Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

[GILIRAN]

Selalu ada perputaran waktu yang membuat silih berganti datang dan pergi. Ada usia individu, usia ummat/masyarakat dan lapisan sejarah. Pergiliran sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat. Penghargaan dan penempatan waktu oleh diri sangat mempengaruhi berapa lama pergantian itu akan terasa. Tiba-tiba telah tua,  jabatan telah selesai, popularitas meredup, sejumlah orang disekitar telah pergi, kursi yang dulu ramai kini telah ditinggal beberapa bahkan telah rusak. Sebagai sebuah komunitas, kumpulan individu dan masyarakatpun demikian. Jika tidak mampu bertahan, mengokohkan eksistensi, lemah dan tak berdaya makan bersiaplah untuk tergilas dan tergantikan. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf [7]: 34). Pergiliran itu pasti, yang dapat kita pilih ialah cara menyiapkan diri. Menyambut kedatangan silih bergantinya dengan persiapan yang sun

[DO'A]

Lafadz yang menyatukan pikiran, keinginan dan hati. Harapan yang menghubungkan kemarin, hari ini dan esok Komunikasi antara hamba dengan keMaha Segala Sang Pencipta segala Ia laksana kedipan mata Sulaiman saat memindahkan kerajaan Balqis Suatu waktu berproses seperti metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu Atau sekejap Kun Fayakun-Nya yang tak berwaktu 31012020 Kamar 1A5 #IWANWahyudi  #MariBerbagiMakna  @iwanwahyudi1

[AKHIR UNTUK MENGAWALI]

2021, mungkin akan berlalu sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Datar tanpa ada peningkatan, tanpa jejak yang berbeda, hambar prestasi, dalam lingkaran yang sama. Hasilnya sebelas duabelas belas klo tidak mau disebut copypaste.  2021, masih pandemi covid-19 alasan besar yang menjadikan banyak target tak tercapai di 2020, tapi setahun kemarin sudah cukup waktu beradaptasi dan jadikan pijakan melompat lebih tinggi. Beda dong saat Corona baru tiba, pangling, takut, masih PDKT dan belum move on karena takut salah langkah.  2021, menertibkan segala aktifitas, langkah, pikiran dan capaian dalam tulisan dan arsip. Buku agenda yang hanya mampu terisi di bulan pertama saja dan kosong di sebelas bulan lainnya semoga tak terulang lagi. Agar tak dipandang sinis dengan ucapan "Jangan cuma ngomong dan cerita aja, mana bukti terlulisnya? ". 2021, kondisi ekonomi belum akan membaik bahkan bisa jadi merosot sebagai efek tahun lalu dan tak terbendung lagi. Bedakan mana kebutuhan  d

[ IZINKAN MEREKA MENGHIRUP INDONESIA ]

Mungkin anda sudah tau atau belum mendengar jika banyak anak Indonesia yang lahir, tumbuh dan besar di Indonesia tapi tak menghirup aroma Indonesia. Mereka hanya tau Indonesia dalam teks yang membuat kepala semakin runyam dalam banyak hafalan pelajaran yang kian menumpuk. Dan anda tau bahayanya jika ini berlarut-larut? Identitas tanpa rasa memiliki dan menghadirkan nilai cinta. Ajak anak-anak Indonesia, sesekali keluar dari rutinitas di daerah tempat ia berdomisili. Bawa mereka merantau agar dikepala mereka ada file baru tentang Indonesia yang luas ini. Izinkan mereka menjelajah Jamrud khatulistiwa semampu mereka dengan ala kadarnya yang mereka miliki. Tidak harus fasilitas mewah dan akomodasi mahal untuk menghirup Indonesia. Karena Indonesia ini ramah dan  tak akan membiarkan anak-anaknya kelaparan saat mereka mencintai negeri nya dengan tulus. Dalam tiap jengkal Indonesia banyak Inspirasi, dalam tiap hembusan udaranya ada aroma kebahagiaan dan dalam tiap anak-anak Indones

[ SANG PETANI PROTEIN TANPA PACUL ]

Cara "bertani " Arief Budi Witarto, 32 tahun, sungguh tak lazim. Ia tak memakai pacul, melainkan mikroskop. Lahan cocok tanamnya pun bukan sawah, melainkan laboratorium. Namun, pria kelahiran Lahat, Sumatera Utara, ini suka menyebut pekerjaannya sebagai bertani. Lebih tepatnya "bertani protein ". "Itu padanan molecular farming, karena molekul yang dimaksud adalah protein, " penyandang gelar doktor bidang rekayasa protein itu. Profesi ini terbilang langka. Ahli rekayasa protein di Indonesia bisa dihitung dengan sebelah tangan. Tulisan diatas saya baca di majalah Gatra edisi khusus 100 tokoh Indonesia Agustus 2003, namanya sejajar dengan Warsito penemu rompi anti kanker dimajalah yang sama. Imajinasi saya sebatas mereka orang pandai yang dimiliki bangsa ini, kurang yakin berharap bertemu fisik.  Tahun 2017 takdir Allah SWT mengaruniai saya bertemu dengan beliau di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Sepanjang waktu itu hingga hari in

