Langsung ke konten utama

020 [THE POWER OF WRITING]

 


Semua manusia memiliki modal dasar menulis, tapi tak semua memanfaatkannya. Diantara mereka yang menulis, hanya sebagian yang berbagi virus menulisnya. Hesty Trimurti Gorang satu dari orang langka yang “mengkapitalisasi” anugerah menulisnya pada orang lain agar juga menulis. Diantaranya dengan buku ini.

The Power Of Writing Ini, buku solo ketiga Hesty kalau saya tidak salah ingat. Akhir tahun 2023 saya dikirimi naskahnya untuk diminta masukan dan testimoni. Buku setebal xiv + 84 halaman ini, bukan tumpukan teori yang membuat jumud (bosan). Ia kumpulan pengalaman penulis dari memulai menulis hingga pada titik menerbitkan karya.

Di buku cetakan pertama September 2024 penerbit Zahir Publishing ini, Hesty menceritakan awal mula menaruh minat menulis hingga susah payah memiliki buku bacaan hingga harus meminjam uang pada teman. Mimpinya menulis buku sempat patah saat harus jeda sejenak kuliah karena kesehatan.

Kemudian ibu muda yang sekarang menjadi guru Bahasa Arab di Yayasan Tarbiyatul Islamiyah, Orong Kopang, Lombok Utara NTB ini mengumpulkan kembali serpihan mimpinya itu, salah satunya dengan mengikuti kelas kepenulisan online. Hingga tahun 2018 menerbitkan buku pertamanya “Jangan Menulis: Nanti Keliling Dunia.”

Saya membaca buku perempuan kelahiran Alor, Nusa Tenggara Timur ini tak memakan waktu lama. Usai Shalat Ashar hingga menjelang Maghrib akhir pekan lalu. Buku yang renyah bagi siapapun yang ingin memulai menulis. Bahasanya sederhana, tapi berisi.

Buku yang menguatkan kembali pada siapapun yang telah mengambil jeda lama untuk menulis lagi. Seakan diajak bernostalgia kembali bagaimana dulu mengikat mimpi dan menghimpun motivasi menulis hingga saatnya harus menggerakan pena kembali.

Selamat mbak Hesty… Jangan jera berbagi motivasi. Ditunggu buku-buku karya berikutnya.

Rumah Merpati 22, 19 Januari 2025. 16:29

#MariBerbagiMakna #Buku #ThePowerOfWriting #reHATIwan #reHATIwanInspiring #30HariBercerita #30HBC2520 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi @30haribercerita @rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...