Langsung ke konten utama

[DARAH DAN TETESAN PAHALA]

Darah, sebagian mengidentikkannya dengan totalitas perjuangan. Banyak slogan yang menggunakan kata "darah" untuk membangkitkan heroisme dan pengorbanan seperti : Berjuang sampai titik darah terakhir, para pahlawan berjuang mengorbankan segalanya harta, darah bahkan nyawa, darah harus dibayar dengan darah dan sebagainya. 

Slogan dan kalimat diatas dan sejenisnya menyimbolkan darah sebagai sebuah bukti perjuangan, perbuatan dan keseriusan dalam melakukan sebuah kerja dan amal. Tentu semakin tinggi level perjuangan dan kerja akan semakin besar bernilai pahala jika itu adalah kebaikan dan diniatkan semata-mata untuk beribadah kepada-Nya.

Tentu hal yang "berdarah-darah" diatas tak semuanya terbuka peluang dan bisa dilakukan setiap saat. Namun, selalu ada berdarah-darah lainnya yang sederhana tapi tetap bernilai kemuliaan seperti menyumbang darah untuk kemanusiaan. Saya menilai salah satu amal yang ikhlas adalah para pendonor darah. Mereka mendonorkan darah, kadang tak mengetahui pada sosok mana darahnya tersebut akan mengalir dan memberi manfaat. Biar tiap tetes darahnya mengalirkan pahala tanpa diketahui.

Tidak semua orang dapat beramal hingga berdarah-darah, bersyukurlah jika tetes darah kita pun masih bermanfaat pada sesama.

Foto : Donor Darah Rutin Bulanan Civitas Akademika Universitas Teknologi Sumbawa

23092019 23:05
#IWANwahyudi 
#MariBerbagiMakna 
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan 
@iwanwahyudi1  @ Universitas Teknologi Sumbawa - UTS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...