremonial biasa bagi saya. Namun kesatuan tutur, pikiran dan juga hati yang larut didalamnya. Bukan sumpah jabatan, tapi cuma sekedar menjadi anggota biasa. Ikrar itu masih terjaga hingga kini walau telah melewati dua dekade. Walau status bukan sebagai mahasiswa lagi sebagaimana ruang keanggotaannya. Cita-cita dan visi besar yang turut mendorong kelahiran serta garis finish yang diharapkan terus menghidupi hari-hari. Bukan cita-cita dan visi seorang mahasiswa semata tapi kebangsaan yang akan dituntut oleh generasi dibelakang zaman nanti jika pada masa kini tak diperjuangkan sepenuh hati, tekad, pikiran dan gerakan.  Kesatuan yang menguatkan apa yang terucap dengan isi hati dan gerak langkah mewujudkannya. Bukan tidak nyambung sehingga menghasilkan pribadi yang konslet.  Kesatuan yang menguatkan apa yang menjadi ranah personal dan juga wilayah sekitar dan kebangsaan. Hidup ini bukan sekedar mengej

[CORONA, LOMPATAN SUNYI]

Covid-19 sebuah batu lompatan, bukan arus yang menenggelamkan Virus Corona tanpa suara dan gaduh aktivitasnya, namun nyata serta menghebohkan jagad. Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir dan kedepan tentunya. Banyak perekonomian rakyat biasa hingga negara adidaya tergoncang, tubuh-tubuh kekar roboh, para medis berguguran, hingga aktifitas sosial yang lengang.  Sesunyi Corona dalam menyebar ke segala antero jagad. Corona menyadarkan kita bahwa sebuah gerakan tak selamanya harus riuh dan berisik, karena yang diperlukan adalah hasil, efek dan daya pengaruhnya pada sekitar. Makin besar dan luas radius keberasaan terhadap sekeliling, semakin luar biasa berarti keberadaannya. Corona laku sunyi sebuah efek lompatan aktifitas dalam kacamata kehebatan virus. Lalu apa efek lompatan pada manusia yang dalam hal ini sebagai "korban"?. Ada kesadaran kolektif yang masif bahwa virus dan bakteri itu ada dan penyakitnya harus dilawan dengan pola hidup bersih yang selama ini bany

[ 14 HARI UNTUK APA DAN SIAPA? ]

Empat belas hari atau dua pekan, sejak 16 hingga 29 Maret 2020 esok bagi saya atau sebagian besar anda merupakan waktu yang bersejarah. Belum pernah sebelumnya dalam hidup mengalami instruksi untuk berdiam diri dirumah selama itu.  Ada yang kurang menyenangkan memang selama 14 hari tersebut, pekerjaan tidak optimal karena harus dilakukan secara online, ada yang terpaksa tak menghiraukan himbauan itu karena harus bekerja serabutan menghidupi keluarga, perjalanan penting tertunda, kegiatan besar yang disiapkan jauh hari terpaksa menggantung pelaksanaannya dan sebagainya. Namun, tak sedikit yang mengambil keuntungan dengan menyalahgunakan 14 hari ini : Pergi berlibur, pulang kampung, nongkrong rame-rame sampe larut malam dan seterusnya. Saya ingat sebuah pesan seseorang bulan Januari lalu, " Sebenarnya ini untuk apa dan siapa ?". Saya coba mencari jawab dalam kata bercermin, berubah dan bernilai. Cermin benda datar yang sangat jujur memantulkan bayangan. Sejauh ini s

[SUNYI BUKA BERARTI DIAM]

Kerabat, siapapun itu pasti memiliki batas kesabaran. Kalo sudah bertubi-tubi dibanting, berkali-kali tersakiti, sekian lama hanya disenandungkan janji manis, garis kesabaran itu pasti hampir habis. Diamnya mereka bukan tanpa gerak, sunyinya bukan tanpa berpikir. Api dalam tumpukan dedak selalu tak kelihatan, namun terus menyala. Hanya memberi pertanda berupa asap, namun didalam terus merayap hingga trakhir bara itu hanya tersisa untuk menyelesaikan menghanguskan permukaan paling luar saja. Rakyat Indonesia seperti itu, paling sabar, tidak spontanitas apalagi reaktif. Namun selalu memiliki momentum sebagai klimaks dari akumulasi yang mereka rasakan. 25032015

[ BUKAN SEBAB LEBIH KITA BERBAGI, TAPI KARENA PEDULI ]

Apa yang bisa engkau berikan jika tak memiliki apa-apa?. Ungkapan itu mungkin benar. Tapi juga tak semua orang yang memiliki sesuatu itu mau memberi. Ini bukan hanya masalah materi, tapi empati dan peduli yang mengisi hati. Berlebih bukan syarat mutlak untuk berbagi. Karena berlebih itu relatif dan tergantung kebiasaan dan nilai rasa standar masing-masing orang. Cukup menurut kita, boleh jadi kurang bagi orang lain. Kurang dalam pandangan kita, dari kacamata orang lain bisa terlihat lebih dari cukup bahkan melimpah. Jika menunggu berlebih baru berbagi. Maka alangkah ruginya mereka yang belum mencapai kadar berlebih, tak bisa mendapatkan pahala dan kenikmatan berbagi. Jumlah mereka yang berkecukupan pastinya lebih kecil dan sebaliknya yang kekurangan jauh lebih banyak. Bila landasan dalam hati adalah peduli, maka sekecil apapun pasti akan dibagi. Jika ruang hati dipenuhi empati, maka berbagi tak hanya sebatas materi, bisa berupa tenaga, pikiran bahkan senyum dan perhatian se

[MEREKAM JEJAK LANGKAH, JENDELA SEJARAH]

Dari mana kita tau cerita tentang sumpah pemuda, heroisme peristiwa Rengasdengklok, kisah perang Diponegoro, Sumpah Amukti Palapa Gadjah Mada dan Kejayaan Majapahit serta beribu bahkan jutaan jejak sejarah yang kaya pelajaran tersebut? Membaca catatan, babat, prasasti dan sejenisnya. Peninggalan tertulis lebih meyakinkan dan mudah dipelajari dibanding benda dan pusaka.  Jendela sejarah akan semakin terang ditelusuri saat peninggalan tertulis didapatkan. Jika peninggalan berupa benda maka diperlukan penelitian lebih jauh apakah benda itu seusia dengan masa atau jaman apa dan sebagainnya. Kitab Mpu Tantular, Surat-surat RA Kartini, catatan harian Soe Hoek Gie, Risalah Rapat Kongres Pemuda I dan II (Sumpah Pemuda), Notulensi Rapat BPUPKI, Naskah Perjanjian dengan penjajah pasca kemerdekaan adalah diantara saksi tertulis sejarah yang akan bertutur dijaman setelahnya dengan lugas sebagai jendela sejarah yang luar biasa.  Jejak tertulis menjadi pewarisan yang berharga bukan hanya

[PUISI]

aku bisa jadi aksara yang berkisah tentang mu.  aku bukan puisi yang menggores lembar harimu.  aku bahkan bukan lafaz do'a yang khusyu dalam pintamu.  aku hanya bisa bertutur jujur apa adanya bukan fatamorgana. 21032019 @iwanwahyudi1  Hari Puisi Sedunia, 21 Maret

[SAHABAT, TAKDIR JIWA]

Saya termasuk orang yang yakin jika persahabatan yang sudah terjalin akan dipertemukan kembali. Siang tadi usai Shalat Dzuhur dimasjid Batu Alang Kecamatan Moyo Hulu Sumbawa dipertemukan dengan sahabat semasa di Kampus. Beliau Ikhwan Syahruddin aktivis BEM FKIP Universitas Mataram pada masanya. Kini beliau mengabdi sebagai pendamping Desa di Kecamatan Moyo Hulu. Mungkin saat dulu dikampus, kami tidak pernah berpikir bagaimana dan dalam momentum apa suatu saat akan bisa bertemu kembali. Dari latar berlakang daerah asal kami tentu berbeda dan dari keahlian pastinya dari fakultas berbeda agak sulit bisa dalam satu keahlian kerja. Begitulah Allah menakdirkan dan mengatur semua skenario, bahkan yang tak pernah tersirat dalam pikiran sekalipun. Saya yakin ini salah satu buah dari do'a  yang senantiasa dilantunkan agar senantiasa dapat dikumpulkan dalam kebaikan dan bersama orang-orang baik. " Ya Allah satukan kami dalam ikatan cinta kepada-Mu". Jika waktu itu rahasi

[ RAMADHAN, JANGAN SEKEDAR ...]

Apapun yang kita lakukan dan diposisi manapun berpijak, kita harus sadari itu semua karena kekuatan yang Allah SWT berikan. Suatu hari Abdullah bin Mas'ud ditanya " Bagaimana engkau dan para sahabat dahulu menyiapkan diri untuk Ramadhan ?". Ia menjawab " Tidak seorangpun dari kami yang berani memasuki hilal Ramadhan, sedang didalam hatinya ada sebiji dzarah rasa dengki kepada sesama saudaranya yang muslim". Ramadhan bulan mulia, pengantar-pengantar menjelang kedatangannya harus mengisi cangkir-cangkir bening hati yang beriman agar segala keangkuhan luluh dan meleleh. Karena ini bukan sekedar masalah banyaknya materi didapur untuk persiapan. Ya Rabb, sampaikan kami pada Ramadhan -Mu tahun ini. 20032020

[TENGGELAM]

