Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

[PARA PENGEMBAN AMANAH]

Sejak dipenghujung kelas III SMA, saat pesantren kilat sekolah awal saya berkenalan dengan sosok Bang Suryadi Jaya Purnama (kemudian sejak Pilgub 2013 akrab di sapa SJP). Saat dikampus perkenalan tersebut berlanjut sebagai seorang senior di gerakan. Saya belajar banyak hal dari beliau tentang kampus, keluarga, organisasi, politik hingga bernegara dan beragama. Sosok tempat saya bercermin bagaimana harus mengemban amanah seperti apapun itu, karena amanah tak mungkin salah pada pundak mana ia diembankan. Awal masuk gerakan dikampus saya mulai mengenal sosok Bang Johan Rosihan (akrab juga kami sapa Bang Jo). Beliau tempat dimana saya meminta pencerahan terkait gerakan dan amanah. Amanah-amanah yang kadang mengejutkan dan tak pernah dibayangkan namun harus ditunaikan dan dituntaskan. Di pundak mereka berdua sebagai wakil rakyat Anggota DPR RI periode 2019-2024, aspirasi masyarakat NTB lima tahun kedepan akan disalurkan dipentas nasional. Hari ini 1 Oktober 2019 mandat itu mulai

[SELAMAT JALAN PAK PARWOTO]

Kamis pagi (1/10/2020) group WA alumni SMP angkatan terposting informasi Pak Parwoto guru Fisika saat SMP di SLTPN 1 Belo (sekarang SMPN 1 Palibelo) Teke wafat. Saya teringat saat akhir Ramadhan tiga tahun lalu, tepatnya 24 Juni 2017. Angkatan kami melalui bingkisan lebaran untuk guru mengunjungi beliau di kediamannya di Desa Teke Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Beliau guru fisika Kami saat kelas 3, dan saat kelas itu pula pertama kali kami praktikum fisika di sebuah bangunan laboratorium di bagian barat sekolah. Laboratorium sebaguna menurut saya karena disitu juga laboratorium biologi. Masih ingat betul boxtoll praktikum yang harus dipakai bergantian. Selain sebagai guru beliau juga sambilan menjadi enterpreneur bahasa sekarang. Usaha bakso di gang depan sekolah cukup terkenal, walau rasanya sederhana sekali. Namanya dikampung tetap enak. Putri beliau Dwi Sugiarti ( Bu Titin) satu angkatan dengan saya, satu kelas saat kelas 3. Kini melanjutkan pengabdian sang bapak di

[SUNYI ITU MELAWAN]

"Kadang memang harus memilih jalan sunyi, karena tak semua orang bisa melepas hiruk pikuk sanjugan & pujian yang telah melenakannya." #reHATIwan  Sudah lebih dari 7 bulan semua daerah di Indonesia berstatus waspada covid-19 dan menerapkan protokol covid-19. Mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Kegiatan diluar rumah apalagi berkerumun dilarang dan dihindari. Ruang publik sepi padahal dulunya menjadi simpul dan titik kepadatan dan berkumpulnya masa. Saya hampir 7 bulan akhirnya menginjakan kaki kembali di bandara. Dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang biasanya mudik atau pulang kampung, harus urung dilakukan. Semata-mata bukan tidak punya uang, tapi karena tanggungjawab bersama "melawan" wabah ini. Ruang publik yang sepi bukan bertanda berhentinya aktifitas masyarakat, tidak juga berarti produktivitas manusia kosong. Banyak mereka yang malah tumbuh kreativitas dan produktivitas diruang-ruang lain dari biasanya.  Mereka menolak menyer

[PENGKHIANAT]

Cukuplah kamu mengenal siapa mereka dan seperti apa tingkah pongah para pengkhianat dalam pentas sejarah dan kehidupan, jangan sesekali namamu masuk dalam daftar mereka.  Cukuplah menjadi pengingat dalam kebaikan sepahit apapun itu, tak perlu namamu tercatat dalam deretan headline berita ataupun sosial media.  Merangkul para pengingat dan memberangus para pengkhianat. Bukan bermesra dalam selimut kemunafikan, dan membungkam suara juga nasehat.  27092021 #reHATIwan #MariBerbagiMAKNA #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi

[PAGI, RUPA DALAM SEJUTA MAKNA]

Dikaki bukit Olat Maras sejak 4 tahun terakhir ada yang berubah, kawasan yang sunyi dan mirip belantara tak berpenghuni kala itu, kini penuh dengan hiruk pikuk. Ragam dialeg dan rupa wajah, beraneka latar keluarga dan asal daerah tumpah ruah dalam sebuah makna "memburu ilmu". Tiap pagi menatap bukit Olat Maras adalah lambaian sapaan mentari pada "Nusantara Mini" yang menggerakan para penimba ilmu, penjaga keragaman negeri dan elang-elang muda pengokoh NKRI. Pagi saya dan anda tentu berbeda dalam suasana yang terbangun, tergantung disaat dan daerah mana kala itu berpijak. Namun, pastinya ada banyak makna yang selalu terulang atau baru menyapa tiap pagi itu. Bahkan berjuta makna itu tak mampu kita tuliskan karena setiap nikmatNya bukan hanya untuk dihitung tapi diSyukuri. Terimakasih Ya Rabb untuk tiap Nikmat apapun yang Engkau anugerahi tiap pagi hari. 27092017 06:15 #IwanWahyudi  #MariBerbagiMakna  www.iwan-wahyudi.com www.iwan-wahyudi.net

