Langsung ke konten utama

[Pena dan Lensa, Dua Mata Saksi Yang Menembus Masa]

Selasa bagi saya kembali mendatangi acara bedah buku, kali ini buku dengan judul SOEMBAWA, 1900-1950 Foto Sebagai Sumber Penulisan Sejarah Lokal yang dibedah langsung oleh penulisnya Yuli Andari Merdikaningtyas (Dosen Fikom UTS). 

Buku memuat 36 foto yang merupakan saksi sejarah Kesultanan Soembawa dimasa silam, foto-foto ini bercerita banyak dan menjadi saksi yang tak terbantahkan akan kejadian dan peristiwa dimasa silam atas sebuah generasi dan penggal kebudayaan/peradaban suatu wilayah.  Dan menuliskan foto dengan narasi yang menjelaskannya adalah aktifitas yang menjadi mata sejarah menyampaikan kisah dimasa lalu pada generasi setelahnya.

Ada dua foto yang mencuri perhatian saya karena keduanya terkait dengan Kesultanan Bima yang berada diujung timur pulau Sumbawa. PERTAMA, Foto 3 Donggovrouw met kind, Oost-Soembawa ( wanita Donggo dengan anaknya, Soembawa Timur) tahun 1918, koleksi A.W. Nieuwenhuis Sumber : KITLV Digital Image Library #26275 pada halaman 59. Donggo merupakan wilayah kesultanan Bima. 

KEDUA, foto 14 foto area Istana Bala Puti yang luas dikelilingi pepohonan (halaman 97), dengan aktivitas apel pagi dihalamannya, tahun tidak diketahui. Istana Bala Puti mirip dengan Istana Kesultanan Bima (Asi Mbojo) dengan pembeda adalah bangkung (hiasan dipuncak kayu atap). Bangkung Istana Bala Puti berbentuk dua ekor kuda yang saling berhadapan sambil mengangkat kaki depannya. Istana yang kemudian dikenal dengan wisma daerah Sumbawa ini dulu adalah pusat pemerintahan Yang Mulia Dewa Masnawa Sultan Muhammad Kaharuddin III (1931-1958). Istana simbol cinta ini merupakan mas kawin Sultan dengan Ruma Paduka Bima Siti Khadijah Daeng Ante putri Sultan Muhammad Salahuddin, Sultan Bima ( 1917-1951). Bala putih dibangun pada tahun 1932-1934 dan menjadi cagar budaya.

Saat mata lensa memberikan gambaran visual dan mata pena menjelaskan dengan narasi yang apik dan jelas ia akan menjadi saksi yang akan hidup di segala masa dan melintasi berbagai jaman.

16012018 11:15 Istana Dalam Loka
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMAKNA
#InspirasiWajahNegeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[BOOK STREET]

  Ahad pagi ini 23 Juni 2024 seperti biasa jalan Udayana Mataran ramai dengan masyarakat yang antusias menikmati Car Free Day (CFD). Setelah beberapa kali juga ikut CFD pada liburan ini, kali ini baru kesampaian menyambangi lapak Book Street yang berada tepat di trotoar depan kantor Kominfotik NTB atau di seberang kantor DPRD NTB. Satu-satunya lapak di CFD yang bertemakan buku. Setelah sekitar sebulanan terakhir melihat status FB mbak Dita yang rutin tiap Ahad pagi buka lapak baca Book Street. Tadi berkesempatan mampir sekligus mendonasikan tiga buah buku : Melukis Pelangi Catatan Hati Oki Setiana Dewi, Otak Tunduk, Otak Jongkok Sketsa-Sketsa Sosial Politik karya Patompo Adnan dan BestSeller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa buku karya pertama saya. Setahun yang lalu tepatnya bulan Syawal, Forum Lingkar Pena (FLP) Mataram juga membuka lapak baca dengan Pojok Literasi di lokasi CFD udayana Mataram juga. Pengunjungnya cukup ramai, apalagi dengan jejaring FLP dengan ko

[PESAHABATAN]

    "Do'a-do'a pengikat persahabatan dan persaudaran yang terlantun dulu itu, tak hanya terasa pada masa itu saja. Ia akan terus menjadi simpul sampai hari ini bahkan hingga akhirat kelak. Selama masih dijalan-Nya." #reHATIwan Reuni Ksi Al-Israa @ksialisraa angkatan milenium. Sudah belasan tahun tak bersua. Kurang lengkap perjumpaan dengan Haji Jumahat dan Ust Asep tanpa bang Mahlie Tentena . Lintas jurusan dan program studi yang selalu duduk di shaff shalat mushalla Al-Israa'. Pasca tidak lagi kampus, tidak pernah bertemu lengkap berempat. Pernah bertemu tanpa ust Asep atau tiada kehadiran bang Mahli. Reuni selanjutnya semoga bisa sekaligus umrah. 20052023

[BELAJARLAH KAPAN DAN DIMANAPUN]

Jika hanya mau belajar ditempat tertentu saja, saya rasa itu hanya membatasi ilmu itu hanya produk tempat tertentu saja. Jika semangat belajar hanya di waktu khusus saja, saya kok beranggapan itu hanya mengkerdilkan kemuliaan ilmu. Ilmu itu bisa didapat dimana saja, dari bentang alam semesta yang luas ini. Setiap penglihatan, pendengaran, dan rasa yang ditimbulkan dari interaksi dengan semesta dapat mengandung ilmu. Setiap saat bisa jadi ilmu itu datang mengetuk logika akal kita, hikmah peristiwa tidak harus hadir saat kita mood semata. Ia menerobos waktu, kapanpun. Jangan mengkerdilkan belajar dengan batasan ruang dan waktu. Jangan menolak ilmu dengan membuat jam berkunjung dan dan waktu tertentu. Karena ia adalah sesuatu yang menembus ruang dan waktu. 18112018 11:20 Masjid Al-Kahfi UTS #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna #inspirasiwajahnegeri  www.iwan-wahyudi.com