Dari mana kita tau cerita tentang sumpah pemuda, heroisme peristiwa Rengasdengklok, kisah perang Diponegoro, Sumpah Amukti Palapa Gadjah Mada dan Kejayaan Majapahit serta beribu bahkan jutaan jejak sejarah yang kaya pelajaran tersebut? Membaca catatan, babat, prasasti dan sejenisnya. Peninggalan tertulis lebih meyakinkan dan mudah dipelajari dibanding benda dan pusaka.
Jendela sejarah akan semakin terang ditelusuri saat peninggalan tertulis didapatkan. Jika peninggalan berupa benda maka diperlukan penelitian lebih jauh apakah benda itu seusia dengan masa atau jaman apa dan sebagainnya. Kitab Mpu Tantular, Surat-surat RA Kartini, catatan harian Soe Hoek Gie, Risalah Rapat Kongres Pemuda I dan II (Sumpah Pemuda), Notulensi Rapat BPUPKI, Naskah Perjanjian dengan penjajah pasca kemerdekaan adalah diantara saksi tertulis sejarah yang akan bertutur dijaman setelahnya dengan lugas sebagai jendela sejarah yang luar biasa.
Jejak tertulis menjadi pewarisan yang berharga bukan hanya sebagai benda sejarah semata, tapi yang terpenting adalah apa pewarisan narasi masa lalu yang dapat dilanjutkan pada masa kini dan akan datang. Sehingga perjalanan bangsa ini tidak kehilangan salah satu episodenya, tak memiliki pijakan sehingga harus memulai dari nol kembali, atau bahkan bergerak bukan mengokohkan eksistensi yang sebelumnya telah ada tapi secara tidak sadar meruntuhkannya.
Merekam jejak sejarah selayaknya kita sendiri yang menggoreskan tinta penanya. Agar ruh, emosi, spirit peristiwa tersebut ikut masuk dalam catatan tersebut. Karena jika orang lain yang mencatatnya belum tentu ia mengetahui lebih dalam suasana lahir batin peristiwa itu, tidak tertutup kemungkinan multitafsir perasaan larut dan mempengaruhi kisah yang ditulis.
Jangan biarkan orang lain menulis jejak mu, jika pena sejarah masih bisa digoreskan oleh tanganmu sendiri.
23032019 Kamar 1A5
#IWANwahyudi
#catatanlangkah
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
www.iwan-wahyudi.com
Komentar
Posting Komentar