[RINDU SELALU MENCARI CARA UNTUK BERJUMPA]

Saat berkenalan dengan orang baru yang kita idamkan atau tidak, nantinya kita senang atau gak tentu semua kita merasa gembira karena bertambah daftar nama pertemanan yang kita miliki. Perjalanan waktu kemudian akan mengantarkan kita pada banyak interaksi dengannya yang menghasilkan kenangan. Satu yang harus disadari dimana ada pertemuan pasti ada  saatnya harus berjarak. Menjadikan waktu selama perjumpaan itu berkualitas hal yang utama, karena setiap waktu amat berharga. Tidak harus serius amat tapi punya manfaat, walau itu hanya hal yang menghibur tapi jangan keseringan nanti malah memendam rindu pada hal yang serius. Jadikan setiap kesempatan saling memberi dan berbagi makna cieee.... Tiap pertemuan akan melahirkan rasa rindu, apalagi jika waktunya nanti harus berjarak. Saya diantara orang yang yakin jika kita pernah bertemu seseorang, kelak kita akan diberikan kesempatan berjumpa lagi. Tinggal kini apa yang kita lakukan selama waktu berjarak dengannya hingga jumpa kembal

HIDUP untuk BERBAGI

Hidup yang kita lalui dimuka bumi ini hakikatnya sebuah pinjaman waktu yang diberikan oleh-Nya. Pijaman itu tentu memiliki batas jatuh tempo, ukuran pengembalian, prosedur penggunaan dan mekanisme pengembaliannya. Kenapa semua harus diatur demikian? Agar dalam peminjaman itu tidak ada yang dirugikan, melainkan saling melipat gandakan keuntungan. Salah satu cara yang tidak menyalahi aturan dan selalu membawa keuntungan adalah BERBAGI dalam hidup ini. Banyak hal dapat kita bagi selama waktu didunia ini. Berbagi tentunya dengan apa yang kita punya. Siapa yang tak memiliki mustahil untuk berbagi. Pertama, Berbagi Materi. Sebagian besar manusia mempersepsikan berbagi dalam ruang yang sempit bernama materi semata. Berbagi materipun tidak diwajibkan bagi semua manusia, namun hanya bagi mereka yang memiliki kadar harta tertentu semata. Sangat ringan bukan? Kedua, Berbagi Keteladanan. Sebaik-baiknya cara mengajak orang lain bukan dengan perintah tapi dengan keteladanan. Dari berbaga

[LAKI, LANGKAH KITA]

Melangkah berarti berpindah dari satu titik ketitik lainnya. Karena jika diam, langkah ditempat namanya. Melangkah juga pasti ada langkah pertama dan langkah terakhir yang menunjukan titik start dan finish. Langkah kita diawal terasa berat bisa jadi masih dibayangi rasa takut yang berlebihan,  Takut tidak berhasil, takut kesulitan, takut gagal, takut kekurangan bekal dan lain-lainnya. Sebaliknya langkah terakhir itu banyak godaannya. Merasa paling segalanya sendiri, mager (malas gerak), populer dimata manusia bahkan tak terkalahkan, hingga lupa menyiapkan pemakaman. Belum lagi langkah kita akan menemui hambatan dan rintangan dari luar diri sendiri. Tak mungkin dipungkiri pasti ada yang tak suka dengan kita sebaik apapun tujuan dan motivasi kita. Karena sudah menjadi hukum alam dan tak mungkin bersatu antara kebaikan dan kejahatan.  Melangkah bisa jadi tak perlu lebar sekali atau langkah cepat. Yang harus tetap ada melangkah itu sendiri, jangan pernah terhenti apalagi mati l

[ISTIRAHAT DALAM MANFA'AT]

Pernah membedakan antara istirahat dengan mati? Itu ibarat kita menyandingkan antara koma (,) dengan titik (.) saat membaca dan menulis. Ada mereka yang hidupnya dipadati kesibukan bekerja hingga jatah istirahat berkurang kecuali saat vonis sakit dan masuk opname baru mengalokasikan  istirahat dalam intimidasi dokter dan sakit. Ada lagi mereka yang tak sibuk bahkan pemalas tanpa pekerjaan kecuali istirahat dan tidur semata aktifitasnya. Kasihan, istirahat dijadikan virus yang menggerogoti kemanusiaannya dan bisa jadi menyampakkan dirinya menjadi sampah. Istirahat itu bukan akhir segala-galanya. Bukan tanda titik (.) yang selalu dijadikan kambing hitam saat tak mampu menghadapi hidup dan kehidupan. Istirahat itu cuma tanda koma (,) berhenti sejenak dan jedanya buka off sama sekali. Tapi hanya satu pelabuhan yang akan dijumpai dari pelayaran hidup. Saat istirahat selain ia berfungi sebagai tempat evaluasi perjalanan, mengisi energi untuk melanjutkan pelayaran, tapi harus ada

[ MENULIS UNTUK DIBACA BUKAN MENGHARAP PUJIAN ]