[OLOK-OLOK]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)....” (Q.S. Al Hujurat: 11) Kelebihan yang dianugerahkan-Nya pada setiap individu hendak-Nya membawa pada kesyukuran dan semakin dekat pada-Nya. Bukan malah dijadikan sebuah kesombongan pembanding dengan yang lain, merasa lebih berharga, sempurna dan lupa diri. Kesombongan bukan terpampang hanya dengan meng-aku-kan diri semata, tapi bisa dengan menilai, menganggap, atau membandingkan sesuatu lebih rendah, lebih hina, lebih tak berharga dari diri sendiri tanpa didasari oleh bacaan realitas yang utuh. Di era kekinian aktifitas mengolok-olok bisa dikategorikan menjadi Bullying. Bullying adalah aktivitas yang dilakukan dengan tujuan memojokan orang lain dengan nada merendahkan, mengolok-olok hingga kekerasan fisik. Biasanya bullying terjadi bukan karena marah atau konflik yang tak terselesaikan, akan tetapi

[KEBERPIHAKAN SEJARAH]

Sejarah hanya milik para penguasa, bisa jadi ungkapan itu benar karena ketika kekuasaan dalam genggaman apapun dapat dilakukan termasuk mengkerdilkan sejarah para lawan-lawannya.  Kenapa pula keberpihakan sejarah terhadap kekuasaan adalah keniscayaan? Karena setiap pemiliki sejarah tak semua menuliskannya sendiri dalam versinya sendiri, namun memberikan mandat penuh hanya pada penguasa apalagi jika pemilik sejarah adalah manusia-manusia yang jauh dari pencitraan, menepi dari hiruk-pikuk publikasi, bahkan tak memiliki alat media sebagai penyebar pemberitaan. Ketika penguasa leluasa menuliskan sejarah maka jangan heran jika terjadi pembelokan alur cerita bahkan menggelapan beberapa bahkan keseluruhannya. Saat penguasa menjadi penafsir resmi sejarah satu-satunya jangan heran nama-nama mereka yang ada dipanggung sejarah sesungguhnya akan terdelete dan bermunculan nama mereka yang bahkan tak mengerti sedikitpun atas sejarah yang diklaimnya. Setiap kita memiliki sejarah masing-ma

[PEMBATAS]

Kadang kita merasa aturan sebagai belenggu aktifitas. Pembatas hanya penghambat kreativitas. Larangan, makin membuat gregetan. Ya, boleh jadi jika aktifitas kita mengganggu orang lain, kreativitas yang dimaksud melanggar norma dan etika, juga larangan itu untuk kemaksiatan yang menjadi hobi dan kesenangan sesaat.  Aturan sejatinya untuk membuat kehidupan lebih teratur di atas nafsu yang selalu menuntut kebebasan yang kebablasan. Pembatas semestinya dijadikan warning agar melintasi jalan sesuai dengan rutenya, tidak terjerumus masuk kedalam jurang yang selalu ada disisi jalan. Dan larangan hendaknya ditempatkan sebagai panduan agar hidup selalu sesuai dengan fitrah kemanusiaan sebagaimana tujuan penciptaan oleh-Nya.  Pembatas tak semestinya dijadikan pembatas, tapi ia menjadikan jalan kita lebih pantas. Perlintasan tak selamanya membawa kita ke tujuan walaupun jalannya mulus, bukankah semua kecelakaan bermula dari kelengahan karena kenyamanan yang melenakan.  27092020 #IWANw

[MELAWAN ARUS]

Dua hari terakhir postingan kuliner didunia maya terutama media sosial tidak jauh-jauh dari menu nikmatnya daging kurban dengan aneka ragam olahannya, dan hampir semua adalah menu kuliner Indonesia yang kaya akan rempah-rempahnya, mulai dari sate, gule, rawon, kikil, sop buntut dan sebagainya. Namun, saya memosting kuliner lain ala Indonesia -yang mungkin berlawanan arus dengan trend kuliner serba daging-lebih khususnya dana mbojo Bima NTB tempat dimana leluhur saya terlahirkan Doco fo'o toma dan Mangge. Kuliner ini jika ditambah dengan ikan asin tentunya akan lebih menarik selera bagi Dou Mbojo. Colek Bang Mesa Muslih yang beberapa waktu lalu juga memposting sepi yang konon hanya dengan porsi setengah sendok makan sepi dapat meludeskan 3 piring nasi hangat. Ada pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benak saya apakah kuliner tradisional lokal ini masih dikenal atau setidaknya pernah dicicipi oleh generasi yang lahir 10 tahun terakhir dengan kehidupan selalu dipenuhi de

[TAK BISA DI BELI]

