Silaturahim akhir pekan berbuah tembakan mendadak tanpa ada pilihan mengelak. Nostalgia masa putih biru yang berakhir sodoran tanpa bisa melakukan penolakan.
Ditembak itu berat, apalagi tanpa di prediksi terlebih dahulu. Makin berat lagi jika seketika dan mengagetkan. Tantangan yang harus diubah menjadi peluang,
Awalnya hanya untuk menepati janji mengantar pesanan buku ke lima saya Melawan dengan Damai, Renungan Inspiratif dimasa pandemi ke senior saya Abangda Khairul Juhdi kepala sekolah SMAN 1 BELO (SMANSA BELO), tetiba malah ditembak untuk mengisi kelas akselerasi. Kelas akselerasi pertama sejak sekolah ini berdiri. Kelas bersejarah karena mereka adalah lulusan masa pandemi covid-19 yang belum tentu dirasakan oleh angkatan selanjutnya.
Hidup itu proses panjang mengenal mimpi-mimpi, merencanakan impian, berproses dijalan merebut mimpi-mimpi hingga menikmati ujung takdir apapun dari cita-cita tersebut. Mereka yang merasakan gagalan merupakan manusia sempurna dibanding mereka yang sukses terus tanpa sekalipun meneguk pahitnya kegagalan. Menyerah pada perasaan pribadi yang melemahkan bukan pilihan, tapi menjawab tekanan dan beban dengan ikhtiar dan bukti di luar ekspektasi adalah jawaban.
Ini perjalanan pertama saya ke Bima, setelah tujuh bulan tidak kemana-mana bertahan tidak keluar daerah selama pandemi. Terimakasih atas kesempatan luar biasa memetik kebaikan-kebaikan ini.
12092020
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna #reHATIwan
#InspirasiWajahNegeri
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
Komentar
Posting Komentar