Akhirnya engkau nanti akan berada pada sebuah kondisi yang pernah kau dengar dari pendahulu.  Saat lelah bisa menjadi alasan untuk urung menemui, namun cinta mereka mengalahkannya. Kala yang lain bersiasat menolak secangkir madu, tapi engkau sedang tenggelam didalamnya. Toh pun engkau melakukan semua karena-NYA. Bukan karena mereka yang pongah petantang-petenteng dengan kekuasaan yang bukan sekedar menyesakan orang lain, tapi merampas kemanusiaan sesama. (Catatan Awal Malam seorang sahabat ) 21032018

[LITERASI JEMBATAN ANTAR GENERASI]

Jika setiap tempat dan ruang adalah sekolah, orang dan semesta adalah guru, maka setiap waktu dan tempat adalah bentang pembelajaran yang diberikan Sang Pencipta bagi kita semua. Kuliah ditempat yang unik tentu makin banyak hal baru dan menantang yang di lihat, rasakan dan alami. Apalagi jika kebhinekaan menjadi penopang suasana pembelajaran yang nyaman, lebih dari 21 Provinsi di Indonesia sumber asal para mahasiswa plus dari Thailand dan Yordania. Miniatur mini Indonesia. Bentang waktu selama dikampus tentu banyak cerita, beragam Kisah, beraneka pengalaman dan tak sedikit hikmah dari semua itu. Bertemu dalam satu kutub dari berbagai suku, karakter, kelebihan, keunikan dan wawasan serta motivasi menjadikannya lebih istimewa dan spesial. Mencoba merunut, memilah, memilih dan membunyikan kembali dalam ruang berkisah adalah langkah agar beragam pembelajaran menjadi mutiara-mutiara spirit yang tak mati melintasi generasi. Literasi jembatan penyambung tiap generasi. Hal itu yang

[LELAH YANG MEMBAHAGIAKAN]

Setiap selesai mengajar kuliah dosen muda itu selalu berkata pada kami "Aku tiap selesai ngajar selalu capek". Lalu saya bertanya "capek karena faktor mahasiswanya atau karena totalitas menyampaikan materi", " totalitas mengajar bang" jawabnya semangat dan puas. Kadang bahagia itu tak selamanya terputar pada urusan bernama materi. Lelah, capek dan peluh sekalipun itu adalah kebahagiaan. Bukankah rasa bahagia itu lebih dalam maknanya dan kian membuncah keharuan setelah berlelah proses menggapainya? Proses lelah kita mungkin tak seketika itu terbayar dengan hasil yang dicapai.  Namun ada jeda waktu untuk melihat efeknya. Para pengajar perlu waktu pembuktian kebahagiaan muridnya saat mereka berhasil dan sukses dikemudian hari. Namun hebatnya para pengajar ini telah merasakan bahagia saat keluar kelas jauh sebelum hasilnya terwujud, kenapa? Karena mereka punya keyakinan tak ada lelah yang percuma dalam kebaikan, tak ada capek yang sia-sia saat mela

[ERA ONLINE KARENA CORONA]

Terhitung mulai Hari Senin 16 Maret 2020, baik Kemendikbud, Gubernur NTB dan Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) mengeluarkan edaran terkait antisipasi beredarnya virus Corona yang salah satu diantaranya tidak melakukan aktifitas berkerumun. Pagi hingga siang dilakukan rapat Pimpinan, Kepala Badan dan Dekan melalui online. Awalnya saya agak gagap teknologi juga terkait aplikasi yang digunakan rapat online, padahal aplikasi ini mudah dan sudah ada cukup lama. Setelah lama coba-coba akhirnya bisa juga. Salah satu hikmah yang bisa saya ambil dari Covid-19 ini, kita lebih mengoptimalkan semua fasilitas Teknologi Informasi yang tersedia. Selain rapat, kelas belajar dan pembinaanpun dilakukan secara online. Mau tidak mau para mahasiswa sendiri harus mengakrabkan diri dengan aplikasi belajar jarak jauh (online). Corona membuat lebih akrab dengan era online. 18032020

[MIMPI JALAN MEMULAI IMPIAN]

"Jika engkau percaya pada mimpi, cuma ada satu cara agar orang lain juga percaya, TULIS dan BUKTIKAN". (Iwan Wahyudi) Kenapa harus menulis? Bukankah jika hanya menulis itu sama saja dengan menceritakan mimpi dan semua orang akan fasih berkisah tentang mimpinya, baik itu mimpi indah maupun mimpi buruk. Yang dibutuhkan mereka yang bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. Baiklah, menulis mimpi itu ada dua manfaatnya. Pertama, ia sebagai pengingat dimana pun, bahwa kita punya mimpi yang harus diwujudkan. Biar ia tertanam dialam bawah sadar kita sekaligus. Kedua, jika mimpi itu belum terwujud sedang jatah usia telah habis. Ada orang yang dapat diwarisi tentang mimpi itu agar bisa terwujud. Lalu apa urusan dengan di BUKTIKAN?. Mimpi terbaik adalah mimpi yang bisa kita bawa keluar dari waktu tidur. Jika mimpi adalah bunga tidur, maka saat ia terwujud akan menjadi bunga kehidupan. Dan mimpi terbaik adalah mimpi yang berwujud bukan sekedar dalam tidur, alam imajinasi dan fiksi sem