Kau coba dengar telinga? Pernahkah ia mengeluarkan suara Makin sunyi, kian tajam fungsinya Pernah kau tatap mata? Ia tak berguna tanpa cahaya Jika betah gelap, pasti ada yang salah Pernah kau simak hidung? Ia tak pernah bersenandung Walau udara keluar masuk tak terhitung Dengarlah mulut mu Bila selalu senyap membisu Stroke stadium akut menimpamu Mata tak bisa ditukar hidung Terlinga mustahil reposisi dengan mulut Kecuali kau benalu dan tumor hidup Menataplah dengan jelas dan terang Nikmati aroma dengan jernih tanpa polusi Karena hatimu tak bisa dibeli Berkatalah kala suaramu harus didengar Mendengarlah,merangkum semua keluhan Karena nurani tak pernah ingkar janji 25092019 19:46 #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan @iwanwahyudi1

[DARAH DAN TETESAN PAHALA]

Darah, sebagian mengidentikkannya dengan totalitas perjuangan. Banyak slogan yang menggunakan kata "darah" untuk membangkitkan heroisme dan pengorbanan seperti : Berjuang sampai titik darah terakhir, para pahlawan berjuang mengorbankan segalanya harta, darah bahkan nyawa, darah harus dibayar dengan darah dan sebagainya.  Slogan dan kalimat diatas dan sejenisnya menyimbolkan darah sebagai sebuah bukti perjuangan, perbuatan dan keseriusan dalam melakukan sebuah kerja dan amal. Tentu semakin tinggi level perjuangan dan kerja akan semakin besar bernilai pahala jika itu adalah kebaikan dan diniatkan semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Tentu hal yang "berdarah-darah" diatas tak semuanya terbuka peluang dan bisa dilakukan setiap saat. Namun, selalu ada berdarah-darah lainnya yang sederhana tapi tetap bernilai kemuliaan seperti menyumbang darah untuk kemanusiaan. Saya menilai salah satu amal yang ikhlas adalah para pendonor darah. Mereka mendonorkan darah, k

[SENYUM, BAHASA JIWA YANG SEDERHANA]

Senyum anugerah khusus untuk manusia dari makhluk lainnya. Hal sederhana yang memunculkan makna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ia cerminan hati dan bahasa jiwa yang berlaku bagi semua manusia, lintas suku, perbedaan bahasa apalagi sekedar warna kulit. Ia tak hanya sekedar bibir yang ditarik sesaat semata. Senyum tulus yang seimbang dengan pancaran mata. Bisa saja bibir nampak tersenyum, tapi mata memancarkan kesedihan, amarah dan dendam. Ada senyum yang menimbulkan mabuk kepayang bagi orang lain hingga terseret pada kehinaan dan maksiat, inilah senyuman para penggoda. Ada senyum kecut, asam, pahit dan sinis yang bermakna penghinaan, ejekan dan sejenisnya. Namun senyum terbaik cukup sederhana dan mewakili jiwa. Yang dapat mengokohkan saat dilanda berbagai ujian, membangkitkan energi kala lemah mendera, membagi ringan masalah, dan memperkuat ketabahan. Inilah senyum yang tak dapat diwakili dan dilakukan oleh mereka yang sombong, penuh ambisi dan angkuh. Tapi benar-benar

[PANGGILAN 03.00]

"Tugas kita bukan cuma merawat kenangan tapi juga menjaga dan melestarikan warisan yang berupa pesan (wasiat) dan kebiasaan orang-orang tercinta. " 03.00 Alarm di Handphone saya selalu berdering apakah dalam kondisi normal, dalam perjalanan atau kantuk yang sangat karena penat aktifitas siang hari. Waktu yang distel sedemikian entah mulai puasa tahun kapan untuk membangunkan sahur dan sengaja tak saya matikan agar bangun sepertiga akhir malam saat Ramadhan masih bergetar di bulan lainnya. 03.00 Adzan selalu berkumandang dari salah satu pengeras suara Masjid di sekitar tempat tinggal saya di Sesela Gunung Sari. Suara serak itu jelas bukan milik anak muda, namun selalu menembus gelapnya malam dan heningnya sepertiga akhir malam. Adzan bukan bertanda masuk waktu subuh, bagi saya suara itu panggilan mengisi ruang hampa jiwa yang saban hari disesakkan dengan rutinitas dan hiruk pikuk keduniaan. 03.00 perut akan selalu juga mengeluarkan kode panggilan alamnya. Agar

[MENGHIMPUN KEBAIKAN]

Tanpa disadari, banyak kebaikan bertebaran hampir disekeliling kita, namun kadang jiwa kita kurang bahkan sama sekali tak peka. Kelalaian ini jika terus menerus dibiarkan akan menimbulkan keterpurukan. Menghimpun kebaikan-kebaikan bukan hanya mendapat kebaikan kecil semata, ia akan menjadi gunung es kebaikan yang akan menebar kebaikan tersebut berkembang terus menerus memberi manfaat pada sesama juga diri sang pelakunya. Menyatukan kebaikan bahkan tak semudah membalikan telapak tangan, ia memerlukan proses, pengorbanan, keuletan serta kedisiplinan. Karena pada dasarnya tak ada kebaikan yang hadir begitu saja. Sahabat jangan lelah bersama kebaikan, menghimpun kebaikan, melakukan kebaikan serta berbagi kebaikan. Selamat TAHUN BARU ISLAM 1439 H 21092017 06.12 #IwanWahyudi  #MariBerbagiMakna  www.iwan-wahyudi.com www.iwan-wahyudi.net

