Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

032 [MIMPI YANG MENJALAR]

  Sultan Mehmed II atau Muhammad al-Fatih yang sejak usia dua belas tahun mengucapkan penaklukan Konstantinople sebagai mimpi besar nya. Sejak kecil ia berada dalam bimbingan Mufti istana, Syaikh Aaq Syamsuddin. Mimpi yang berawal dari hadits yang selalu dibacakan oleh sang guru   Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat . ''Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?'' Nabi menjawab, ''Kota Heraklius (Konstantinopel). (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim). Dan yang akan menaklukannya adalah sebaik-baik pasukan, sebaik-baik panglima.   Dan benar Sabda Rasulullah itu menjadi salah satu program terbesarnya ketika ia memimpin sejak tanggal 5 Muharram 855 H atau 7 Februari 1451 M.   Pada usianya yang masih belia 2 3 tahun, Muhammad Al Fatih menaklukan Konstantinopel tepat 29 Mei 1453 M. Berselang 825 tahun sejak hal tersebut disampaikan oleh Rasulullah SAW dan belum mampu dicapai oleh pemimpin dan pasuka...

022 [TANDAI]

Kita pasti sering mendapatkan notifikasi di laman media sosial Facebook, perihal seseorang yang menyoroti statusnya. Kadang yang tidak ada hubungan dengan kita baik langsung atau tidak. Kesal juga dengan ulah mereka ini. Menggunakan fasilitas dari Facebook itu agar orang lain sekedar tau apa yang mereka posting.  Masih mendingan mereka yang hanya menandai atau menyebut pada kolom komentar, pasti ada hubungan dengan isi status itu.  Apa yang telah, sedang dan akan kita lakukan seharusnya dilekatkan pada diri dalam ruang rencana dan evaluasi. Ini kadang lewat begitu saja, larut dalam kesibukan menghitung jumlah like dan merespon komentar efek mempostingnya di media sosial.  Apa yang dilihat, dipikirkan dan didengar selayaknya membawanya dalam takaran pesan kebermaknaan apa yang bisa diperoleh diri. Dari sekedar menjadi yang terdepan merespon peristiwa, mengalahkan keahlian jurnalis.  Menandai diri dalam setiap peristiwa, baik yang benar-benar menjadi lakon ...

029 [LIBUR ALA DIRi SENDIRI]

Akhir bulan lalu libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) berbarengan dengan libur sekolah. Mereka yang tergolong kaum berada, pasti liburan keluar kota bahkan hingga luar negeri. Lalu bagaimana dengan kita yang tidak kemana-mana karena keterbatasan? Akhir bulan ini cuti bersama lumayan lama, Sabtu-Minggu libur ditambah Senin hingga Rabu. Tentu masih ada yang berlibur mengunjungi obyek wisata atau tempat berbelanja. Kemudian bagaimana dengan kita yang cuma di rumah aja? Saya jadi teringat sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD), hari pertama masuk sekolah selalu ada pelajaran mengarang. Menceritakan apa yang dilakukan selama liburan. Nah kebayang kan, apa yang harus saya dan teman-teman yang tak kemana-mana akan tulis. Saya menulis apa yang dilakukan sehari-hari saja. Walaupun tidak ada yang beda dan istimewa dengan hari biasa, kecuali tidak sekolah. Jam sekolah diganti bonus bermain yang lebih banyak. Mungkin kalau anak Gen Z akan senang dan bebas dikamar seharian dengan main game...

028 [IQRO PEMBACA]

Membaca itu kata kerja, aktivitas gerak yang menggerakan. Tak sekedar menggerakan si pembaca saja tapi, seharusnya melahirkan resonansi membaca pada yang lainnya.  Membaca yang baik adalah membaca yang mendapatkan sesuatu dari bacaannya. Bisa berupa informasi atau ilmu baru yang menjadi inspirasi, kemudian menggerakan diri untuk membaginya pada yang lain.  Seperti halnya buku "BUKU, PENA dan KITA" yang terbit Januari 2025 ini. Selain pembaca mendapat sesuatu dari membacanya, mereka juga dengan 10% uang pembelian buku yang dikeluarkan turut berdonasi satu buku Iqro.  Kali ini (26 Januari) Iqro donasi pembaca disalurkan ke TPQ ustadz Iksan. S.pd di Dusun Madarida, Desa Sampungu, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Resonansi pembaca mengalir ke para santri yang belajar membaca Al-Qur'an.  Terima kasih, semoga penuh berkah adinda Muhammad Salam yang telah mengantar donasi Iqro, penerbit @panggita.publishing, @inspirasiwajahnegeri dan ora...

024 [BERTAHAN DARI GEMPURAN DIGITAL]

Setelah tak pernah datang di toko buku "Melati" -toko buku yang telah berusia setengah abad di kota kami- sejak terakhir November 2023 silam, akhirnya majalah Hidayatullah ini nongol. Seakan menjadi kado tahun baru 2025. Era digitalisasi membuat semua bertransformasi. Menyesuaikan dengan semangat zaman, agar tak kalah, ditinggalkan, kemudian tenggelam. Hal itu juga dialami oleh bisnis media cetak. Beberapa majalah dan koran telah menghentikan edisi cetak dan beralih ke online. Bukan hanya media nasional, koran lokal terakhir di kota kami yang terbit cetak pun, Februari 2022 lalu pamit untuk hijrah hanya hadir online.  Saya mulai berkenalan dengan majalah Hidayatullah saat menetap di Kota Bima. Tepatnya pada Edisi 9/tahun VII/Februari 1995/Ramadhan 1416, dengan harga cuma Rp. 3.250. Majalah yang hadir sebulan sekali ini, pernah era mendekati krisis 1997 dan Reformasi 1998 terbit dua pekan sekali, kalau tidak salah ingat.  Saya kira absennya majalah ini lebih dari s...

026 [ANTAR BUKU]

  Adakah yang membuat pembaca bahagia? selain dapat mendekap buku yang ingin dieja lembar demi lembar kalimat didalamnya. Pernahkah merasakan nikmatnya aroma kertas dan tinta? Yang dihirup pembaca saat melahap buku-buku impiannya bersama imajinasi yang melanglang entah kemana dan jiwa yang larut dalam perenungan. Coba sesekali juga rasakan, senyuman penulis yang menerima pinangan pembaca pada buku-buku yang usai diterbitkan. Mengharu birunya hati saat melepas buku-buku itu untuk menjumpai pembacanya. Pernahkan sesekali bertanya pada buku, sebahagia apa ia ketika dapat mempertemukan rasa suka dan gembira penulis dan pembaca?. Pastinya melebihi keduanya. Ruang-ruang kebahagiaan itu tak akan terkikis walaupun dihujani gempuran “bacaan” media sosial. Kamar-kamar kegembiraan itu akan terus ada selama penulis masih menggoreskan pena dan berbagi rasa juga makna. Selamat libur panjang, semoga buku menjadi salah satu teman saat indah menikmatinya. Rumah Merpati 22, 26 Januari ...

021 [PERGINYA SI MENG]

Saya kurang ingat persisnya kapan, dua anak kucing berwarna sapi (hitam putih) dan mujair itu mulai sering bermain diteras rumah. Mungkin sekitar Januari 2022. Mereka datang tanpa induk dan tidur dikursi sofa merah teras. Dua kucing jantan itu kemudian menganggap teras dan sofa sebagai wilayahnya, walaupun saya tak melabelinya kucing saya. Si hitam putih yang biasa saya panggil Meng lebih sering nongkrong diteras, dari pada si Mujair yang datang dan pergi. Setiap ada sisa ikan selalu menjadi jatah Meng. Bila Meng sedang jalan-jalan ke halaman rumah tetangga dan melihat saya pulang, maka ia akan lari datang menyambut. Setahun kemudian hampir bisa dihitung si Mujair datang. Si Meng menjadikan teras rumah wilayah kekuasaan. Seiring kian besar dan insting sebagai kucing jantan mulai muncul mempertahankan teritorialnya. Beberapa kali dalam sepekan wajib ada pertarungan antara Meng dengan kucing tetangga. Kucing putih si Jek atau dua kucing oren lain. Mereka jauh lebih tua dan besar, t...

020 [THE POWER OF WRITING]

  Semua manusia memiliki modal dasar menulis, tapi tak semua memanfaatkannya. Diantara mereka yang menulis, hanya sebagian yang berbagi virus menulisnya. Hesty Trimurti Gorang satu dari orang langka yang “mengkapitalisasi” anugerah menulisnya pada orang lain agar juga menulis. Diantaranya dengan buku ini. The Power Of Writing Ini, buku solo ketiga Hesty kalau saya tidak salah ingat. Akhir tahun 2023 saya dikirimi naskahnya untuk diminta masukan dan testimoni. Buku setebal xiv + 84 halaman ini, bukan tumpukan teori yang membuat jumud (bosan). Ia kumpulan pengalaman penulis dari memulai menulis hingga pada titik menerbitkan karya. Di buku cetakan pertama September 2024 penerbit Zahir Publishing ini, Hesty menceritakan awal mula menaruh minat menulis hingga susah payah memiliki buku bacaan hingga harus meminjam uang pada teman. Mimpinya menulis buku sempat patah saat harus jeda sejenak kuliah karena kesehatan. Kemudian ibu muda yang sekarang menjadi guru Bahasa Arab di Yayasan Tarbiya...

019 [BERADAPTASI ATAU TERSISIH]

  Sepanjang hari kemarin, tiba tiga kiriman paket dari orang dan daerah berbeda, pun dari kurir ekspedisi yang tak sama. Sebut saja ekspedisi Lion Parcel, J&T dan JNE yang datang berturut-turut pagi, siang dan sore. Saya jadi teringat saat sekolah dan masa awal kuliah, urusan perpaketan biasanya lewat kantor pos, ekspedisi Kertagaya Pusaka dan TIKI. Sekarang jauh lebih banyak jumlah ekspedisi dan layanan yang memanjakan konsumen.   Pos Indonesia, Kertagaya Pusaka dan TIKI sekarang nyaris tak terdengar. Terutama BUMN Pos Indonesia yang memiliki infrastruktur lengkap dan SDM hingga pelosok kecamatan se-Indonesia sejak dulu. Nasibnya kini agak memperihatinkan hanya ramai saat pencairan dana bantuan untuk orang miskin. Kenapa itu bisa terjadi? Perkembangan dunia selalu berubah tiap waktu, baik kebutuhan dan alat pemenuhan kebutuhan itu. Bila elemen yang ada didalamnya tidak dapat menyesuaikan diri, maka akan ditinggalkan. Perlu adaptasi dan inovasi, bukan berarti harus men...

018 [PERCAKAPAN ISI LAPTOP]

  Obrolan sore beberapa waktu lalu di Perpustakaan Kampung Sadia bersama Bang Amir kian meyakinkan saya bahwa sebenarnya berbagi itu mudah, cukup yang sudah ada saja. Tidak perlu beralasan menunggu yang belum ada atau sempurna. Sebenarnya banyak anugerah menumpuk dari-Nya, hanya saja lupa atau luput dari perhitungan diri. Kami bercakap tentang beberapa file di laptop masing-masing yang berisi naskah tulisan sudah lama dipersiapkan dan tersimpan. Ada lagi materi-materi pelatihan yang telah tersusun, tapi masih dalam bentuk makalah. Nampak juga bahan-bahan ajar yang sudah berulang kali dipakai hampir tiap semester. Tulisan-tulisan itu dibiarkan tak berbunyi, jika ada hanya sekali per semester. Ada tulisan yang memang belum selesai dan menggantung sekian lama. Saatnya menyiapkan Bab pamungkas dan endingnya. Ada pula yang tak perlu menunggu kalimat penutup, tinggal tiap-tiap tema dibagi isinya pada jangkauan yang lebih luas. Tulisan tersebut pasti ilmu , pengalaman atau pesan kebai...

017 [DOUBLE HARLAH SEBULAN]

  Tahun 2025 ini, 30 hari bulan Rajab 1446H bertepatan dengan bulan Januari. Dalam sejarah bangsa Indonesia sebuah ormas keagamaan terbesar lahir pada tanggal 16 Rajab 1344H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926. Diawali dengan berkumpulnya para ulama di Surabaya dan menyepakati lahirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU). Jika dihitung dengan kalender hijriah, 16 Rajab 1446 H ini NU berusia 102 tahun. Sedangkan berdasarkan kalender masehi 31 Januari ini genap 99 tahun usia organisasi yang didirikan oleh tiga kiai besar dari Jombang yaitu : KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Chasbullah dan KH. Bisri Syansuri. Bulan Januari 2025 ini dua kali hari lahir NU. NU sebagai ormas keagamaan terbesar di Indonesia dengan   jumlah anggota berkisar 80 juta orang (2023) ini menjadi motor utama Fatwa Resolusi Jihad tanggal   22 Oktober 1945 yang menjadi cikal bakal Hari Santri Nasional. KH. Hasyim Asy’ari menyerukan kewajiban jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang saat...

016 [SUSU TELUR]

  Setiap Senin siang, waktu SMA kami mendapat suplemen satu butir telur rebus dan segelas susu. Ini hanya bagi kami yang kelas khusus, selain jam belajar reguler pagi sampai siang, ada tambahan pelajaran sore hari. Kadang juga ada bolongnya, Senin tanpa susu dan telur. Hampir semua siswa kelas saya masuk golongan berada dan anak pejabat. Sebutir telur dan segelas susu itu terlalu receh untuk pemenuhan gizi mereka. Saya selalu tidak memakan telur siang itu. Saya bawa pulang untuk makan malam menemani nasi. Saat kuliah, sebutir telur dan segelas susu bisa menjadi “suplemen” tiga bulanan bagi sebagian kami. Dua menu itu selalu tersaji saat usai donor darah baik sukarela maupun pengganti. Biasanya ditambah satu cup Pop Mie. Susu selalu kami habiskan ditempat donor karena gelasnya harus dikembalikan. Sebutir telur dan segelas Pop Mie dibawa pulang untuk lauk makan berikutnya. Saya sebenarnya kurang suka minum susu sejak kecil. Minum susu hanya terpaksa saat santap sahur di bulan Ra...

015 [POPULER DARI UNPOPULAR]

  Kita tentu masih ingat ketika tahun 2023 silam dihembuskan isu presiden tiga periode yang secara Undang-Undang hanya membatasi presiden dua periode saja. Sesuatu yang pasca reformasi dibatasi agar tidak ada kekuasaan yang berusia panjang dan melahirkan kepemimpinan yang otoriter. Hal itu berkaca pada periode kekuasaan presiden pertama dan kedua RI yang puluhan tahun dan berujung tidak baik-baik saja. Saya jujur masuk yang menentang upaya memperpanjang kekuasaan melebihi dua periode sesuai dengan konstitusi. Bahkan ketika Joko Widodo mencalonkan diri untuk kedua kalinya, saya tidak setuju karena gejala-gejala yang baru marak diributkan pada akhir kekuasaannya oleh banyak kalangan termasuk pengusungnya, aromanya sudah amat terasa menyengat. Opini presiden tiga periode menjadi tidak popular dan blunder, sekarang. Semalam saya merenung, apakah hal itu akan dihardik oleh publik selamanya?. Atau ini hanya pemanasan seperti banyak hal yang anti mainstream atau melawan, kemudian men...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

013 [MAKNA CAPAIAN]

  “Memburu capaian memang tak gampang, namun mempertahankan dan meningkatkan nya jauh lebih berat. Dan tiap tahapan itu akan menguji serta membentuk setiap diri.” Setiap kerja atau amal pasti memiliki capaian. Baik sesuai atau melebihi target bahkan dibawah rata-rata sekalipun. Dan setiap capaian selain ada penghargaan tentu ada konsekuensi atas ketidakberhasilan yang harus diterima. Setiap tahapan kerja dan amal merupakan tantangan dan ujian yang akan membentuk seseorang. Alhamdulillah sebulan lalu saya menuntaskan tantangan untuk menulis 30 hari penuh. Dan itu bukan merupakan capaian pertama kali. Membawa energi yang sama untuk mengisi bulan-bulan berikutnya seperti itu atau lebih baik lagi, sesungguhnya ujian sebenarnya. Puas cuma sampai dapat sertifikat atau bahagia menjadikannya kebiasaan. Bagi saya setiap penghargaan, sertifikat atau sejenisnya sebagai formalitas atas sebuah capaian memiliki tiga fungsi : Penanda, Pengingat dan Pendorong. Penanda . Setiap apa yang d...

