Langsung ke konten utama

[KAMMI, SEBILIK HATIKU]

Sampai semalam (Jum'at 29 Maret 2019 malam) ada yang bertanya "Bang kok belum ngucapkan Milad KAMMI?". Wajar mungkin ada pertanyaan tersebut karena hampir semua aktifis, alumni dan tokoh serempak mengucapkan milad disemua media sosial, dan saya belum melakukannya.

Jujur laptop saya sejak Kamis siang (sehari sebelum hari milad) error dan seharian saat hari H milad teman diruangan semua sibuk mengerjakan tugas masing-masing dan laptop tentu tak bisa dipinjam.

Jika hati hanya memiliki dua serambi dan dua bilik, maka saya bisa pastikan salah satu biliknya milik KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Lebay ente bang, beneranlah masa saya mau buat KAMMI baperan, kuawalat bakalan nanti.

Sejak akhir SMA hingga kini saya masih bersama KAMMI. Sejak belum menjadi apa-apa, mengisi ruang beramal bersama KAMMI hingga tidak menjadi apa-apa lagi kecuali sebutan alumni semata, tetap KAMMI memiliki tempat yang khusus dan tak dapat dihapus dari ingatan, dilumpuhkan dari perhatian saya.

Selamat Milad KAMMI ke-21. Jadilah Muslim Negarawan bukan para penguasa semata, jadilah pemimpin bukan para penebar virus mimpi saja, dan jadilah pejuang bukan pecundang. Karena sejarah sedang berjalan, berputar dan berulang. Pastikan dalam setiap lintasan sejarah ada nama KAMMI disana.

30032019
IWAN Wahyudi
seorang Alumni KAMMI
Cuma Anggota Biasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SELAMAT HARI GURU]

  Era sekarang pasti kalian semua punya guru. Walau cuma guru Sekolah Dasar, jika pendidikan kalian kandas ditengah jalan karena satu dan lain hal. Atau guru non formal/informal, seperti guru ngaji atau pelatihan bagi kalian yang sama sekali tidak menyicipi bangku sekolah. Sepertinya tak mungkin kalian tak punya guru sama sekali hingga titik ini bukan? Ada beberapa pengertian apa itu guru dari asal katanya. Apalagi jika membandingkan kata guru dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Jika dilihat dari fungsi dan perannya tak bisa diwakilkan dengan satu kata, "guru" itu saja. Secara etimologi kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang diartikan orang yang mengajar (pengajar, pendidik, ahli didik). Dalam bahasa jawa, sering kita mendengar kata „guru‟ diistilahkan dengan “digugu dan ditiru”. Kata “digugu” berarti diikuti nasehat-nasehatnya. Sedangkan “ditiru” diartikan dengan diteladani tindakannya. Sementara itu dalam bahasa Inggris terdapat kata yang semakna dengan kata gur

[GURU ITU...]

Guru itu air... Kelembutan yang menetes tiada henti Pelan nun syahdu menembus otak bebal Jernih memenuhi penampang sanubari Bening mengalirkan kehidupan kekal Guru itu api... Semangat yang membara tiada jeda Pengobar obor ditengah gulita Pelita yang menyala menembus ruang-ruang hampa Selalu tegak melintasi lini masa Guru itu mutiara... Walau tersembunyi dalam dasar samudera Gelap dalam hening, riak ombak permukaan Terbuang dari riuh pemuji pesona Tak tertipu oleh lembar rupiah memuakkan Guru itu Bumi... Pemilik sabar tiada tepi Sesak dengan ulah-ulah manusia Genggam lentik yang selalu merayu Mendayu dalam dekapan ilmu Guru itu mentari... Lintasan kedisiplinan tanpa pamrih Mendung dan gulita awan tak menghalangi Terus dalam konsisten mengitari rotasi Memberi hangat dan cahaya sejak dinihari Guru itu udara... Perajut butir-butir kasih tanpa balas Budi Penyulaman tenun cinta tanpa bayaran Memberi apa yang murid butuhkan Tanpa memandang status sana sini Guru itu Nilai... Bukan

005 [TAK ADA MANTAN GURU]

"Yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik. Dan rekreasi paling indah adalah mengajar. Ketika murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, kadang hati teruji kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa satu di antara dari mereka kelak akan menarik tangan kita ke surga." (KH. Maimun Zubair) Satu ketika sebelum wabah Covid melanda, kami mengantarkan biskisan lebaran ala kadarnya kepada guru ketika SMP dulu. Bagi saya sejak taman SMP belum pernah mengunjungi salah satu pak guru ini, mungkin hanya pernah satu dua kali berpapasan dan menyapa singkat. Beliau bercerita sekaligus memberikan nasehat, "Sejak dulu saya selalu mendo'akan siswa-siswa yang masih teringat namanya, baik yang pintar maupun nakal. Karena saya yakin di antara mereka pasti ada yang jadi orang." Saya satu di antara yang setuju tidak ada istilah mantan guru. Karena setiap guru baik yang kita suka atau tidak, yang favorit atau biasa saja, mereka pernah memberi ilmu dan mendi