Kerabat, siapapun itu pasti memiliki batas kesabaran. Kalo sudah bertubi-tubi dibanting, berkali-kali tersakiti, sekian lama hanya disenandungkan janji manis, garis kesabaran itu pasti hampir habis.
Diamnya mereka bukan tanpa gerak, sunyinya bukan tanpa berpikir.
Api dalam tumpukan dedak selalu tak kelihatan, namun terus menyala. Hanya memberi pertanda berupa asap, namun didalam terus merayap hingga trakhir bara itu hanya tersisa untuk menyelesaikan menghanguskan permukaan paling luar saja.
Rakyat Indonesia seperti itu, paling sabar, tidak spontanitas apalagi reaktif. Namun selalu memiliki momentum sebagai klimaks dari akumulasi yang mereka rasakan.
25032015
Komentar
Posting Komentar