A : Bang kok rajin posting tulisan tiap hari ?  padahal yang like statusnya paling banyak belasan orang   B : Lah bang klo cuma cape posting tulisan tiap hari dan yang jadi follow akun kita dikit, buat apa ?   C : Bang status ente tiap hari panjang-panjang tapi dikit yang komen, mendingan status ana pendek tapi kontro versi banyak yang komen.   Tiga ungkapan diatas bisa jadi mewakili sekian banyak pertanyaan yang diwarga net sampaikan ke kita, termasuk saya. Saya juga sadar yang like, komentar dan follow akun dan status media social saya tidak sebanyak teman-teman saya, apalagi selebritas baik yang beneran maupun selebriti media social. Atau ada perasaan salah satu akun media social kita sudah full (habis batas pertemanan yang disediakan) tapi yang merespon hanya belasan, sakit bangetkan hati kita. Yah itu manusiawi banget gaeys.   Jika hanya mengejar jumlah follower ah itu mudah banyak yang menawarkan itu dengan mengeluarkan beberapa biaya. Atau ingin yang like status kita

[PROPORSIONAL]

Kalau biasanya fisik selalu bergerak tak kenal lelah mengikuti apa kata hati, panggilan jiwa, dan gelora semangat yang berasal dari spirit idealisme, Sesekali perlu juga mendengar jeritan fisik yang haknya terbengkalai. Ibarat mesin ia juga perlu jeda, service rutin bahkan asupan pelumas yang benar dan sesuai takarannya.  Memaksakan fisik diluar kapasitasnya, padahal ada ruang untuk istirahat, ada asupan gizi yang tersedia, ada kesempatan untuk rehat dan refreshing adalah perbuatan yang tidak adil dan menimbulkan resiko berat dikemudian waktu yang berefek pada terhambat bahkan lumpuhnya aktifitas penting kita lainnya. So, semua memiliki fungsi dan batasan. Gunakan sesuai prosedur dan proporsional. Setiap yang tidak sesuai atau melenceng sedikit saja akan memiliki efek dan resiko pada diri kita dan orang lain. Ingat, menyesal kemudian tak berguna 28012018 22:40 Kamar 1A5 #IWANWahyudi #MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #Komunitas_Gerimis www.iwan-wahyudi.net

[ Sakit itu perlu walau sedikit, agar ada pijakan untuk bangkit ]

Seketika tangisnya pecah seraya menyebut nama saya saat saya masuk keruang bedah dan mendekati ranjangya, padahal kedua orang tuanya mendampingi. Saya tidak tau dari mana lelaki remaja itu mengenal saya, secara interaksi, jujur saya belum pernah bertemu dalam urusan apapun, dan saya tidak cukup terkenal digenerasi mereka.  Saya menyadari manusia punya titik dimana saat tidak berdaya, ia butuh support dalam bentuk apapun itu. Dalam kondisi lemah ia butuh penguat walau ia sadar hal itu tak sekuat yang ia butuhkan. Saat putus asa, ia butuh banyak orang yang memperhatikan walaupun itu sosok yang dikenalnya seketika itu.  Ini mungkin salah satu hikmah para orang Sholeh menganjurkan kita sesekali berkunjung ke Rumah Sakit. Agar nikmat sehat itu terasa luar biasa, tak semua sahabat akan datang disaat kita jatuh, musibah tidak pernah salah tempatnya bertengger, ujian tak tersesat dipundak siapa ia ditempatkan, Allah punya cara sendiri memaksamu mengalokasikan waktu untuk lebih khus

[RAHASIA MASA DEPAN]

Kemarin sesuatu yang telah terjadi dan pasti, sekarang segala yang diupayakan dan esok adalah rahasia yang diimpikan. Masa depan tak ada seorangpun yang tau, sehebat apapun ia. Memastikan masa depan bukan wilayah dan kewenangan manusia. Itulah kelemahan yang menunjukan manusia tak berdaya dihadapan Tuhan yang mengatur segala-galanya dijagad ini dan Maha Tau Segala yang akan terjadi. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk masa depan? Merencanakan dan mengusahakannya. Diawali dengan sebuah impian dan harapan seperti apa lembaran masa depan itu terlukis dalam imajinasi masing-masing. Kemudian agar itu tak hanya menjadi isi kepala semata, detailkan dalam perencanaan. Siapa yang gagal merencanakan sesuatu, sama halnya ia sedang merencanakan kegagalan, begitu ungkapan yang sering kita dengar. Agar semua tak terhenti hanya dalam lembar kertas perencanaan, mulailah mewujudkannya dalam alam nyata. Segala sesuatu harus dimulai dengan langkah pertama yang membukan start dari sebuah ikh

[NASI BALAP PAK WAHAB]