[INSPIRASI PERTEMANAN]

Awalnya saya termasuk orang yang kurang  percaya bahwa disetiap tempat dimana Allah takdirkan kita berjejak, akan ada Inspirasi dan hikmah yang dipetik dari teman-teman yang diperkenalkan dalam hidup kita. Karena proses berkenalan hingga memilah mana teman yang benar-benar berteman itu perlu waktu. Akhirnya satu persatu misteri waktu menjawabnya dengan begitu indah. Hal itu terjadi bahkan ditanah rantauan dimana kita berjarak dan tak lagi bersama teman-teman lama yang sudah berasam garam bersamanya. Lebihnya malah ada hal baru yang belum pernah terasa ada sebelumnya dan bertumbuh dalam interaksi baru. Satu ini senior saya dikampus (kaos kuning) @repi.s.tomandar , sejak awal saya terkesan dengan gaya retorika mantan ketua BEM fakultas dan salah satu menteri di BEM universitas ini. Ia perantau dari Sulawesi, menuntut ilmu di Lombok dan sekarang berkarya dan mengabdi diSumbawa dengan aksi sosial kemanusiaan relawan @rumahzakat.  Satunya lagi Rektor Muda yang mendedikasikan wak

[KONFLIK EGO]

Ego atau nafsu adalah hal yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia normal dan hidup. Ia tak bisa dimusnahkan dalam diri manusia, yang bisa dilakukan adalah meminimalisir, mengatur agar tak mengelabui akal pikiran, dan kejernihan sikap hati juga mengelabui tindak laku. Sebagian besar bahkan seluruh konflik timbul atas dasar ego yang tak dikendalikan atau bahkan sengaja membenturkan ego untuk maksud tertentu  mengambil manfaat dari konflik yang tercipta. Jika sudah begini ada pihak lain yang mengambil keuntungan atas konflik ego yang dipelihara dan dikembangkan tersebut. Tanpa mengatur ego tarikan udara saat menyeruput kopi, tentu anda akan rasakan konflik antara menikmati atau meminum kopi. Mari Kopi Weekend 17032018 20:55 Kamar 1A5 #InspirasiWajahNegeri #RefleksiAkhirPeka #MariBerbagiMAKNA www.inspirasiwajahnegeri.blogspot.com

[APA YANG BISA DILAKUKAN JIKA HANYA MENJADI BUIH?]

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud). Jika anda melihat lautan pasti akan melihat dua hal : OMBAK dan BUIH. Kecil ataupun besarnya ombak berkejaran menuju pantai diatasnya pasti ada buih yang kadang juga terhembus oleh angin sehingga semakin terombang ambing. Lihatlah dahsyatnya ombak, ia bergerak dari tengah lautan berawal dari hembusan angin, kemudian bergerak dan membesar menerjang pantai, menerjang karang yang kokoh dan sekeras apapun. Ombaknya yang mengikis karang hingga rapuh,

[RUANG RINDU BERNAMA JARAK & WAKTU]

Dilan bilang "Rindu itu berat, biar aku saja". Lepas dari itu rasa yang jujur atau hanya hiperbola, saya menilainya belum terlalu berat karena dia masih bisa berkomunikasi dengan milea dalam jangka waktu yang amat singkat dan jarak yang memisahkan antara mereka tak seberapa.  Rindu dan Jarak. Jika perpisahan itu dibatasi oleh jarak yang jauh maka level rindu pasti akan tinggi. Mereka yang terpisah begitu jauh melintasi pulau bahkan negara tentu akan sedikit memiliki kesempatan bertemu, hal ini yang makin menumpuk kerinduan.  Rindu dan waktu. Selain dimensi ruang yang berjarak, dimensi waktu akan membawa seseorang pada rasa rindu. Jika membandingkan tak bertemu dalam beberapa waktu saja dengan perpisahan yang bertahun-tahun, tentu makin lama waktu tak sua akan menggunung rasa rindu.  Itulah kemudian yang menjadi skala level rindu dapat diukur bobotnya dengan kurun waktu dan panjangnya jarak antara para perindu.  15032020 #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna #InspirasiWaj

[NIKMAT TERINDAH DIGAPAI DENGAN LELAH]

Nikmatnya makan terasa benar saat lapar, Segarnya minum lebih nikmat diteguk kala haus. Ya, memang begitu dan anda semua pasti mengamininya. Pernahkah anda merasakan nikmat saat menyantap makanan dalam kondisi perut kenyang? Atau begitu merasakan segarnya tegukan air minum tapi saat perut kembung?. Tentunya anda sepakat menikmati sesuatu pasti ada cara dan waktunya. Begitu pula dalam menikmati episode kehidupan. Kesuksesan akan sangat terasa nikmat dan mendalam rasa syukur yang hadir kala ia digapai dengan tangan sendiri, berpeluh dan letih menggapainya, jatuh bangun untuk mempertahankannya dipuncak. Dibandingkan memperolehnya dengan biasa saja, jalan yang datar dan mulus tanpa halangan atau kesuksesan hanya diperoleh gratis ibarat warisan semata.  Kita akhirnya menyadari jika nikmat terindah itu hanya dapat dirasakan oleh mereka yang berjuang dan berlelah-lelah bersamanya. Indahnya puncak dengan segala maknanya hanya dirasakan oleh mereka yang mendaki menapaki tiap debu di