[SUDUT LAIN MENIKMATI MAKANAN]

" Dari Hamzah bin Shuhaib, dari bapaknya ra ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan." (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Banni) Diantara karunia-Nya yang diberikan pada kita adalah makanan. Menghargai makanan selain dengan mendapatkannya dengan cara yang halal, mengolahnya dengan cara yang halal dan baik, memakannya dengan adab yang baik juga dengan berbagi dengan orang yang membutuhkan. Saking Islam menekankan terkait berbagi makanan ini hingga mengkiaskan kuah makananpun hendaknya dilebihkan agar bisa berbagi dengan tetangga. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR Muslim) Selain membagi makanan, tradisi makan bersama juga dianjurkan dalam Islam karena akan terasa nikmat dan mempererat tali kasih sayang.  Bahkan Nabi Ibrahim a

[LANGIT DAN WAKTU]

Tiada yang sia-sia dari setiap ciptaan-Nya di semesta ini. Semua agar di kelola oleh kita sebagai makhluk-Nya untuk hidup kita juga. Birunya langit saat siang atau gelapnya ketika malam bukan sebuah peristiwa biasa semata, walaupun itu rutinitas yang selalu berulang terlihat. Dibalik pesona langit dalam tiap waktu tertentu, oleh manusia yang berpikir dijadikan satuan waktu dalam menghitung jejak perjalanannya. Saat bertemu senja, maka akan menutup hitungan waktu satu hari. Bila matahari terbit terhitunglah waktu semalam. Ketika purnama dengan pesona cahaya sempurnanya menghiasi langit yang gelap, maka genaplah satu bulan sebuah perjalanan.  Artinya apa? Dalam setiap pesona langit yang menakjubkan, selain mengagumi ciptaan-Nya kita juga sedang bercermin tentang diri. Sudah seberapa lama waktu yang dilewati dengan indah dan membahagiakan atau telah berapa masa yang kita lewati dengan kesia-siaan dan kerusakan pada diri dan sekeliling. Alangkah sempurnanya ketika menikmati lan

[MENGIKAT LANGIT DAN BUMI]

Kampus itu sudah lama ku tinggalkan.  Begitu juga kalian entah sudah berapa belasan lapis angkatan berbeda jarak. Hampir semua kalian tak pernah bertatap langsung.  Mungkin karena do'a yang sama tiap pagi dan petang kita terhimpun dilangit, maka Allah SWT juga kumpulkan kita di bumi. 22092020

[NOSTALGIA DI TEKNOLOGI PERTANIAN]

Sabtu pagi (21/09/2019) saya diundang oleh adik-adik BEM Fateta dan Panitia Resfak Fateta UTS untuk memberikan sambutan di pembukaan acara Resfak tersebut. Teknologi Pertanian punya ruang tersendiri bagi saya jauh sebelum saya ke UTS. Saat di UTS ada Teknologi Pertanian dan berinteraksi dengan para dosen dan Mahasiswanya terasa bukan sesuatu yang asing malah mengembalikan file-file nostalgia. Saat pembukaan dan penyamatan papan nama peserta di dampingi Dekan Fateta UTS drh. Samuyus Nealma, M.Vet. Saat sambutan, saya memotivasi mahasiswa baru tentang bintang yang kita lihat bersinar saat menatapnya dari bumi bukan peristiwa yang instan. Cahaya bintang harus terlebih dahulu melewati jarak yang tak dekat dan waktu yang lama dari sumbernya sinar matahari ke bintang kemudian dipantulkan kebumi baru sampai ke mata kita. Begitu pula kehidupan dan cita-cita kita, jika ingin lebih bercahaya dan cemerlang dibandingkan bintang lainnya perlu waktu, pengorbanan, proses dan p

[SENYUM]

Disudut sana ada yang selalu mengeluh urusannya, sedang apa yang menjadi kewajibannya tak tertunaikan. Dipojok sana ada yang selalu mengoreksi pekerjaan orang lain, namun pekerjaan tak pernah diselesaikan. Betapa susahnya hidup mereka-mereka ini. Bisa jadi catatan diatas menggambarkan pribadi kita, tingkah laku dan keseharian kita, kebiasaan dan refleksi kita sebenarnya. Dan terhadap semua itu kita berasa benar tanpa mendengar saran sekeliling atau masukan orang lain. Kerjakan apa yang menjadi tugas kita, sesulit apapun itu lalu serahkan hasilnya pada-Nya. Senyum itu sebagian dari menyelesaikan masalah. Menghadirkan bahagia berarti kita telah berhasil melawan dan menaklukan beban dipundak kita. Minimal tidak membuat orang lain ikut terbebani, dengan wajah kusam kita. 20092019 @iwanwahyudi1

[AWALI DENGAN DAMAI]

