Langsung ke konten utama

[KOLABORASI AKADEMISI]


Tugas terberat setelah menumbuhkan potensi yaitu menjembatani semua potensi tersebut agar dapat bersinergi menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar.

Bangsa kita terkenal dengan potensi sumberdaya alamnya yang luar biasa di setiap daerah dan hal itu yang menarik bangsa asing menjajah negeri ini. Negeri ini sumberdaya manusianya melimpah  sehingga tak sedikit yang harus bekerja diluar negeri. Banyak karya dan temuan anak bangsa yang bisa menjawab permasalahan malah dikembangkan atau lebih di hargai oleh bangsa lain. Kampus sebagai rumah gagasan, intelektual dan inovasi menjadi potensi solusi dari beragam permasalahan saat ini.
Alhamdulillah UTS mendapatkan kehormatan dengan kedatangan salah satu anggota DPR RI dapil NTB (Pulau Sumbawa) yang juga sekretaris fraksi PKS MPR RI Abangda H. Johan Rosihan, ST @johanrosihan_
dalam rangka penyerapan aspirasi masyarakat. Ini bisa menjadi jembatan kolaborasi antara akademisi dengan wakil rakyat guna mempercepat penyelesaian masalah dimasyarakat, memperbesar manfaat yang akan dirasakan masyarakat.

Terimakasih atas kunjunganya Bang Jo (begitu beliau akrab kami sapa). Alhamdulillah ada rindu yang juga terobati. Sukses dan tetap Istiqomah memperjuangkan ummat dan daerah tercinta.

19092020
#IWANWahyudi 
#MariBebagiMakna 
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan 
@iwanwahyudi1 
@inspirasiwajahnegeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me