Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

201 [HIDUP ADALAH PINJAMAN]

“Bila sesuatu yang dipinjamkan dipergunakan tidak semestinya dan dikembalikan tidak baik-baik saja, tentu rasa kecewa dan marah tak bisa dipungkiri dari pemiliknya." Saya pernah beberapa kali menjumpai motor dinas, berplat merah tentunya lalu lalang dengan kondisi tidak terawat, plat nomor sudah kadaluarsa alias nunggak pajak dan nyaris pudar warna merahnya, dibawa oleh oknum orang tak berpakaian dinas, diluar jam kerja pula. Ditambah tak menggunakan helm. Apa memori kepala si pengendara itu hilang sebagian ya? Motor yang ditungganginya itu cuma pinjaman dari negara dari pajak rakyat untuk menunjang kerja dinas pelayanannya. Bukan sebagai alat gaya dan pamer kesombongan. Apa lagi kemudian ingin memiliki seutuhnya. Anda pernah meminjamkan uang pada seseorang? Saat peminjam datang memelas dan mengiba sebagai jurus rayuannya yang meluluhkan hati. Tapi, pada waktu jatuh tempo pengembalian pura-pura lupa bahkan membuat capek menagihnya. Dasar oknum manusia, tak berhati, bal...

200 [NASKAH UNTUK PRABOWO]

“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto) Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.  Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembar...

196 [GERAKAN DAN TULISAN]

“Tulis apa yang Anda gerakan dan gerakan apa yang Anda tulis.” Bertemu kembali dengan Bang Abdul Hayyi, ibarat memutar kembali memori 18 tahun silam. Pada tanggal 11 Februari 2007M/23 Muharram 1428H saya menandatangani Surat Keputusan KAMMI Daerah NTB Nomor: 03/SK/KU-i/VI. KD-5/KAMMI/II/2007 yang mengukuhkan Susunan Kepengurusan KAMMI Komisariat Lombok Timur 2007-2008. Nahkoda pertama Komisariat ini di pimpin oleh Safarudin Ibn Harman (almarhum) UGR di dampingi Sekretaris Abdul Hayyi Zakaria STKIP Hamzanwadi. Sejak itu intensitas komunikasi antara kami begitu sering. Setelah menjadi alumni, seingat saya tahun 2016 baru bertemu lagi dengan beliau di Pondok Pesantren Al-Madani, tempatnya bersama sang kakak berkhidmat. Ketika itu saya mengantar buku karya pertama saya.  Saya banyak menjumpai beberapa organisasi di daerah, jika ditanya sejak tanggal berapa organisasi Anda di deklarasikan dan memiliki kepengurusan di daerah? Hampir semua menyebut tanggal lahir or...

199 [KOPI DAN CERITA]

Saya bukan pecandu kopi, bila tidak minum dalam takaran atau porsi tertentu setiap hari akan tidak karuan rasa diri bahkan pusing. Cuma penikmat tipis-tipis.  Dari beberapa hari yang lalu, pengen sekali meneguk Kopi Sevel, kopi 7 elemen salah satu produk HNI. Dulu namanya kopi Radiks, sejak tanggal 21 Desember 2023 berganti nama. Namun, tetap mempertahankan 7 elemen herbal yang sama dengan Kopi Radiks, yaitu biji, akar, batang, kulit, daun, bunga, dan buah.  Hal itu yang menyebabkan Ahad Sore, 22 Juni 2025 kemarin saya merapat ke berugak pendopo beliau di Karang Baru, Mataram. Selain sudah lama juga tidak kopi darat, hanya kopi online di udara maya.  Pertama jumpa dengan Bang Herwan Kjt  @herwansangjiewa (baju hitam) tahun 2016 silam saat menunggui ibu yang dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga (RSHK) Mataram. Beliau salah satu karyawan di sana sejak 2021 hingga 2019. Hari itu shalat Jum'at perdana di Masjid RSHK dengan disain uniknya dari bambu....

