Obrolan sore beberapa waktu lalu
di Perpustakaan Kampung Sadia bersama Bang Amir kian meyakinkan saya bahwa
sebenarnya berbagi itu mudah, cukup yang sudah ada saja. Tidak perlu beralasan
menunggu yang belum ada atau sempurna. Sebenarnya banyak anugerah menumpuk
dari-Nya, hanya saja lupa atau luput dari perhitungan diri.
Kami bercakap tentang beberapa
file di laptop masing-masing yang berisi naskah tulisan sudah lama dipersiapkan
dan tersimpan. Ada lagi materi-materi pelatihan yang telah tersusun, tapi masih
dalam bentuk makalah. Nampak juga bahan-bahan ajar yang sudah berulang kali
dipakai hampir tiap semester. Tulisan-tulisan itu dibiarkan tak berbunyi, jika
ada hanya sekali per semester.
Ada tulisan yang memang belum
selesai dan menggantung sekian lama. Saatnya menyiapkan Bab pamungkas dan
endingnya. Ada pula yang tak perlu menunggu kalimat penutup, tinggal tiap-tiap
tema dibagi isinya pada jangkauan yang lebih luas. Tulisan tersebut pasti ilmu
, pengalaman atau pesan kebaikan yang bisa dibagi. Siapa yang mau baca di laptop
saya? Ya, tak sejadul begitu amat lah.
Pertama, Tulisan bermakna dan
berisi itu bisa diterbitkan dalam bentuk buku. Kedua, Media sosial kita ajak
mereka menjadi sarana berbagi pengalaman dan ilmu dari tulisan yang sudah
berjamur di laptop.
Memang ada yang mau baca? Akun
saya sedikit follower dan isi tulisan
agak receh. Aduh ampun deh. Pernyataan seperti ini terlalu sering, dan kian
menginjak rasa percaya diri sebenarnya. Tulisan dan file kita itu pernah tersampaikan
di ruang-ruang kuliah dan manusia-manusia akademis. Hal yang receh menurut
kita, bukankah itu materi traning yang pernah diterima atau malah kita sendiri
sampaikan pada para mahasiswa.
Saya malah sore itu merasa takut,
jika isi laptop saya termasuk “menimbun ilmu” alias pelit berbagi ilmu karena
tulisan-tulisannya menganggur bersama virus. Bahkan mungkin itu yang disindir
oleh Rasulullah sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, “Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia mengetahuinya, namun
dia menyembunyikannya, maka dia akan diberi tali kekang dari neraka pada hari
kiamat.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Percakapan sore itu lumayan
berdaging dan berilmu. Ada kesadaran yang mencerahkan. Semoga masuk dalam
golongan yang Rasulullah sampaikan, “Barang
siapa yang menempuh suatu jarak untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
untuknya jalan menuju surga.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Rumah Merpati 22, 18 Januari 2025, 06:54
#MariBerbagiMakna
#30HariBercerita #30HBC2518 #30HBC25Percakapan #reHATIwan #reHATIwanInspiring
#InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi @30haribercerita @rehatiwan
@inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar