Beberapa orang mungkin membatasi bahkan mempersempit aktifitas belajar hanya sekedar pada kegiatan pendidikan formal diruang-ruang kelas dan berujung pada selembar kertas bernama ijazah atau sertifikat. Jika definisi ini yang dipakai maka Belajar hanya memiliki jangka waktu yang terbatas, paling lama sepanjang waktu yang dilalui seseorang memperoleh gelar Profesor atau Guru Besar. Bila pengertian belajar seperti diatas maka hanya segelintir manusia yang dapat mengenyamnya (ada diskriminasi pembelajaran), yaitu mereka yang memiliki kesanggupan finansial membayar kegiatan-kegiatan formal didalam kelas semata.
Padahal di sisi lain bumi dan kehidupan yang dilalui semua anak manusia sejak ia dapat berpikir untuk belajar hingga maut menjemput adalah bentangan sarana pembelajaran, baik berupa pendengaran, penglihatan, pengecapan, rasa dan sebagainya. Betapa berserakan dan beragamnya ilmu serta pengalaman yang terpintas setiap harinya oleh kita semua sebagai anugerah pembelajaran bagi siapa saja yang berpikir.
Belajar dalam segala arti yang terkandung didalamnya tak mengenal batas teritorial, status sosial, tingkat ekonomi, jenjang usia dan sejenisnya dan ia juga tak mengenal waktu jeda hingga kita sendirilah yang lelah untuk memetik beragam ilmu dan buah pembelajaran tersebut.
Mari berbagi makna dan terus belajar dari apapun disekitar kita, karena kita tak tau bekal ilmu yang mana yang saatnya nanti kita butuhkan untuk menyelesaikan setiap etape kehiduapan yang kita lalui.
Jl.Swakarya Kekalk Mataram
13 Maret 2017
Komentar
Posting Komentar