Kedamaian itu berawal dari sesuatu yang membuat diri nyaman dan jiwa tenang. Berupayalah untuk meraihnya dan teruslah berdo'a agar di anugerahkan oleh-Nya. Ketika bangun tidur diantara kantuk yang masih menggoda dan waktu shalat subuh telah tiba, kita langsung membasuh wajah dalam rangkaian berwudhu. Bukan sekedar membasahi tapi juga mensucikan diri. Akan berbeda dengan sekedar cuci muka biasa. Kemudian kita mulai beraktifitas dengan tenang. Saat terik matahari dan suasana siang yang mulai dipenuhi penat, kantuk datang ditambah kondisi perut yang kenyang usai makan siang. Kita kemudian membasuh muka diantara basuhan lain rukun wudhu. Air tak hanya membasahi permukaan kulit namun menyentuh pori-pori hingga menyegarkan, ditambah usai menunaikan shalat akan semakin menyejukkan. Kemudian kita melanjutkan pekerjaan dengan semangat kembali. Sesuatu yang dimulai dengan emosi, melangkah diawali dengan amarah, dan bekerja didahului dengan hati yang kering pasti akan berakibat pa

[ENERGI SEPERTIGA AKHIR MALAM]

Kita manusia biasa yang normal, dan sesuper apapun manusia pasti memiliki fitrah kemanusiaan. Memiliki kekurangan, punya kelemahan, memerlukan ruang berkeluh kesah dan saatnya menangis.  Untuk melewati dan mengatasi itu semua, kita memerlukan energi. Dan energi walaupun ada dimana-mana dan kapan saja, tentu ada energi lain yang khusus, disediakan hanya pada tempat khusus, dengan cara khusus, diwaktu khusus pula. “Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Israa’: 79) Saat Allah berkehendak mengangkat dan memuliakan seorang hamba, walau seisi dunia ini berkonspirasi merendahkannya maka ia akan tetap mulia. Begitu pula jika seisi dunia ini berkoalisi mengangkat seseorang, namun Allah menghendaki-Nya jatuh, maka ia akan hina. “Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu

[TEMBE NGGOLI]

Tembe Nggoli merupakan salah satu sarung tenun khas yang berasal dari masyarakat Bima (Mbojo) di ujung timur pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Menenun (muna ro medi) bagi gadis Bima salah satu keterampilan wajib sebelum menikah.  Tembe Nggoli memiliki warna yang cerah dan cantik. Permukaannya halus, tidak mudah kusut dan sobek. Menghangatkan tubuh dan dingin saat digunakan saat panas.   Memakai sarung sangat lazim bagi kaum laki-laki maupun perempuan Bima dari zaman dulu hingga sekarang. Dimana cara memakai sarung Nggoli tersebut antara kaum laki-laki dan kaum perempuan sangat berbeda, pada kaum laki-laki mereka memakai sarung seperti layaknya kaum pria lainnya di Indonesia, yaitu dengan cara digulung ketat di bagian perut atau pinggang yang dalam bahasa Bima (Mbojo) biasa disebut “katente tembe”. Sedangkan bagi kaum perempuan sarung dipakai sebagai bawahan dengan cara dilipat dan diselipkan (dijepit agar tidak terlepas) yang disebut “sanggentu tembe”. Sedang u

[KOLABORASI AKADEMISI]

Tugas terberat setelah menumbuhkan potensi yaitu menjembatani semua potensi tersebut agar dapat bersinergi menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar. Bangsa kita terkenal dengan potensi sumberdaya alamnya yang luar biasa di setiap daerah dan hal itu yang menarik bangsa asing menjajah negeri ini. Negeri ini sumberdaya manusianya melimpah  sehingga tak sedikit yang harus bekerja diluar negeri. Banyak karya dan temuan anak bangsa yang bisa menjawab permasalahan malah dikembangkan atau lebih di hargai oleh bangsa lain. Kampus sebagai rumah gagasan, intelektual dan inovasi menjadi potensi solusi dari beragam permasalahan saat ini. Alhamdulillah UTS mendapatkan kehormatan dengan kedatangan salah satu anggota DPR RI dapil NTB (Pulau Sumbawa) yang juga sekretaris fraksi PKS MPR RI Abangda H. Johan Rosihan, ST @johanrosihan_ dalam rangka penyerapan aspirasi masyarakat. Ini bisa menjadi jembatan kolaborasi antara akademisi dengan wakil rakyat guna mempercepat penyelesaian

[BERBAGI KISAH]

Berbagi kisah pada acara @respekuts dihadapan lebih dari 1.000 Mahasiswa Baru Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) NTB tentang pendidikan karakter dan bagaimana para pemimpin bangsa dan dunia menggasah diri hingga menjadi orang yang luar biasa.  Metode ini yang kemudian di UTS diperkenalkan dengan Program Pembinaan Terpadu Mahasiswa (PPTM) dengan berbagai jenis kegiatan yang kreatif dan fun. Bertutur dihadapan Mahasiswa UTS dari seluruh Nusantara adalah sebuah pengalaman dan kesempatan luar biasa yang DR. Zulkieflimansyah @zulkieflimansyah (Gubernur NTB 2018-2023 yang hari ini dilantik presiden) pada saya. Ini bukan masalah pengalaman dan jam terbang mengisi sebuah acara tapi bagaimana kita bisa membawa diri dan memilih kata yang dapat dipahami dan menyatukan keberagaman Indonesia.  19092018 #IWANwahyudi  #MariBerbagiMakna  #InspirasiWajahNegeri  #respekuts2018

[PIONIR]

