Kenapa harus melukis senja jika dapat menggambar langit? Bukankah pesona keindahan yang abadi selalu di nanti dibanding hentakan-hentakan pujian yang sejenak akan pupus?
Ini bukan hal membenci satu ciptaan-Nya atas yang lain. Atau membanding dengan takaran pikiran mengekor kesyahduan syair yang selalu di dendang dan menjadi penenang sementara. Tapi pilihan-pilihan tujuan dari beberapa jalan kebaikan yang ditawarkan-Nya, opsi-opsi yang harus di ukur dengan kemampuan diri bukan memaksakan diluar hitungan rasional atau mendata sederetan alasan yang masuk akal tapi melemahkan.
Harus di sadari kita punya cita-cita yang menjadi tujuan jangka panjang dan efeknya tak kalah bahkan jika bisa tak berujung. Namun, butuh jenak-jenak capaian kecil yang membahagiakan dalam tiap etape tertentu perjalanan.
Membuang yang besar dengan mengambil yang secuil, memuja yang berukur dibandingkan memuji bersyukur pada Yang Maha Takterukur, menggadai masa depan dengan kenikmatan setetes hari ini adalah wujud ke taklukan kita pada perangkap orang-orang merugi.
Jika senja hanya terapung tak terikat, mengapa engkau tak mengambil langit sekalian yang padamu jangkarnya dan senja telah termasuk dalam sejenak pesona yang ada dilangit.
23012021
#30haribercerita #30hbc2123
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #IWANwahyudi
@30haribercerita
@InspirasiWajahNegeri
@iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar