“Memburu capaian memang tak gampang, namun
mempertahankan dan meningkatkannya jauh lebih berat. Dan tiap tahapan itu akan menguji serta membentuk setiap diri.”
Setiap
kerja atau amal pasti memiliki capaian. Baik sesuai atau melebihi target bahkan
dibawah rata-rata sekalipun. Dan setiap capaian selain ada penghargaan tentu
ada konsekuensi atas ketidakberhasilan yang harus diterima. Setiap tahapan
kerja dan amal merupakan tantangan dan ujian yang akan membentuk seseorang.
Alhamdulillah
sebulan lalu saya menuntaskan tantangan untuk menulis 30 hari penuh. Dan itu bukan
merupakan capaian pertama kali. Membawa energi yang sama untuk mengisi
bulan-bulan berikutnya seperti itu atau lebih baik lagi, sesungguhnya ujian
sebenarnya. Puas cuma sampai dapat sertifikat atau bahagia menjadikannya
kebiasaan.
Bagi
saya setiap penghargaan, sertifikat atau sejenisnya sebagai formalitas atas
sebuah capaian memiliki tiga fungsi : Penanda, Pengingat dan Pendorong.
Penanda. Setiap apa yang dilakukan diperlukan
penanda bahwa kita pernah berjejak. Berjalan saja ada telapak kaki yang
tersisa, apalagi sebuah kerja dan amal yang melebihi sekedar berjalan semata.
Dan manusia era kini membutuhkan bukti agar tak dilabeli cerita omon-omon
belaka. Jika sekedar cerita, tukang obat lebih pandai berolah lidah walau tak
semuanya benar. Contoh, walaupun telah berpengalaman dalam sebuah bidang, saat
melamar kerja selalu diminta dan ditanya, “Ada sertifikatnya atau surat
keterangan pernah bekerja ?”.
Penanda
bukan sebagai kode berhenti, tapi tanda koma untuk melanjutkan kerja-kerja amal
lainnya.
“Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain.”
(QS. Al-Insyirah:7)
Pengingat. Setiap capaian tak mungkin itu hasil
pribadi tanpa ada campur tangan-Nya. Pada titik-titik capaian perjalanan
seseorang selalu bersama dengan karunia-Nya. Ini yang membuat setiap capaian
dan penghargaan bukan lomba “paling aku” dan paling depan membusungkan dada. Ia
sebuah pengingat untuk bersyukur dan bisa lebih baik lagi. Ia pengingat untuk
lebih optimal lagi menghargai nikmat-Nya.
“Karena itu, ingatlah
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku.” (QS.Al-Baqarah:152)
Pendorong. Capaian dan penghargaan sesungguhnya bukan
menjadi garis finis untuk diam, berhenti dan selesai untuk seseorang beramal.
Tapi, ia pendorong untuk mempertahankan,
motivasi untuk meningkatkan dan spirit untuk menularkannya pada orang lain.
Menjadi penggerak diri dan penggerak yang lainnya untuk menggapai capaian-capaian
amal.
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk.”
(QS. Al-Bayyinah:7)
Setiap
capaian membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Terpenting lagi dalam setiap
capaian amal, jadikan ia penanda, pengingat dan pendorong untuk konsisten
beramal. Menulis salah satu dari kerja-kerja amal tersebut. Semoga.
Rumah
Merpati 22, 12012025. 08:44
#MariBerbagiMakna
#30HariBercerita #30HBC2512 #reHATIwan #reHATIwanInspiring
#InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi @30haribercerita
@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar