Langsung ke konten utama

[PAMIT]

Dialog diri disuatu pagi saat mentari baru menampakan hangatnya pada bumi. 

Saya : Pada mau kemana pagi-pagi rapih dan buru-buru?

Aku : Iya bang mau pamit, pagi ini berangkat ke Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Tiang : Saya mau ke Mataram bang.

Gue : Mau ke Sulawesi Tengah Bang.

Saya : Kompak amat, kiran udah pada berangkat kemarin atau minggu lalu.
Musim pandemi gini klo g penting-penting amat g usah melakuka perjalanan cukup dirumah aja.

Gue : Sebenarnya gitu sih bang. Tapi mau gimana lagi udah terlanjur janji dan terkait kepuasan orang.

Aku : Klo g penting, mending kita dirumah aja sih. Tapi mau gimana lagi.

Tiang : Kita lewat jalur resmi dan pasti udah sesuai protokol kesehatan.

Saya : Kalian baik-baik dijalan, perjalanan kalian lumayan panjang ada yang satu hari hingga tujuh hari menemui mereka disana karena kalian pergi tentu g akan balik lagi, mewakili semua hal yang ditinggalkan disini. Betah-betah disana ya. Bismillah…selamat jalan dan terbang dengan sayap masing-masing.

Kadang perlu banyak duplikat diri untuk mewakili kemanapun, apalagi bukan Amoeba yang dapat membelah diri berkali-kali. Fisik memiliki keterbatasan untuk berperjalanan kesejumlah tempat secara bersamaan. Pikiran dan tulisan, ia merdeka bersama isi hati untuk bertutur dan menjelajah ruang dan waktu. Jika tidak hari ini memanjakan mata dan pembaca, ada saat dan takdirnya mereka bertemu. Yang terpenting segera menjumpai. 

17012021
#30haribercerita #30hbc2117
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi
@30haribercerita
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...