Langsung ke konten utama

[KESATUAN YANG MENGUATKAN]

3 Desember sore itu sebuah ikrar terucap, bukan hanya seremonial biasa bagi saya. Namun kesatuan tutur, pikiran dan juga hati yang larut didalamnya. Bukan sumpah jabatan, tapi cuma sekedar menjadi anggota biasa. Ikrar itu masih terjaga hingga kini walau telah melewati dua dekade. Walau status bukan sebagai mahasiswa lagi sebagaimana ruang keanggotaannya. Cita-cita dan visi besar yang turut mendorong kelahiran serta garis finish yang diharapkan terus menghidupi hari-hari. Bukan cita-cita dan visi seorang mahasiswa semata tapi kebangsaan yang akan dituntut oleh generasi dibelakang zaman nanti jika pada masa kini tak diperjuangkan sepenuh hati, tekad, pikiran dan gerakan. 
Kesatuan yang menguatkan apa yang terucap dengan isi hati dan gerak langkah mewujudkannya. Bukan tidak nyambung sehingga menghasilkan pribadi yang konslet. 
Kesatuan yang menguatkan apa yang menjadi ranah personal dan juga wilayah sekitar dan kebangsaan. Hidup ini bukan sekedar mengejar keinginan dan kapasitas pribadi, tapi memiliki daya manfaat bagi sesama juga sekitar, termasuk kecintaan dan semangat berkorban berkontribusi bagi bangsa. Sekecil apapun yang dapat dilakukan. Karena melakukan berbeda dengan menonton apalagi mencemo'oh. 
Kesatuan yang menguatkan apa yang menjadi pembelajaran dan pesan dimasa lalu untuk diperbaiki saat ini agar dapat memanen lebih banyak kebaikan dimasa datang. Sejarah bukan hanya nostalgia atau membanggakan kisah, tapi kitab besar pelajaran bagi mereka yang berpikir. Hari ini bukan hanya mengalir begitu saja mengikuti arus, namun melangkah sesuai dengan rencana, tahapan dan peta serta kompas yang telah digenggaman. Masa depan bukan hanya kepasrahan menunggu garis takdir, tapi buah dari perjalanan panjang ikhtiar, do'a serta cita-cita yang telah ditulis. 
Menyatukan gerakan dakwah tauhid, gerakan intelektual profetik, gerakan sosial independen dan gerakan politik ekstra parlementer. 

Selamat milad kesatuanku (29 Maret 1998-29 Maret 2021), energi yang mengajari betapa saling menguatkan itu begitu indah dan memudahkan menggapai berbagai impian pribadi, masyarakat, bangsa dan semesta. 

Siapa aja teman seangkatan saya DM 1 masuk KAMMI? Colek dan komen dong

27032021
#IWANwahyudi #MariBerbagiMakna #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...