Menjadi pembuka jalan itu berat, berperan jadi yang mengawali itu tak semua suka, ditempatkan sebagai perintis tak jarang yang bersedia memikul semua konsekuensinya. Menanam itu tak semua mau, tapi saat memanen semua ingin menikmati.  Bila keutamaan itu dinobatkan kepada kepeloporan, itu pilihan yang tepat. Tak ada makna bagi kebesaran dibelakang hari pada umat atau kaum manapun, tanpa jasa para pionir.  (KH. Rahmat Abdullah)  Alhamdulillah bertemu dengan generasi awal BEM Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang akan dilantik beberapa hari kedepan. Semoga menjadi pionir yang konsisten dalam setiap peran.  19092018 21:21 IA5 #IWANwahyudi  #MariBerbagiMakna  #InspirasiWajahNegeri  www.iwan-wahyudi.net

[KADANG PERLU MELIHAT DARI SUDUT TERBALIK]

"Aku merenungkan keadaan orang-orang baik dan jahat, maka aku lihat sebab dari baiknya adalah mau memperhatikan, dan sebab dari rusaknya orang jahat adalah tak mau memperhatikan" (Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khatir) Untuk lebih mengasah kepekaan jiwa dan kesensitifitas empati diperlukan kedekatan merasakan apa yang dirasakan orang lain, kita larut dan menyatu dalam emosinya. Bukan malah memaksa orang lain larut dalam kondisi kita, atau kita hanya mengetahui diri sendiri saja. Jika menjadi penguasa sesekali coba memakai kaca mata rakyat biasa, agar hati menyatu dengan denyut nadi rakyat dan melahirkan rasa melayani pada yang dipimpin. Saat menjadi orang yang biasa-biasa saja, sesekali berimajinasilah menjadi orang diatas rata-rata. Karena dengan itu akan banyak hal yang dapat dilakukan, tak sedikit bisa memberi solusi, makin luas kebaikan yang bisa dirasakan banyak orang. Sejenak perlu melihat dari sudut terbalik agar tak terbelenggu oleh tumpurung pembatas imajinasi

[GERAKAN PENAMU]

"Jika kita mau dan bertekad baja, insya Allah semuanya sangat mudah dan sangat mungkin. Mengapa ? Toh anugerah atau potensi menulis sudah kita peroleh sejak kecil, bukan?" (Mengikat Pena, Buku Best Seller Inspirasi dan Spirit menjadi Manusia Luar Biasa halaman 148) Tepat hari ini empat tahun silam untuk pertama kalinya saya membedah buku karya sendiri, dan itu buku pertama saya. Acara yang cukup sederhana oleh Forum Kajian Ekonomi Islam (FoKEI) FEB Universitas Mataram. Bagi saya ini kegiatan, waktu, tempat, kesempatan dan pengalaman bersejarah. Buku saya ini terbit Juli 2016 masa-masa yang agak berat dalam hidup saya, tapi buku ini sebagai bertanda saya menolak takluk oleh keadaan yang bisa saja melumpuhkan. Bagi kebanyakan orang menulis itu sulit, begitu juga yang saya rasakan sebenarnya. Namun, jika menulis itu sulit kenapa status media sosial kita bisa banjir di dunia maya?. Diantara alasan yang sering dikemukakan karena takut tulisan ki

[Rector Notes No. 136]

MELAWAN DENGAN DAMAI adalah judul buku ke 5 yang ditulis oleh Bang Iwan Wahyudi @iwanwahyudi1, Kepala Badan Pembinaan Karakter dan Hubungan Orang Tua Mahasiswa @universitasteknologisumbawa. Hari ini saya menerima bukunya dan juga kaosnya yang keren. Isi bukunya sangat menarik dan ditulis dengan bahasa yang ringan.  Memberikan banyak inspirasi dan semangat pada pembaca bagaimana kita menghadapi situasi pandemi ini. Ada juga ulasan pengalaman dari para mahasiswa rantau yang tidak bisa mudik ke kampung halamannya mengikuti anjuran dari kampus dan pemerintah. Silakan bagi para sahabat yang menginginkan buku tersebut bisa kontak Bang Iwan Wahyudi. --- Terimakasih pak Chairul Hudaya, PhD rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) 16092020

[HADIRKAN MOMENTUM SETIAP WAKTU]

Betapa banyak orang untuk melakukan sesuatu harus menunggu momentum yang tepat, terkadang malah mengaitkannya dengan hari tertentu, malam khusus atau waktu-waktu dengan hitung-hitungan yang tak logis dan jauh dari nilai-nilaia ilmiah. Dalam fisika Rumus momentum adalah massa x kecepatan. Jelas sekali bahwa komponen waktu hanya satu bagian dari kecepatan. Dalam momentum sosial, massa adalah kuantitas massa (aktivis dan basis massa). Sedangkan kecepatan merupakan tingkat akselerasi dan pematangan diri. Kuantitas massa dicapai dengan memperbanyak laku menyuarakan, mengajak juga merekrut orang-orang untuk mengambil bagian dalam proses perbaikan dimasyarakat. Kuantitas massa pun akan terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan yaitu penggerak, pendukung dan simpatisan. Hal ini perlu disadari dari awal agar mengantisipasi frustasi dikemudian hari karena menganggap semua orang HARUS menjadi penggerak semata. Tingkat akselerasi dan pematangan diri ini terkait langsung dengan pembinaan.