[MENANTANG TANTANGAN]

Jika biasanya kita ditantang oleh tantangan, kenapa tidak sebaliknya kita menantang tantangan. Bukan berarti mencari masalah tapi menyiapkan diri menghadapi setiap tantangan hidup yang merupakan keniscayaan. Tantangan pasti akan datang pada setiap orang, baik mereka yang bermental petualangan dan pengelana atau mereka yang berpangku tangan dan bermalasan. Bisa jadi kemalasan yang mendera itulah tantangan sebenarnya bagi mereka untuk menaklukkannya. Menantang setiap tantangan lebih pada menyiapkan diri lahir dan batin terhadap tantangan yang telah dapat diprediksi kedatangannya atau yang akan tiba-tiba menyapa tanpa kepastian waktunya. Kesiapan mental menjadi yang pertama, mereka yang telah menyiapkan mental cenderung menghadapinya dengan lebih tenang dan ketenangan menjadi kunci menyelesaikan masalah. Kedua, pemetaan tantangan sehingga bisa ditelaah karakter tantangan dan jalan keluar untuk memenangkannya. Ketiga, memaksimalkan energi : pikiran, tenaga, waktu, perasaan dan

[BELAJAR KEHIDUPAN SEPANJANG HIDUP]

Pernahkah anda merasa sudah cukup bekal dalam kehidupan? Atau puas belajar tentang kehidupan? . Sesungguhnya batas hidup kita itulah titik berhenti mempelajari kehidupan.  Kadang mempelajari kehidup sebelum sesuatu terjadi, sebagai langkah antisipasi  dan berbekal sejak dini. Namun, harus disadari dalam setiap peristiwa yang sedang dilalui pun banyak pelajaran yang dipetik. Sesuatu yang baru yang sebelumnya tak terpelajari dan belum ada teori.  Jikapun kita sedang berhenti dalam ruang jeda. Peristiwa di sekitar tetap berdinamika tanpa dapat dihentikan sesaat saja. Dari riwayat sekitar selalu ada ruang untuk belajar. Menggali hikmah yang kian dalam bagi sesiapa yang berpikir dan berakal.  Memetik pelajaran kadang harus pro aktif mengejar dan berburu. Lain saat tanpa diduga pelajaran itu datang sendiri mengetuk kamar pikiran dan bilik hati.  Jangan berhenti belajar kehidupan sepanjang hidup. Kerena hidup tak ada yang terulang kedua kalinya.  14032021 #InspirasiWajahNegeri #Ma

BELAJAR tak mengenal BATAS dan JEDA

Beberapa orang mungkin membatasi bahkan mempersempit aktifitas belajar hanya sekedar pada kegiatan pendidikan formal diruang-ruang kelas dan berujung pada selembar kertas bernama ijazah atau sertifikat. Jika definisi ini yang dipakai maka Belajar hanya memiliki jangka waktu yang terbatas, paling lama sepanjang waktu yang dilalui seseorang memperoleh gelar Profesor atau Guru Besar. Bila pengertian belajar seperti diatas maka hanya segelintir manusia yang dapat mengenyamnya (ada diskriminasi pembelajaran), yaitu mereka yang memiliki kesanggupan finansial membayar kegiatan-kegiatan formal didalam kelas semata. Padahal di sisi lain bumi dan kehidupan yang dilalui semua anak manusia sejak ia dapat berpikir untuk belajar hingga maut menjemput adalah bentangan sarana pembelajaran, baik berupa pendengaran, penglihatan, pengecapan, rasa dan sebagainya. Betapa berserakan dan beragamnya ilmu serta pengalaman yang terpintas setiap harinya oleh kita semua sebagai anugerah pembelajaran b

[HARI KOPI]

Waktu saya kecil mengidentikan kopi itu minuman orang-orang tua (bukan para remaja) karena hampir yang saya lihat pemesan kopi atau peminum kopi saat bertamu ataupun acara hajatan adalah mereka para orang tua. Saya juga beranggapan kopi itu minuman yang kurang enak karena dari rasanya yang pahit tidak menumbuhkan daya pikat pada kami yang anak-anak dengan kecenderungan minuman manis dan berwarna. Tapi kekinian ada arus baru penikmat kopi. Kedai kopi mulai bertebaran dibeberapa kota besar hingga kota kecil dimana dulunya tak ada kedai kopi. Mereka menyediakan kopi original terbaik dari berbagai daerah di Indonesia baik robusta maupun arabica. Sosok yang nongkrong dikedai itu bukan orang-orang tua seperti pengalaman masa kecil saya. Tapi banyak Anak Baru Gede (ABG) milenial dan para karyawan yang usianya masih muda, bahkan sangat muda. Kedai kopi bukan hanya berfungsi sebagai tempat ngopi semata sambil bersenda gurau. Tapi sudah tumbuh sebagai tempat rapat, diskusi ringan, ta