Sarapan pagi di Asrama saat masih kuliah dulu menu legendarisnya nasi balap. Harga murah dan tepat waktu. Tiap pagi jam 6 pak Wahab dengan motor merahnya sudah duduk manis di berugak depan asrama menanti anak asrama dan mahasiswa di gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa), kedua gedung ini berdampingan.  Satu porsi sekarang cuma 5K berisi nasi (putih atau kuning) tempe, mie bihun, kacang goreng, sambal (ada sambal biasa dan sambal terong) , ikannya silahkan pilih : ayam, daging, hati, ikan laut, belut, telur. Selain itu sayur biasanya ambil sendiri dari wadah sayur yang disediakan. Selain itu bagi yang punya anggaran lebih bisa nambah kerupuk berbungkus cuma Rp. 500,- atau gorengan/biji Rp. 1.000 (bakwan, tempe dan tahu isi). Murah meriah kan.  Salah satu teman kami Syawaluddin biasanya menambah tahu mentah lewat tukang tahu yang biasanya memikul tahu mentah jualannya dari kekalik melintas didepan asrama. Beberapa diantara kami jika belum cair beasiswa atau kirima

[MARI BERBAGI MAKNA]

Jika kamu kaya, maka berbagi itu akan mudah. Jelas, karena harta yang kamu miliki akan menjadi sesuatu hal untuk berbagi. Bila kamu pintar tentu banyak memiliki ilmu, minimal memiliki keahlian salah satu disiplin ilmu. Dengan ilmu itu kamu mengajari orang begitulah cara berbagi ilmu. Tapi sekarang tataplah dirimu. Bukan orang kaya dan juga tak punya ilmu yang mempuni. Lalu apa yang dapat kamu bagi. Tak mungkin dapat berbagi jika tak memiliki? MAKNA, itu jawabannya. Setiap yang terjadi dimuka bumi ini pasti memiliki makna. Baik langsung dapat terlihat dan dirasakan atau harus dengan cara sedikit berfikir. Makna bukan terkait hal positif semata yang tentu banyak makna yang dapat dipetik. Hal negatif seperti kegagalan, kehancuran, kejatuhan dan kematian sekalipun tentu memiliki makna. Lebih dari tiga tahun terakhir "Mari Berbagi Makna"  menjadi mantera yang selalu saya cantumkan setelah mengakhiri tulisan. Termasuk tulisan sekarang. Karena saya menyadari makna itu ad

[SENJA TERAPUNG]

Kenapa harus melukis senja jika dapat menggambar langit? Bukankah pesona keindahan yang abadi selalu di nanti dibanding hentakan-hentakan pujian yang sejenak akan pupus?  Ini bukan hal membenci satu ciptaan-Nya atas yang lain. Atau membanding dengan takaran pikiran mengekor kesyahduan syair yang selalu di dendang dan menjadi penenang sementara. Tapi pilihan-pilihan tujuan dari beberapa jalan kebaikan yang ditawarkan-Nya, opsi-opsi yang harus di ukur dengan kemampuan diri bukan memaksakan diluar hitungan rasional atau mendata sederetan alasan yang masuk akal tapi melemahkan.  Harus di sadari kita punya cita-cita yang menjadi tujuan jangka panjang dan efeknya tak kalah bahkan jika bisa tak berujung. Namun, butuh jenak-jenak capaian kecil yang membahagiakan dalam tiap etape tertentu perjalanan.  Membuang yang besar dengan mengambil yang secuil, memuja yang berukur dibandingkan memuji bersyukur pada Yang Maha Takterukur, menggadai masa depan dengan kenikmatan setetes hari ini a

[MEMUNCAK SAAT RENDAH]

Menjadi pemenang itu sulit. Harus memuncak saat kondisi terendah dan  harus merendah saat dipuncak. Setelah membuka album ingatan 2016 dalam kondisi laptop yang sejak pagi hingga malam bermasalah tak mau hidup untuk sekedar mencari foto-foto pada tahun tersebut, saya tersadarkan bahwa 2016 tahun dimana Allah SWT sangat mencintai dan memberi banyak pelajaran yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Puncak dari itu semua banjir besar yang melanda kota Bima, tempat tinggal kedua orang tua. Maret 2016 hingga Februari 2017 Hari-hari sebagian besar harus akrab dengan RSUD Kota Bima, RS Harapan Keluarga Mataram, RSUP Mataram dan RS Bio medika Mataram. Jika di rumah di sela-sela itu tetap tak jauh dari urusan tersebut. Pekerjaan terbengkalai bahkan hampir tak terurus, aktifitas organisasi nyaris menghilang karena harus fokus. Saya berada pada titik terendah. Walaupun rutinitas Rumah Sakit di atas sebuah hal yang mulia. Di tengah itu ada "teror"

[KURANG PIKNIK]

Pernah lihat orang yang galau aja hidupnya, penampilannya g menarik oleh mata, potongannya juga bikin kita g berselera (makanan kali?), hambar, tidak fokus? Atau mungkin kita pernah mengalami hal tersebut? kemudian teman kita bilang "Kamu kurang piknik ya?" Yah boleh jadi dan masuk akal, karena ia cuma muter-muter disitu saja dalam tempurung yang diciptakannya sendiri. Hidup itu perlu sesekali menengok keluar, berjalan-jalan sejenak, menghirup udara tempat berbeda dan merasakan sensasi berinteraksi dengan hal baru. Fakhruddin Al-Raziy (1149-1209) seorang mufassir (ahli tafsir) yang sangat terkenal pernah menulis : " Piknik (perjalanan wisata) memiliki dampak yang sangat besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia. Bisa jadi dengan melakukan perjalanan, seseorang akan menghadapi kesulitan, kondisi kesulitan yang dihadapi justru dapat mendidik jiwanya untuk bersabar. Bisa jadi pula, melalui perjalanan ia akan menemui orang-orang terkemuka, sehingga ia dapat