198 [MELAWAN DENGAN DIAM]

“Reaksi tak selamanya berupa aktivitas membalas. Diam pun merupakan pilihan reaksi dalam bentuk damai yang tidak dapat disepelekan." Ada aksi, maka akan ada reaksi. Reaksi ada yang berbentuk spontan dan ada yang dipersiapkan. Reaksi yang dipersiapkan ada kalanya dalam waktu dekat atau waktu lambat. Bahkan saking lambatnya banyak yang mengira reaksi diam sebagai pasrah dan kalah. Ketika serangan pertama !srael ke Iran yang memicu peperangan keduanya selama sembilan hari terakhir, dilaporkan terjadi di Teheran pada Jumat (13/06), sekitar pukul 03:30 waktu setempat. Dengan “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion) mereka mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target di seluruh Iran.  Tak menunggu lama, pada Jumat malam itu juga melalui Operasi yang diberi nama Operation True Promise III, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang terdiri dari lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berba...

195 [JANGAN BERHENTI BILA KEBAIKANMU TAK DIHARGAI]

Ada pepatah, "Air susu dibalas dengan air tuba." Tidak semua orang mengerti di baikin. Jangankan membalas dengan kebaikan, minimal ucapan terima kasih, kadang malah di jahatin.  Namun, jangan sampai karena kebaikan tidak dihargai menjadikan diri kapok berbuat baik. Berhenti beramal karena ghibahan  golongan julid. Berarti niat kita rapuh oleh cemoohan mereka, tekad kita kalah karena gosip mereka dan ketulusan kita terkotori celaan mereka.  Pun jangan pula akibat pujian, beramal jadi semangat. Sebab penghargaan kebaikan meningkat, mengharap balasan orang sebagai alasan menebar kebajikan.  "Tanda-tanda keikhlasanmu adalah, engkau tidak pernah menoleh kepada pujian dan sanjungan manusia. Juga tidak ambil pusing dengan celaan dan cercaan mereka. Jangan engkau terkagum-kagum dengan amal-amalmu, karena kekaguman itu dapat merusak dan menghapus kebaikan-kebaikan yang engkau telah kerjakan." (Syaikh Abdul Qadir Jailani)  Bila kebaikan mu tak ada yang melihat...

193 [IQRO UNTUK DESA KEDARO]

  Genap sembilan tahun sejak buku karya pertama saya lahir Ramadan tahun 2016 silam. Ada satu yang tetap tertulis dan tidak berubah selain nama penulis di sampul buku-buku tersebut, "10% keuntungan penjualan buku untuk dakwah dan kemanusiaan". Penerbit dan disain sampul boleh saja berganti. Sejak buku kedua, bukan lagi hanya dari keuntungan penjualan, tapi dari semua penjualan. Paham kan bedanya? Buku pertama itu proses bersalinnya mepet sekali dengan Ramadan yang akan berakhir dan kedatangan hilal Idulfitri dengan libur cuti bersamanya. Setelah semua selesai tinggal persetujuan akhir untuk terbit dan naik cetak, entah bisikan dari mana, terpikir mencantumkan 10% itu. Saya hubungi Kang Syamsudin Kadir editor agar ditambahkan, wajib sifatnya. Alhamdulillah bisa. Dalam perjalanannya bukan hanya 10% dari harga buku yang dibayarkan oleh pembeli saja, malahan pembaca ada yang menitipkan rezeki setelah melihat postingan bahwa dana tersebut diserahkan dalam bentuk bantuan buku ...

190 [SYUKURI TANPA TAPI]

  “Nikmat dari-Nya mustahil dihitung dengan alat apa pun. Salah satu cara kian merasakan nikmat itu dengan beryukur.” Pernah merasakan kapan nikmatnya bersyukur? Ketika menikmati sesuatu tanpa tapi. Saat makan nasi hangat dengan ikan asin dan sambal. Kemudian muncul, TAPI kurang lengkap tidak ada sayur asem. Seketika itu pula level nikmat berkurang karena tertindih menu yang lebih nikmat. Sewaktu motor yang berusia 20 an tahun dikemudikan sedang asyik melaju dijalan raya, terbersit, TAPI lebih enak kalau punya motor baru tak sebutut yang dimiliki. Wah langsung ambyar sebagian nikmatnya berkendara. Ketika buku yang ditulis dengan susah payah terbit dan sedikit yang membeli, tiba-tiba terbayang. TAPI, lebih seru jadi penulis best seller buku-bukunya jadi buruan dan dicetak ulang. Kuota semangat menulis tiba-tiba drop. Kerabat, kata tapi yang salah penempatannya akan menjadikan diri tak pernah merasa cukup dengan yang ada. Tak memiliki ujung untuk sebuah level kepuasan. Sela...