[RINGANKAN HIDUP DENGAN CARA BERCERITA]

" Dengan pola pikir yang sistematis, Iwan Wahyudi mampu memadukan antara orisinilitas ide, naturalisasi substansi dan visioner strategi dalam mengurai makna inspirasi dan Spirit menjadi Manusia Luar Biasa dimasa depan ". (DR. Hermawan Saputra, SKM, MARS - Tenaga Ahli/Peneliti Kebijakan Kesehatan dan Perumahsakitan Universitas Indonesia) Saat mengungkapkan apa yang terpikir dalam kepala dan terasa di lubuk hati, hal itu meringankan sedikit beban. Bercerita dapat merajut ikatan dan mengalirkan masalah menuju jalan keluarnya. Mereka yang selalu terlihat bahagia, dipastikan merupakan orang-orang yang tak memendam sesuatu hingga berkarat dan menggunung didalam dirinya. Berkomunikasi dengan banyak orang, membagi kisah pada sesama, sharing akan masalah yang dihadapi, sebenarnya bagian dari mengurai problematika hidup yang kusut. Salah satu dari tempat bercerita adalah sahabat. Ia saudara yang dipilih oleh jiwa kita. Sosok yang sudah mencapai status sahabat, s

[UNIK DARI KETERBATASAN]

Setiap individu punya keterbatasan yang bukan membuatnya terbatasi olehnya. Tapi, menjadikannya manusia-manusia beda dan menembus batas.  Saya, anda dan orang lain punya keterbatasan. Mustahil manusia tanpa kekurangan. Dalam banyak hal pastinya masing-masing memiliki ruang keterbatasan. Sekembar apapun ada perbedaannya yang membuatnya unggul dari lainnya, bukan malah menyamakan diri dengan yang lainnya.  Para sahabat saja memiliki keterbatasan yang dengannya menjadi penanda keunikan dan membuatnya unggul. Sifat lembut dan penuh perasaan Abu Bakar ra, karakter keras dan tegas Umar ra, Bilal bin Rabah yang merupakan budak dan level rendah dalam strata bangsa Arab. Mereka bisa menjadikan keterbatasannya sebuah keunikan ibarat bintang gemintang dilangit. Terangnya tak memudarkan cahaya satu dengan lainnya.  Ibarat beragam makanan dalam sebuah piring. Berbeda rupa, warna, aroma, bahkan rasa. Tak semua bentuk menarik bercitarasa manis, yang berwarna menyolok memiliki aroma yang k

[MENGHELA NAFAS]

Diantara himpitan rutinitas, padatnya aktifitas, dan pasang surutnya dinamika harian, perlu sejenak menghela nafas. Bukan sebagai tanda kepasrahan dan ketakberdayaan. Namun, titik menghirup energi yang menyegarkan paru-paru, pikiran dan juga peredaran darah agar langkah selanjutnya dapat lebih berenergi.  Menghela nafas merupakan bentuk rehat. Jeda sejenak. Dengan aktifitas yang berbeda dari biasanya. Memberi ruang kegembiraan diantara kerumitan, membuat ruang kebahagiaan ditengah himpitan-himpitan yang menyesakan.  Emosi, jiwa dan spiritualitas ialah ruang yang seyogyanya selalu mengalirkan ruh positif, kesegaran dan kebahagiaan. Dalam rupa kegiatan apa? Tiap diri punya pilihan yang berbeda. Ada yang sejenak menangkan diri dalam dzikir, berinteraksi dengan orang-orang tercinta, hingga bercengkrama dengan alam semesta.  Polusi perjalanan tetap ada, debu aktifitas selalu berserakan. Namun, kita tetap harus bernafas dengan cara bagaimanapun karena gari

[SARAPAN, KEBUTUHAN BUKAN CIRI KEMAPANAN]

Saya Ndak sempat sarapan karena buru-buru pak. Orang yang kantong kempes kayak kita g perlu sarapan bro, itung-itung berhemat. Mau sarapan pagi? .....eeeemmm susah cari menu kesukaan kalo pagi-pagi. Manusia ada sumber inspirasi kreatif jika untuk mencari 1001 alasan cukup dari satu masalah saja. Yang penting bisa ngeles saat itu, dampak negatif selanjutnya urusan belakangan. Nah urusan belakangan ini yang bakal kamu sesali kemudian bukan hari ini. Gitu juga dengan sarapan, ini bukan simbol atau ciri orang mapan. Sejak kapan sarapan dimonopoli orang berada aja? Mungkin yang ada dipikiran kalian sarapan diangkringan pinggir jalan atau menunya roti bakar plus perasan air jeruk. Alah....jangan menghayal, klo nunggu mapan baru sarapan, berarti otak ginian lagi error dan gagal paham. Ingat sarapan itu KEBUTUHAN bukan GAYA HIDUP. Saya yakin ortu tiap pagi sering ingetin buat sarapan dan tentu dengan lampiran sudah ada hidangan dimeja (atau dapur bagi kami yang orang desa) atau tam