[ TIPS JADI PENULIS ]

Kamu pasti tau para penulis terkenalkan? Ga sedikit juga karyanya yang kamu tau dan baca atau malahan ketagihan koleksi karyanya. Ada juga yang sampai bercita-cita jadi penulis seperti mereka. Kemudian kamu mulai coba nulis dan ga jadi-jadi sampe sekarang. Sebenarnya jadi penulis itu mudah tipsnya cuma dua aja. MENULIS Pertama, tentunya menulis. Ga mungkin mau jadi penulis ga menulis. Modal dasar sekali kamu harus bisa menulis (fase ini pasti sudah lewat karena kamu sudah pada bisa baca tulis). Kemudian baru menulis apa? Tulis apa saja. Jangan dibatasi oleh jenis/genre tulisan yang kadang hanya membuat takut dengan pertanyaan "Apa benar tulisan ini sudah sesuai dengan genre fiksi, non fiksi dll?" atau " Waduh tulisan aku layak g ya dibaca?" yang timbul dan mematikan semangat untuk menulis. Terus bagaimana kalau belum menemukan ide apa yang mau ditulis? Salah satu cara menemukan ide ada dipoint kedua tips ini. MEMBACA Kedua, Membaca. Membaca buku dan medi

[MEMILIH ATAU MEMERANKAN LAKON]

Kadang engkau benar-benar harus melalui jalan itu sendiri, menguji ketangguhan yang dimiliki, mengatur strategi dan aksi bahkan dalam sunyi karena tidak ada orang lain yang membersamai. Semua resiko ditanggung sendiri. Kadang langkah itu harus berbagi berdua, menyatukan banyak perbedaan dan bersenyawa agar ada kristalisasi yang akan lebih dibandingkan sendiri. Kebebasan menentukan kini batasi dengan keberadaan orang lain. Tak boleh lagi ada monopoli dominasi, karena akan menghambat langkah. Kadang jalan itu dilalui dengan banyak orang dengan karakter, kemampuan, posisi, rasa bahkan keunikan yang jauh lebih beragam. Disini bukan hanya kemampuan merayu seseorang semata tapi menggerakkan banyak orang. Tak cuma bersenyawa tapi kolaborasi antar senyawa-senyawa yang terbentuk.  Lakon langkah sendiri, berdua atau dengan banyak orang tentu tak selamanya pilihanmu. Ia bisa merupakan lakon yang tinggal diperankan tanpa ada pilihan. Jika ia adalah pilihan maka engkau bisa mencari yang

[ KENAPA KERBAU ? ]

Selesai shalat Subuh bersama kakek selalu dilanjutkan dengan sarapan pagi yang tentu sudah disediakan oleh nenek. Setelah sarapan nasi hangat dengan ikan dan lauk ala kadar orang desa, sambil menunggu kakek menyeruput secangkir kopi biasanya beliau bercerita tentang banyak hal. Dan kami menyimak, sesekali memberi tanggapan atau pertanyaan. Kemudian kami berangkat ke sawah dengan terlebih dahulu ketempat mengikat kerbau dilereng gunung depan rumah, kerbau turut serta karena ada pekerjaan membajak yang perlu diselesaikan. Penggalan kisah itu sangat melekat dalam ingatan saya, saat itu petani lebih banyak yang memelihara kerbau daripada sapi. Sekarang justru kebalikannya. Saya pernah bertanya kenapa kakek tidak memelihara sapi ? Kerbau bobotnya jauh lebih besar, penurut, daya tahan dan kekuatannya lebih lama. Hal ini sangat menguntungkan.  Kebanyakan orang mengidentikan kerbau sebagai pemalas, tak jarang kita dengar orang berkata "Dasar Kerbau" pada orang yang pemala

[MEMBANDING UKURAN]

Membandingkan antara dua atau banyak hal bisa bertujuan untuk mencari yang paling baik atau buruk, besar atau kecil, tinggi atau rendah dan sejenisnya. Kemudian dijadikan pilihan mana yang paling baik, atau bagi sebagian mereka yang berhati kerdil pembandingan itu untuk mencari bahan mengejek kekurangan, menjatuhkan seseorang hingga mematikan karakter.  Membandingkan bisa jadi meneliti satu hal dengan lainnya sehingga ditemukan persamaan atau pasangan yang bisa menyatukan keduanya. Seperti baut dengan mur, sendok dan garpu dan sebagainya yang menekankan pada tujuan sinergi dan harmoni. Endingnya positif dibandingkan dengan hal pada paragraf pertama di atas.  Membandingkan yang membahagiakan saat melihatnya dengan kacamata kebaikan. Jika masih rendah maka harus berupaya meningkatkan diri, bila masih kecil maka tertantang untuk lebih giat agar menjadi besar. Bila sudah berada di atas tak lupa dengan yang dibawah, saat telah banyak tak menutup mata pada yang masih kekurangan.

