Seketika tangisnya pecah seraya menyebut nama saya saat saya masuk keruang bedah dan mendekati ranjangya, padahal kedua orang tuanya mendampingi. Saya tidak tau dari mana lelaki remaja itu mengenal saya, secara interaksi, jujur saya belum pernah bertemu dalam urusan apapun, dan saya tidak cukup terkenal digenerasi mereka.
Saya menyadari manusia punya titik dimana saat tidak berdaya, ia butuh support dalam bentuk apapun itu. Dalam kondisi lemah ia butuh penguat walau ia sadar hal itu tak sekuat yang ia butuhkan. Saat putus asa, ia butuh banyak orang yang memperhatikan walaupun itu sosok yang dikenalnya seketika itu.
Ini mungkin salah satu hikmah para orang Sholeh menganjurkan kita sesekali berkunjung ke Rumah Sakit. Agar nikmat sehat itu terasa luar biasa, tak semua sahabat akan datang disaat kita jatuh, musibah tidak pernah salah tempatnya bertengger, ujian tak tersesat dipundak siapa ia ditempatkan, Allah punya cara sendiri memaksamu mengalokasikan waktu untuk lebih khusyu menyebut asmaNya, dan yang terpenting kita punya arti bagi manusia lainnya.
" Tak semua orang kuat menahan sakit, seperti tak semua kita memiliki empati pada mereka yang sakit ".
Dari sakit akan muncul solidaritas, pengukur kapasitas dan kelemahan diri, hentakan untuk sembuh serta bangkit dari tatapan nanar yang melemahkan dan memudarkan harapan. Sakit itu perlu walau sedikit, agar kita tau pijakan untuk kuat dan bangkit kembali.
27012020
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2027
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#reHATIwan
@iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar