Langsung ke konten utama

[SEKELOMPOK MANUSIA GILA]

"Jangan khawatir ketika anda diacuhkan, tapi berjuanglah jadi layak untuk dikenal" (Abraham Lincoln)

Kita tidak perlu khawatir bahwa orang akan mengacuhkanmu. Khawatir takkan merubah situasi, tapi mulailah berbuat sesuatu. Mulailah melihat dirimu lebih dalam.

Temukan talentamu dan buatlah dirimu layak dikenal orang dengan talenta itu. Ingatlah kamu memiliki ciri khas yang membedakan dari orang lain. Ketika orang lain melihat talentamu, biarkan mereka yang tergerak untuk mengenalmu.

Alhamdulillah KCR community kedatangan tamu luar biasa, kknda Iwan Wahyudi seorang penulis muda dana Mbojo yg baru saja merilis buku barunya yg berjudul BEST SELLER, INSPIRASI DAN SPIRIT menjadi manusia LUAR BIASA. Beliau menyisihkan 10% dari penjualan bukunya untuk dakwah dan kemanusiaan, dan hasil itu beliau serahkan di kampung belajar KCR community berupa buku bacaan untuk santri-santri binaan komunitas KANCOA RIDA. 

Civitas KCR community mengucapkan banyak terima kasih dan teruslah berkarya bang, tulislah maka kau membuat sejarah bagimu dan masyarakat. Fasttabiqul khairat.

Perjalanan tidak hanya di KCR, beliau lanjut menuju komunitas seni bontomaranu untuk bersilaturahmi, alhamdulillah banyak hal dan ilmu yg kami dapatkan walau hanya beberapa menit saja.. 

Satu kutipan kalimat kembali saya visualkan dari sang pelaku kemanusian dan isnpirator "KITA BESAR KARNA SALING MEMBESARKAN" ( Rangga Babuju )

YA.... 
begitulan kumpulan orang-orang GILA.

#baruga inspirasi KCR, 13 sept 2016
SKR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...