[BERSAMA JURAGAN]

Alhamdulillah bisa dipertemukan dengan sosok Kepala Sekolah SMAN Ende Pulau nun jauh di Nusa Tenggara Timur disana. Selama ini hanya dapat berbuat dialam WhatsApp. Dari nama daerahnya saja sudah terbayang bahwa beliau dari salah satu pulau yang ada digugusan nusantara dan perjalanannya harus penyebrangi lautan.  Yang luar biasa juga nama beliau JURAGAN ALI. Awalnya saya mengira kata "juragan" didepan namanya adalah panggilan atau julukan. Ternyata di KTP maupun tiket penerbangan beliau tercantum jelas "JURAGAN ALI". Terima Kasih atas kesempatan berkenalan ini pak kepsek, semoga saya bisa melakukan kunjungan balasan ke Ende Pulau.  16092018 07.46 SMK Al Kahfi #IWANwahyudi  #MariBerbagiMakna  #InspirasiWajahNegeri  Www.iwan-wahyudi.com

[MANUSIA GARIS DEPAN]

"Dalam setiap peristiwa atau sebuah capaian selalu ada segelintir manusia yang berada di garis depan baik terlihat maupun dibelakang layar." September 2018, setelah sebulan penundaan kedatangan mahasiswa baru Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dari luar NTB (Nusantara) karena peristiwa Gempa Lombok akhirnya hari-hari sibuk dan padat itupun tiba. Dari lebih 700an pendaftar mahasiswa luar NTB hanya 370 mahasiswa yang lulus dan harus dimobilisasi kedatangannya dari seluruh penjuru Nusantara. Selain tim yang berada di UTS ada juga tim di berbagai daerah yang menjadi koordinator daerah mulai dari sosialisasi, proses pendaftaran hingga memobilisasi mahasiswa hingga tiba di Asrama Mahasiswa (tahun pertama wajib mahasiswa luar NTB/rantau tinggal di asrama) Rabu-Jum'at, 12-14 September 2019 mereka tiba dengan tiga gelombang dari penjuru Nusantara melalui darat, laut dan udara. Diantara sekian sosok garis depan di daerah perwakilannya ikut menda

[HARI TERBAIK]

Jika ditanya kapan hari terbaikmu? Bisa jadi kita menjawabnya : hari kelahiran, hari pernikahan, hari saat menjadi juara, hari kenaikan kelas, hari gajian dan seterusnya yang terkait dengan sesuatu yang menguntungkan diri kita. Kalo perasaan itu yang ada, maka betapa egois dan kerdilnya kita. Ukurannya pribadi kita, standartnya kepuasan sendiri, parameternya kesenangan personal semata. Kacamata yang kita pakai hanya faktor materi atau sudut pandang orientasi aku. Pada dasarnya tiap hari adalah lembaran baru kehidupan yang harus diisi dengan lukisan perjalanan harian kita. Warnanya putih, hitam atau warna lainnya, terserah pada kita sendiri. Pilihan warna adalah refleksi jiwa, tampilan sketsa cerminan isi kepala, nilai keindahannya seperti apa pesan rasa yang diterima oleh yang memandang dan menikmatinya. Tiap hari anugerahNya yang diberikan gratis, tinggal isinya apakah yang terbaik dalam perjalanan kita, karya terbaik dalam kerja kita, amal terbaik dari ibadah kita dan kis

[PAGI SANG PENYAPA HARI]

Dalam segala musim apapun, saat tampak atau tidak mentari menyinari semesta, tetap pagi adalah awal dari setiap lembaran hari yang kita lalui. Setiap permulaan hari, Sang Pagi akan selalu menyapa dalam kehangatan kita menyambutnya atau kecuekan menemuinya. Sang pagi akan tetap dalam kodratnya menyapa diawal hari tak terpengaruh oleh apapun tanggapan yang disapanya. Ia akan menjadi mengingat bahwa setiap permulaan hari tiba, kita harus menyiapkan apa yang dibutuhkan hari tersebut agar target tercapai, langkah menuju kesuksesan tetap tertapaki, niat lurus tetap terjaga dalam relnya, beban yang selalu memberatkan punggung agar segera disisihkan. Selamat menjawab sapaan sang pagi, dengan kehangatan dan optimisme yang mengalirkan semangat menaklukan lembaran baru aktifitas kita. --- kamis optimis --- 14092017 06:47 #IwanWahyudi  #MariBerbagiMakna  www.iwan-wahyudi.com www.iwan-wahyudi.net

[MERAWAT PERTUMBUHAN]

