Langsung ke konten utama

[RINGANKAN HIDUP DENGAN CARA BERCERITA]

" Dengan pola pikir yang sistematis, Iwan Wahyudi mampu memadukan antara orisinilitas ide, naturalisasi substansi dan visioner strategi dalam mengurai makna inspirasi dan Spirit menjadi Manusia Luar Biasa dimasa depan ". (DR. Hermawan Saputra, SKM, MARS - Tenaga Ahli/Peneliti Kebijakan Kesehatan dan Perumahsakitan Universitas Indonesia)

Saat mengungkapkan apa yang terpikir dalam kepala dan terasa di lubuk hati, hal itu meringankan sedikit beban. Bercerita dapat merajut ikatan dan mengalirkan masalah menuju jalan keluarnya.
Mereka yang selalu terlihat bahagia, dipastikan merupakan orang-orang yang tak memendam sesuatu hingga berkarat dan menggunung didalam dirinya. Berkomunikasi dengan banyak orang, membagi kisah pada sesama, sharing akan masalah yang dihadapi, sebenarnya bagian dari mengurai problematika hidup yang kusut.

Salah satu dari tempat bercerita adalah sahabat. Ia saudara yang dipilih oleh jiwa kita. Sosok yang sudah mencapai status sahabat, selalu bisa menjadi pendengar yang baik, penyimpan rahasia yang aman, penyimak yang sabar dan mencari solusi yang sederhana.
Sahabat tak selamanya berdekatan secara fisik. Apalagi dengan dunia milenial hari ini, semua batas teritorial dapat ditembus, tak ada jauh yang tak bisa didekatkan, tak ada jarak yang tak dapat dihubungkan.

Jagalah setiap bersahabat, ia ruang kita bercerita meringankan beban, memudahkan hidup dengan nikmat bertutur dan meresapi hangatnya berbagi makna hidup.

11032019 18:47 Kamar 1A5
#IWANwahyudi 
#MariBebagiMakna 
#InspirasiWargaNegeri #reHATIwan 
www.iwan-wahyudi.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...