SELASASRAMA [ASRAMA DAN NASIONALISME]

Nasionalisme sebuah rasa dan sikap yang merupakan akumulasi dari rasa cinta terhadap negeri kelahiran atau tempat tinggal. Sebuah paham kebangsaan dari masyarakat suatu negara yang memiliki kesadaran dan semangat cinta tanah air dan bangsa yang ditunjukan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat. Bangsa Indonesia yang besar dengan berbagai keragaman dan perbedaan tentu memiliki tantangan yang besar dalam menumbuh kembangkan rasa nasionalisme pada setiap masyarakatnya, terutama pemuda yang menjadi kekuatan utama dimasa kini dan ujung tombak kepemimpinan dimasa yang akan datang. Asrama sebagai salah satu tempat tinggal mahasiswa, bukan sebatas sebagai hunian untuk istirahat semata, namun sebuah ruang berinteraksi sosial antar sesama penghuninya dalam aktifitas-aktifitas yang selain meningkatkan kepahaman personal juga kepahaman kolektif antara penghuni yang ada didalamnya. Jika tempat indekost kental sekali dengan sikap personal, dimana setiap penghuninya sanga

[BIASA AJA, TAPI LUAR BIASA]

Sejak ditetapkan dan pengundian nomor urut sebagai kandidat calon Gubernur NTB 2018-2023, walaupun sudah wara-wiri mengunjungi hampir 500an titik dari Lombok, Sumbawa hingga Dompu dan Bima, Alhamdulillah siang ini beliau singgah di UTS dan Asrama Mahasiswa UTS. Wah kampanye nih? Alah, di pikiranmu kok cuma politik aja dan setiap yg dilakukan kandidat cuma di ungkitkan ke politik aja. Asal tau aja setiap ke Sumbawa Bang Zul Zulkieflimansyah selalu menyempatkan diri walau sebentar ke UTS dan Asrama untuk menyapa dan menanyakan kondisi mahasiswa. Sebagai orang yang pernah mendampingi salah satu Calon Gubernur NTB 2013 lalu, saya tau persis bagaimana sibuk dan lelahnya berkeliling di geografis Lombok Sumbawa yang unik dan luas ini. Dikesempatan siang tadi saya sempat bertanya : " Bang, gimana keliling terus apa g capek?". Beliau dengan gaya khas senyumnya menjawab " Ah, biasa aja akh".  Secara manusiawi pasti kita memiliki batas kemampuan dan lelah adalah ke

[MAKNA SELEMBAR FOTO]

Saat saya kecil hingga massa kuliah untuk mendokumentasikan sebuah peristiwa tidak semudah saat ini, karena harus memakai film negatif yang harus dicuci cetak terlebih dahulu. Setiap jepretan begitu berarti selain proses mencetaknya yang memakan waktu tentu memakan biaya juga pastinya. Sekarang berpuluh-puluh bahkan ratusan kali jepretan foto untuk mengambil satu foto terbaik itu begitu mudahnya dan bisa langsung dilihat hasilnya seketika itu.  Mungkin itu yang menjadi penyebab bagi mereka yang segenerasi dan generasi yang lebih jadul lagi dari saya,  selembar foto itu sangat berarti dan memiliki nyawa yang dapat bercerita tentang peristiwa dan yang terpenting adalah pengorbanan mewujudkan foto tersebut. Membuka album foto (kumpulan foto yang sudah dicuci cetak) akan menarik semua memori dan memutar nostalgia masa lampau. Ia akan lebih memiliki daya cerita yang kuat sehingga mengakumulasi menjadi spirit untuk menjadi lebih baik lagi dimasa sekarang dan mendatang. kita adala

[OBAT-OBAT dan NIKMAT]

Bang kok obatnya banyak banget?, sakit apa kak?. Beberapa pertanyaan serupa tapi tak sama, namun substansinya tetap itu-itu aja mengalir saat memposting beberapa jenis obat yang terbungkus plastik kecil imut dari apotik atau oleh-oleh khas pulang berobat. Bang kenapa g pake obat herbal? Jika boleh memilih, saya tidak mau memilih obat kimia atau herbal. Tapi memilih mau sakit atau tidak, agar dapat memilih tidak sakit. Karena jika sakit akan banyak hal yang tidak bisa terlaksana dan sejumlah rasa yang hambar dan kehilangan rasanya. Obat, bentuk kita menghargai nikmat. Dengan meminum obat berarti ada nikmat yang hilang karena kita lalai menjaganya. Obat tanda kita sakit sehingga harus menelannya, ini adalah titik balik bahwa merasakan sehat itu sebuah nikmat yang kadang lupa kita syukuri setiap harinya. Obat, bukti kita makhluk lemah yang bisa tumbang oleh sakit, merasakan perih dan lemah. Makin banyak resep obat untuk kita, makin banyak nikmat yang telah lalai disyukuri. Saa