012 [WARUNG PASCA BAYAR]

Ingatan saya ditarik ke tujuh tahun silam saat pertama jumpa dengan perempuan paruh baya ini. Di warung dengan dinding anyaman bambu berukuran 3x2,5 meter tempatnya menjual makanan bersama suami. Lokasi diseberang jalan gunung (belum diaspal saat itu) antara asrama mahasiswa @asrama_uts Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) @universitasteknologisumbawa dan kampus IISBUD Sarea @official_iisbudsarea .  Beliau asli Jawa dan suaminya asli Sumbawa, kami biasa memanggil paman Jon. Dan si ibu dengan sapaan Bude Jon.  Sebelum jam tujuh pagi warung sudah buka, bahkan masih melayani hingga malam hari. Menu yang disajikan selain ala nasi campur kebanyakan, juga makanan ringan dan minuman ringan. Nasi campur bisa dengan harga 5 ribu atau berapa aja uang mahasiswa kata Bude. Yang sangat memaklumi, apalagi jika tanggal tua kiriman belum datang dan beasiswa mahasiswa belum cair.  Saya kadang jika bude repot melayani pembeli, bisa langsung aja menyalakan kompor untuk memasak mi...

011 [AKSARA DIANTARA RINTIK]

Desember seakan menjadi ritual tahunan bagi hujan dan memungut aksara di sela-sela rintik gerimis nya. Kemarin adalah Desember ke tiga saya mengikuti tantangan 30 Hari Menulis rutin harian dalam #Gerimis30Hari (Gerakan Menulis Rutin 30 Hari) oleh @gerimis30hari. Ada dua alasan penting kenapa saya turut dalam even ini : pembiasaan dan pengabadian.  Pembiasaan dalam artian memacu diri untuk kembali rutin disiplin menulis. Berat memang jika dijadikan beban, ringan bila dibuat bahagia. Kadang sesuatu kebaikan perlu dipaksakan agar terbiasa, tulis sebuah majalah lama yang masih terngiang hingga kini bagi saya.  Membiasakan menulis apa saja dan tak peduli berapa yang kasih lambang love ❤ atau like. Mengulik sedalam apapun ide di kepala dan memungut seberapa saja aksara yang menyangkut di ujung pena. Pengikut even ini diawal hingga lebih 600an, artinya ada ratusan tulisan mereka di instagram yang bisa kita baca untuk memantik ide tulisan.  Pengabadian dalam arti tuli...

010 [KODE IDENTITAS BUKU]

  “Setiap buku selain memiliki branding tersendiri, harus mempunyai nomor dan kode identitas resmi yang membedakannya dengan yang lain. Biar tidak sama dengan buku diary atau catatan pribadi.”   Selepas Shalat Dzuhur kemarin penerbit menghubungi bahwa ISBN buku saya yang sedang proses terbit sudah keluar dari Perpusnas RI. Alhamdulillah itu artinya semua syarat telah terpenuhi untuk sebuah buku terbit, selanjutnya naik cetak dan bisa menjumpai para pembacanya. Pertengahan 2010, seorang teman menyusun buku, setelah naskah selesai proses kemudian dibantu seorang teman lain yang biasa menjadi editor dan menerbitkan buku, penulis pula. Buku kemudian dicetak dan ada bantuan dana dari pejabat juga. Senang sekali bahkan launching nya cukup meriah. Beberapa tahun kemudian baru sadar buku tidak memiliki ISBN. Artinya buku itu sama saja dengan mencetak dan jilid ditempat fotokopi di samping kampus, tanpa identitas dari lembaga resmi. Tahun 2016, ada teman berbeda. Punya naskah, ...