Langsung ke konten utama

[AKHIR UNTUK MENGAWALI]

2021, mungkin akan berlalu sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Datar tanpa ada peningkatan, tanpa jejak yang berbeda, hambar prestasi, dalam lingkaran yang sama. Hasilnya sebelas duabelas belas klo tidak mau disebut copypaste. 

2021, masih pandemi covid-19 alasan besar yang menjadikan banyak target tak tercapai di 2020, tapi setahun kemarin sudah cukup waktu beradaptasi dan jadikan pijakan melompat lebih tinggi. Beda dong saat Corona baru tiba, pangling, takut, masih PDKT dan belum move on karena takut salah langkah. 

2021, menertibkan segala aktifitas, langkah, pikiran dan capaian dalam tulisan dan arsip. Buku agenda yang hanya mampu terisi di bulan pertama saja dan kosong di sebelas bulan lainnya semoga tak terulang lagi. Agar tak dipandang sinis dengan ucapan "Jangan cuma ngomong dan cerita aja, mana bukti terlulisnya? ".

2021, kondisi ekonomi belum akan membaik bahkan bisa jadi merosot sebagai efek tahun lalu dan tak terbendung lagi. Bedakan mana kebutuhan  dan kemauan karena keduanya beda tipis tapi menentukan prioritas. Mata air empati harus terus jernih walau debitnya mungkin akan sedikit berkurang karena berbagi dengan kebutuhan sendiri. Perkecil jarak dengan-Nya karena butuh backup yang lebih besar dan kuat lagi. 

2021, selain mengoptimalkan yang ada tak sekedar bertahan, harus muncul hal baru sebagai wujud tak cuma tumbuh tapi juga berkembang. Batasi menerima, berbanyak jalan memberi. Perkuat do'a dan pinta, kikis rasa ego dan lupa diri pada-Nya. Rasakan IA benar-benar dekat dan setiap saat pintunya selalu terbuka. 

Setiap mengakhiri sesuatu sesungguhnya kita baru mengawali yang selanjutnya. 

30012021
#30haribercerita #30hbc2130 #30hbc21halo 
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri  #reHATIwan #IWANwahyudi 
@30haribercerita @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...