Dalam periodesasi sebuah organisasi maupun personal dari kelahiran hingga puncak/klimaks maka salah satu tahapan penting yang akan mempengaruhi keseluruhan adalah tahapan pertumbuhan. Sehingga banyak yang mencurahkan energi pada tahapan ini, siapa yang dapat melewati pertumbuhan dengan perawatan maksimal maka akan menikmati panen yang melimpah dan menguntungkan. Merawat pertumbuhan akan maksimal jika memberikan setidaknya sentuhan-sentuhan :  Pertama, memastikan pertumbuhan sesuai dengan perencanaan baik dari segi waktu maupun perkembangan ukuran. Kedua, penanganan hama dan gangguan yang akan menghambat laju pertumbuhan Ketiga, memberi stimulan tumbuh agar pertumbuhan tetap stabil bahkan terjadi percepatan Keempat, Pengkondisian lingkungan sekitar baik yang terprediksi maupun diluar kendali yang sedikit banyak tentunya akan mempengaruhi masa pertumbuhan Merawat pertumbuhan setidaknya menjaga tahapan penting kelangsungan dimasa mendatang bagi keemasan sebuah lembaga dan kema

[SEKELOMPOK MANUSIA GILA]

"Jangan khawatir ketika anda diacuhkan, tapi berjuanglah jadi layak untuk dikenal" (Abraham Lincoln) Kita tidak perlu khawatir bahwa orang akan mengacuhkanmu. Khawatir takkan merubah situasi, tapi mulailah berbuat sesuatu. Mulailah melihat dirimu lebih dalam. Temukan talentamu dan buatlah dirimu layak dikenal orang dengan talenta itu. Ingatlah kamu memiliki ciri khas yang membedakan dari orang lain. Ketika orang lain melihat talentamu, biarkan mereka yang tergerak untuk mengenalmu. Alhamdulillah KCR community kedatangan tamu luar biasa, kknda Iwan Wahyudi seorang penulis muda dana Mbojo yg baru saja merilis buku barunya yg berjudul BEST SELLER, INSPIRASI DAN SPIRIT menjadi manusia LUAR BIASA. Beliau menyisihkan 10% dari penjualan bukunya untuk dakwah dan kemanusiaan, dan hasil itu beliau serahkan di kampung belajar KCR community berupa buku bacaan untuk santri-santri binaan komunitas KANCOA RIDA.  Civitas KCR community mengucapkan banyak terima kasih dan teruslah

[KEMATIAN]

Kematian. Kenapa harus ditakutkan karena ia adalah keniscayaan bagi setiap yang bernyawa?. Sejak kecilpun kita telah mengetahui hal itu. Namun, mungkin perjalanan kita didunia kemudian yang mengubah persepsi kita atas kematian tersebut. Bisa jadi ketakutan itu karena hari-hari kita begitu banyak disia-siakan. Boleh jadi kebanyakan waktu kita dipenuhi jejak-jejak noda yang menggelapkan, bisa juga kita terlalu mengecil-kecilkan peristwa besar kematian yang merupakan batas/perantara dua alam kehidupan. Tak sedikit juga diantara manusia yang berlomba mencari-cari pintu kematian, bahagia saat sakaratul maut datang, tersenyum waktu ruh berpisah dengan jasad 13092016 @iwanwahyudi1

[DITEMBAK SMANSA BELO]

Silaturahim akhir pekan berbuah tembakan mendadak tanpa ada pilihan mengelak. Nostalgia masa putih biru yang berakhir sodoran tanpa bisa melakukan penolakan.  Ditembak itu berat, apalagi tanpa di prediksi terlebih dahulu. Makin berat lagi jika seketika dan mengagetkan. Tantangan yang harus diubah menjadi peluang,  Awalnya hanya untuk menepati janji mengantar pesanan buku ke lima saya Melawan dengan Damai, Renungan Inspiratif dimasa pandemi ke senior saya Abangda Khairul Juhdi kepala sekolah SMAN 1 BELO (SMANSA BELO), tetiba malah ditembak untuk mengisi kelas akselerasi. Kelas akselerasi pertama sejak sekolah ini berdiri. Kelas bersejarah karena mereka adalah lulusan masa pandemi covid-19 yang belum tentu dirasakan oleh angkatan selanjutnya.  Hidup itu proses panjang mengenal mimpi-mimpi, merencanakan impian, berproses dijalan merebut mimpi-mimpi hingga menikmati ujung takdir apapun dari cita-cita tersebut. Mereka yang merasakan gagalan merupakan manusia sempurna

[HIJRAH SEBUAH KEMESTIAN]

“Para muhajir telah memulainya dengan benar, suatu perpindahan yang beranjak dari kesadaran dan bukan dari kemarahan “ (KH. Rahmat Abdullah) 1437 tahun yang lalu sebuah prosesi perpindahan yang tak biasa dilakukan seorang Nabi penutup Muhammad SAW. Perpindahan meninggalkan kampung halaman tempat entah berapa abad lamanya para leluhur tinggal menetap disana. Meninggalkan tidak sedikit orang yang dicintai dan para kerabat. Sebuah gerakan dari Makkah menuju Madinah. Dari sekedar komunitas kecil di Makkah menjadi sebuah Negara dan Peradaban saat di Madinah. Prosesi ini kemudian dikenal dengan Hijrah. Tahapan perjuangan ini kemudian dijadikan sebuah tonggak penanggalan dalam Islam. Sebuah proses Hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat adalah peristiwa yang sangat luar biasa, merubah wajah perjuangan, merubah sebuah metode cara melakukan dan menyebarkan kebaikan hingga semakin menyemesta tanpa kehilangan Ruh dasar keIslaman yang menjadi landasan. Hijra