[VISI HARUS MENARIK]

Visi bagaikan mimpi, mengimajinasikan sesuatu yang menjadi impian dan harapan. Ia adalah kemampuan mengeja masa depan yang belum terwujud agar menjadi terminal akhir semua peran dan cita-cita. Visi harus menarik artinya kita menyenanginya dan tertantang untuk mewujudkannya. Ia muncul dari dalam diri sendiri, bukan dari orang lain atau desakan lingkungan yang membuatnya tertekan dan tidak bahagia dalam setiap tahapan mewujudkannya.  Visi juga harus menarik ketika orang lain dan lingkungan membaca dan mengetahuinya. Ketertarikan lingkungan juga menjadi pendukung yang akan menjadi katalis (pemercepat) capaian visi. " Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman akan sumbangan khas yang dapat kita buat" (Stephen R. Covey) So, buat apapun semenarik mungkin agar melahirkan kenyamanan dan kesempurnaan. 21012018 07:50 Parkiran Kantor Bupati #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna #KomunitasGerimis www.iwan-wahyudi.com www.iwan-wahyudi.net

[LIRIK KEHIDUPAN]

  Setiap lagu yang terdengar ketika melalui etape dan kenangan kehidupan bila ia diputar kembali akan hadir nostalgia. Dalam perjalanan panjang berkendara yang menempuh berhari-hari, lagu yang terdengar yang dibunyikan oleh supir bila kemudian hari diputar ulang maka akan menghadirkan ulang memori napak tilas perjalanan. Masa kecil hingga sebelum kelas 6 SD mungkin belum ada lirik yang memang mewakili perasaan dan isi perjalanan hidup saat itu. Paling lagu wajib nasional dan lagu anak yang memang kita harus hafalkan karena menjadi nilai kesenian untuk di nyanyikan didepan kelas. Setelah beberapa kali mendengar lagu Iwan Fals yang menjadi koleksi sepupu akhirnya dengan tabungan sendiri saya membeli kaset Iwan Fals, kala itu saya tinggal di Bekasi. 22 lagu didalamnya saya putar berulang-ulang karena banyak yang mewakili kegelisahan dan keadaan yang saya lihat disekeliling. Perubahan mulai terjadi saat selesai Pesantren Kilat kelas 3 SMA. Karena penasaran dan pengen dengar terus Nasyid ya

[MENGAPA KITA BUTUH SEPERTIGA AKHIR MALAM? ]

Setiap manusia memerlukan waktu tertentu untuk sebuah aktifitas dan pemenuhan kebutuhannya. Termasuk juga rentang waktu sepertiga akhir malam. Pertama, karena saat sepertiga akhir malam kita  dalam kondisi segar selepas istirahat malam. Saat ini sangat berharga untuk berkontemplasi tentang kehidupan yang telah dan akan kita lalui. Kedua, kita butuh jarak paling dekat dengan tempat curhat. Kenapa? Agar lebih didengar dan direspon dengan solusi. Bukankah sepertiga akhir malam saat para malaikat-malaikat turun ke langit bumi untuk melihat,mendengar dan melaporkan aktifitas para hamba pada Sang Pencipta? Bukankah salah satu waktu dimana do'a di ijabah adalah sepertiga akhir malam. Ketiga, hanya orang-orang pilihanlah yang mampu mempertahankan kehidupan sepertiga akhir malamnya. Sehingga waktu ini kita perlukan untuk menguji seberapa besar keimanan kita, seberapa disiplin manajemen hidup kita dan seberapa peduli mengambil peluang dariNya untuk memperbaiki diri? Mari mengambi

[EMPERAN MUSHOLLA]

Sebelum masuk sekolah dasar saya sudah lebih dulu belajar ngaji disalah satu rumah tetangga gang depan di Tanjung Duren Jakarta Barat. Belum ada metode atau buku membaca Al-Qur'an IQRO' yang populer itu. Menemani kami mengaji Ba'da Maghrib hingga Isya kitab ini.  Karena rumah masuk wilayah yang digusur, baru dua pekan merasakan bangku SD, kami sekeluarga pindah ke Bekasi. Ngajipun lanjut di kampung sebelah. Setiap Ba'da Maghrib hingga Isya di Emperan Musholla masih dengan kitab yang sama. Saya sepertinya lebih dulu bisa baca huruf Hijaiyah (huruf Arab/Al-Qur'an) baru bisa huruf abjad Latin.  Setelah kelas 6 SD setelah di kompleks kami berdiri Musholla saya pindah ngaji dari kampung tetangga. Pertemuan pertama ditest pake IQRO 5 (buku 5) besoknya langsung disuruh naik ke kelas baca Al-Qur'an. Di tempat ngaji lama saya sudah dikelas Al-Qur'an.  Kitab ini saya lupa apa judulnya. Gambar ini saya ambil di group Facebook. Tapi tak jadi masalah, yang pe

[TUKAR BUKU]

Siang tadi saya dikunjungi oleh salah seorang senior waktu dikampus dulu, Abangda Heri Susanto. Bahagia rasanya sudah dua kali dengan ini bertemu dengan beliau di Universitas Teknologi Sumbawa. Saya memberikan Oleh-oleh cenderamata Buku ketiga saya Secangkir Inspirasi yang merupakan kolaborasi bersama dua orang mahasiswa UTS yang juga Senior Residen (SR) asrama mahasiswa UTS.  Alhamdulillah abangda memberikan saya juga buku yang bagus dan menarik yang berjudul Kitab Kebijaksanaan Orang-orang Gila. Buku yang ditulis 1.000 tahun yang lalu, memuat 500 kisah Muslim Genius yang kadang dianggap gila.  Kisah pertama dibuku Kitab Kebijaksanaan Orang-orang Gila memiliki lakon yang sama di buku Secangkir Inspirasi halaman 42. Terimakasih Ya Rabb atas anugerah persahabatan dan persaudaraan ini. 18012020

[RANTING KERING]

Ketika tinggal sendiri bukan berarti harus gugur tanpa arti.Ketika tak lg berdaun sejuk bukan alasan berhenti perkontribusi.Ketika yg ada cuma sisa2 energi bukan dalil untuk meminta cuti.kita masih punya kata,pena,langkah minimal nafas. 18012018

[ BERDAMAI DENGAN BADAI]

Badai, ia dapat menerjang apapun dan menghacurkannya. Ada banyak nama dan jenis badai dan semuanya menimbulkan kerugian baik besar maupun ringan, sedikit maupun banyak. Hingga tak seorangpun ingin berhadapan dengan badai. Namun, badai merupakan peristiwa alam yang tak bisa dipungkiri keberadaan dan kedatangannya jika sudah waktunya ia tiba. Satu-satunya cara adalah dengan menghadapinya, tak ada pilihan menolaknya. Diantara hidup yang telah dan akan dilalui manusia tentu pernah berhadapan dengan masalah yang berat laksana badai. Tak seorangpun diantara kita yang meminta bahkan ingin diberikan masalah yang besar, berat dan lama.  Sebelum masalah berat itu datang tentu banyak hal yang perlu dipersiapkan. Jangan sesekali menjadi penyebab masalah, pemicu datangnya masalah agar kita bisa berdamai dengannya. Dan saat masalah itu datang jangan menggerutu, menyesali dan mengutuk masalah karena tak akan menyelesaikan apapun. Tapi hadapi, lalui dan nikmat semua proses penyelesaiannya.

[HIDUPLAH MELEBIHI USIA]

Yang kita tahu berapa usia seseorang adalah dengan mengurangi kapan tahun wafat dengan tahun kapan orang itu dilahirkan. Iya itu usia biologis hampir semua makhluk hidup menggunakan rumus tersebut. Dalam salah satu puisinya Chairil Anwar menulis kalimat "Aku ingin hidup seribu tahun lagi". Ini pasti g masuk akal dan bohong besar tentunya jika dipikir dengan otak orang biasa atau yang dibawah biasa. Tapi ingat nama Chairil Anwar yang mungkin bagi anda baru pertama kali tau saat membaca tulisan ini, ia hidup menyapa anda padahal telah wafat beberapa dekade lamanya. Orang mengenal dan membaca karya para periwayat hadist, penemu teori terkemuka yang telah wafat berabad-abad lamanya, mereka masih hidup dalam ingatan dan pikiran kita bukan. Demikian juga tulisan kita disini, bisa jadi jika usia telah usai, tetap bisa dibaca, dinikmati, dihayati dan menggerakkan pembacanya.  Jika kita ingin hidup melebihi usia, maka berkaryalah, beramal dengan sesuatu yang dapat dinikmat

[PAMIT]

Dialog diri disuatu pagi saat mentari baru menampakan hangatnya pada bumi.  Saya : Pada mau kemana pagi-pagi rapih dan buru-buru? Aku : Iya bang mau pamit, pagi ini berangkat ke Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Tiang : Saya mau ke Mataram bang. Gue : Mau ke Sulawesi Tengah Bang. Saya : Kompak amat, kiran udah pada berangkat kemarin atau minggu lalu. Musim pandemi gini klo g penting-penting amat g usah melakuka perjalanan cukup dirumah aja. Gue : Sebenarnya gitu sih bang. Tapi mau gimana lagi udah terlanjur janji dan terkait kepuasan orang. Aku : Klo g penting, mending kita dirumah aja sih. Tapi mau gimana lagi. Tiang : Kita lewat jalur resmi dan pasti udah sesuai protokol kesehatan. Saya : Kalian baik-baik dijalan, perjalanan kalian lumayan panjang ada yang satu hari hingga tujuh hari menemui mereka disana karena kalian pergi tentu g akan balik lagi, mewakili semua hal yang ditinggalkan disini. Betah-betah disana ya. Bismillah…selamat jalan dan terbang dengan sayap masing

[SEPERTIGA AKHIR MALAM]

