Langsung ke konten utama

016 [SUSU TELUR]

 


Setiap Senin siang, waktu SMA kami mendapat suplemen satu butir telur rebus dan segelas susu. Ini hanya bagi kami yang kelas khusus, selain jam belajar reguler pagi sampai siang, ada tambahan pelajaran sore hari. Kadang juga ada bolongnya, Senin tanpa susu dan telur. Hampir semua siswa kelas saya masuk golongan berada dan anak pejabat. Sebutir telur dan segelas susu itu terlalu receh untuk pemenuhan gizi mereka. Saya selalu tidak memakan telur siang itu. Saya bawa pulang untuk makan malam menemani nasi.

Saat kuliah, sebutir telur dan segelas susu bisa menjadi “suplemen” tiga bulanan bagi sebagian kami. Dua menu itu selalu tersaji saat usai donor darah baik sukarela maupun pengganti. Biasanya ditambah satu cup Pop Mie. Susu selalu kami habiskan ditempat donor karena gelasnya harus dikembalikan. Sebutir telur dan segelas Pop Mie dibawa pulang untuk lauk makan berikutnya.

Saya sebenarnya kurang suka minum susu sejak kecil. Minum susu hanya terpaksa saat santap sahur di bulan Ramadhan karena semua anggota keluarga melakukannya agar segar sepanjang hari, begitu kata kedua orang tua.

Perihal Makan Bergizi Gratis (MBG) program Presiden Prabowo yang sudah 10 hari berlangsung disebagian provinsi itu mungkin dari alasan sebagian besar anak Indonesia segolongan kami yang sejak kecil tak suka minum susu dan menu makanan dibawah gizi rata-rata. Baik karena kemampuan ekonomi orang tua atau kebanyakan makan jajan tak bergizi walaupun uang saku lebih dari cukup.

Selain program makan bergizi, kesadaran makan bergizi harus ditumbuhkan lebih awal dan dini. Sebergizi apa pun bila tak suka, makanan tak dihabiskan atau dibawa pulang, entah dimakan atau tidak kemudian. Semoga makan bergizi menjadi budaya dan anggaran tersedia untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Rumah Merpati 22, 15 Januari 2025. 06:54

#MariBerbagiMakna #30HariBercerita #30HBC2516 #30HBC15 #reHATIwan #reHATIwanInspiring #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi @30haribercerita @rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...