[DIPUTAR ULANG]

Bersatu atau terbelah  pilihan dari sebuah kemelut Yang samar akan kian benderang atau yang jelas akan jadi abu-abu  Siapa piont, raja atau sangkuni?  Tersimak dalam episode kecil Baratayudha Sejarah seakan diputar ulang Dalam peran berbeda bertolak belakang Dulu pandawa, sekarang kau jadi kurawa Apakah waktu salah membentuk?  Atau nurani tak terjaga jernih Pastinya ada jeratan racun sangkuni Ini bukan soal apa yang didulang Juga bukan berat dan besar yang ditimbang Bukan adu lihat banyak untung Meraup amunisi agar usia tak buntung Dalam skenario cerita terlalu usang Alur dan konflik mudah ditebak terulang Senja akan lekang Waktu akan hilang Posisi akan bergulir Zaman terus mengalir Kebenaran akan menang Walau tiap nafas tercabik penghalang Kanvas hari dalam sejarah 5 Maret 2021.

[DISKUSI, TRADISI MELINTASI GENERASI]

"Barangsiapa yang jernih pandangannya dan baik tutur katanya, maka wejangannya akan membawa manfaat. Dan barang siapa yang mengeruhkan (pandangannya), maka keadaanya pun akan menjadi keruh" (Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khathir) Tradisi diskusi dan dialog merupakan sarana para cerdik pandai bertukar pikiran, saling menambah wawasan, berlomba mengemukakan ide dan narasi, bahkan saling menasehati dengan adab dan kelapangan jiwa. Menampung seluas dan sebanyak mungkin hal-hal yang membawa kemanfaatan. Beradu argumentasi dan data atas pikiran-pikiran keruh agar tersibak hikmah yang tersembunyi didalamnya. Jauh dari hasrat menjatuhkan atau menganggap diri tinggi ilmu dari lainnya. Keluasan wawasan, kedalaman kajian, kelihaian berdebat bahkan kekharismaan beretorika senantiasa dijaga dengan balutan adab yang bersandar pada fitrah kemanusiaan itu sendiri. Diskusi bukan masalah pilihan diksi berkata atau kecerdikan bersiasat dan bersilat lidah, tapi mencari kebena

[DIMENSI IBU]

Setiap selesai shalat subuh dimasjid yang tak jauh dari rumah panggung itu, selalu saja si adik menarik lengan saya seraya berucap " Kita sarapan dulu sebelum ibu berangkat ke pasar ". Kami temui ibu didapur yang sedang menyiapkan kue apem yang masih hangat untuk dibawanya kepasar. Selesai memarutkan kelapa dan menaburinya diatas apem yang sudah berjejer diatas piring, ibu menyodorkan dihadapan kami yang sudah duduk rapih bersila saling berhadapan. "Kalian sarapan dulu, biasakan ini sebelum melakukan pekerjaan lain. Ibu pergi kepasar dulu, nanti siang makan disini lagi". Begitulah nurani seorang ibu. Seberat apapun bebannya, sepadat apapun aktifitasnya, serumit apapun yang dipikirkannya, kehangatan kasih sayang dan kelembutan cintanya tak mungkin bisa ia sembunyikan. Bahkan terkadang kita menyangsikan karena kemauan yang tak ia turuti, keinginan yang sesekali ia tak kabulkan.  Saya melihat aura itu bukan hanya pada ibu kandung semata. Saya sering berkunj

[LUAS PENAMPANG]

Semakin luas penampang maka akan semakin banyak pula ia menampung berbagai macam apapun, begitu pula sebaliknya semakin sempit penampang akan semakin terbatas yang dapat ditampung. Begitu pula dengan otak kita, jika berwawasan sempit dan hanya menerima hal-hal yang hanya sebatas keinginan pribadi semata, akan membuatnya berpikiran kerdil dan tak berkembang.  Apalagi jika itu terkait penampang jiwa dan keluasan hati, kita harus memiliki penampangnya yang lebih luas. Hanya mereka yang berjiwa besar dan dapat memelihara keluasan hati yang dapat menaklukan dunia. Jiwa-jiwa sempit hanya lelah dengan sempitnya syahwat, jiwa-jiwa sempit hanya terbelenggu dengan kekuasaan semata, jiwa-jiwa kerdil saja yang melupakan sang Pencipta demi kepentingan jangka pendek yang tak seberapa. 02032017 #InspirasiWajahNegeri www.inspirasiwajahnegeri.blogspot.com