Apa yang membuncah dalam hatimu? Masihkah ia disesakkan oleh kegalauan sejumlah lembaran rupiah yang tak sesuai dengan obsesi bukan kebutuhanmu? Atau keresahan atas takdir yang kau anggap tak pernah bersahabat dengan harapan. Apa yang tergetar pada lisanmu? Masihkah lafadz igauan dunia yang selalu membuatmu semakin merasa haus saat meraih serpihan-serpihannya? Atau suara-suara lantang yang membuatmu berjarak dengan Sang Pencipta dengan dalil cinta. Apa yang tersirat dalam pikiranmu? Masihkah akal-akal bulus untuk mengelabui kebenaran dalam jeratan nafsu dan ambisi pemenuhan kebutuhan personal semata? Atau ide culas menjatuhkan orang lain atas dasar persaingan hidup adalah hal yang sah-sah saja. Apakah yang membuncah di hatimu, tergetar pada lisanmu dan tersirat dalam pikiranmu saat terbangun di sepertiga akhir malam ini saudaraku? 17012018 03:12 Kamar 1A5 #IWANWahyudi  #reHATIwan  #MariBerbagiMAKNA  #InspirasiWajahNegeri  www.iwan-wahyudi.net

[Pena dan Lensa, Dua Mata Saksi Yang Menembus Masa]

Selasa bagi saya kembali mendatangi acara bedah buku, kali ini buku dengan judul SOEMBAWA, 1900-1950 Foto Sebagai Sumber Penulisan Sejarah Lokal yang dibedah langsung oleh penulisnya Yuli Andari Merdikaningtyas (Dosen Fikom UTS).  Buku memuat 36 foto yang merupakan saksi sejarah Kesultanan Soembawa dimasa silam, foto-foto ini bercerita banyak dan menjadi saksi yang tak terbantahkan akan kejadian dan peristiwa dimasa silam atas sebuah generasi dan penggal kebudayaan/peradaban suatu wilayah.  Dan menuliskan foto dengan narasi yang menjelaskannya adalah aktifitas yang menjadi mata sejarah menyampaikan kisah dimasa lalu pada generasi setelahnya. Ada dua foto yang mencuri perhatian saya karena keduanya terkait dengan Kesultanan Bima yang berada diujung timur pulau Sumbawa. PERTAMA, Foto 3 Donggovrouw met kind, Oost-Soembawa ( wanita Donggo dengan anaknya, Soembawa Timur) tahun 1918, koleksi A.W. Nieuwenhuis Sumber : KITLV Digital Image Library #26275 pada halaman 59. Donggo meru

[BERDAMAI UNTUK MELAWAN]

Tsunami Aceh 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,3 SR. Refleksi Akhir Tahun BEM Seluruh Indonesia (SI) menjelang evaluasi 100 hari pemerintahan SBY-JK di Universitas Brawijaya Malang tanpa kehadiran BEM dari Aceh yang telah konfirmasi hadir sebelumnya dan komunikasi tak bisa tersambung. Pelaksanaan Pertemuan BEM SI Januari 2005 di Universitas Lampung bertepatan dengan evaluasi 100 hari pemerintahan SBY-JK masih tanpa perwakilan Aceh. Banjir Bima NTB  21 Desember 2016. Banjir terbesar selama kurun waktu 30 tahun terakhir di Bima. Banjir sempat surut dan datang lagi. Beberapa hari kota Bima listrik padam dan sambungan telekomunikasi terputus dan mengundang kepanikan keluarga yang berada di luar kota Bima. Gempa Lombok NTB 5 Agustus 2018 dengan kekuatan 7,0 SR. Sempat berpotensi Tsunami, ratusan gempa susulan dengan kekuatan lebih rendah. Gempa terbesar beberapa dekade terakhir di Lombok. Listrik padam dan sambungan komunikasi terputus. Gempa Palu-Donggala Sulawesi Tengah 28 Se

[45 HARI MENCARI... ]

Anak kuliahan pasti akan melalui tahapan ini. Kuliah Kerja Nyata alias KKN, aktifitas menyatu dan hidup bersama masyarakat lakukan pengabdian. Saya lebih suka menyebutnya 45 Hari mencari...  Kenapa? Karena biasanya jangka waktu KKN cuma sebulan setengah alias 45 hari. Aktifitas yang ditunggu saat malam tiba, melingkari angka di kalender yang sudah dilewati hari itu. Ya.. ala lagu Menghitung Harinya Krisdayanti, tapi milenial tau g ya lagu ini?... Biar pada kepo lah.  Kenapa "Mencari... "?  Kamu akan dapatin hal-hal yang berbeda dibandingkan pengalaman dikampus, atau pengalaman berbeda walaupun kamu asli dari desa dan KKN didesa. Mulai dari harus kenal teman KKN yang bisa jadi pas pembagian kelompok baru ketemu, bumbu-bumbu konflik alias dinamika kelompok yang mendewasakan, berinteraksi dengan aparat desa dan membantu rutinitasnya syukur-syukur kami bisa jadikan desa digital. Mengangkat produk dan budaya lokal yang belum dilirik dan dipromosiin.  Mencari ketenangan