189 [SATU DEKADE]

  Semalam dalam acara bedah buku "Heterarki Masyarakat Muslim Indonesia", alhamdulillah saya bersua kembali dengan dua sosok ini. Saya lebih suka menyebut acara semalam bincang buku, lebih ringan, renyah dan santai rasanya dibandingkan bedah buku. Bincang buku di teras depan Hokkian Kopi @hokkian.88 , bukan di ruang dalam. Lokasi yang terletak di antara Asrama Haji NTB dan Gedung DPRD Kota Mataram itu semalam ramai dan padat dengan kendaraan dan manusia yang menjemput kedatangan jama'ah haji. Walau menggunakan pengeras suara, tetap saling tenggelam dengan suara musik para pedagang kaki lima yang juga mengais rezeki memanfaatkan momen keramaian itu. Peserta bincang buku tak lebih dari 25 orang. Mereka dari beragam latar belakang. Ada birokrat, lawyer, akademisi, pengiat literasi, entrepreneur, hingga mahasiswa. Acara resmi ditutup oleh moderator pukul 00.00. Sebagian pulang, setengahnya masih melanjutkan obrolan dengan beliau berdua tentunya, hingga mendekati pukul 01....

188 [TELADAN DULU, BARU MENGAJAK]

  Pada poster aja sudah jelas tertulis acara Ahad pagi dimulai pukul 07.00 WITA. Namun semalam saya bertanya kembali pada grup WA peserta yang sudah mendaftar kegiatan pagi ini. Hanya memastikan saja. Karena jarang acara seminar dimulai sepagi itu. Dan dua panitia di grup itu merespon dengan jawaban mengaminkan jam 7. Baiklah, siapa takut. Walau sedikit ruang hati saya masih tidak percaya akan tepat waktu. Pagi tadi saya berangkat dengan asumsi perjalanan normal, sebelum jam 7 sudah ditempat acara. Apa daya ada Car Free Day yang padat dan kegiatan lari di lokasi acara sehingga ada pengalihan lalu lintas, saya telat 15 menit. Datang tepat bersamaan dengan seorang pemateri seminar. Wah, terbayang saya peserta yang telat, malu rasanya dengan peserta lain yang mahasiswa. Tiba di ruangan acara, ternyata masih sepi. Hanya ada dua panitia yang menyambut kami yang nyata-nyata telat seperempat jam itu. Terulang lagi untuk ke sekian kali, peristiwa serupa ditempat dan acara yang berbed...

187 [SURAT DAN KANTOR POS]

  Kantor Pos, bagi sebagian besar generasi Z (gen Z) sepertinya kalah bersaing dengan berbagai perusahaan ekspedisi yang menjamur dan siap mengantar paket hingga hari Minggu sekali pun. Hingga tahun 2004 saya masih menjadikan kantor Pos sebagai sarana mengirim surat. Iya menulis surat pada orang tua. Maklum saat itu menjadi mashasiswa di tanah rantauan. Ada tiga kantor Pos yang setidaknya mewarnai sebagian sejarah hidup saya. kantor Pos Uma Me'e (sekarang kantor Pos Belo, kecamatan Palibelo), kantor Pos Jl. Soekarno-Hatta (Timur SMAN 1 Kota Bima) dan kantor Pos Unram/Universitas Mataram (samping lapangan atletik Lawata, Mataram). Untuk yang terakhir memang demikian nama kantor pos nya KCP Mataram-Unram. Dalam sejarah Indonesia, kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 26 Agustus 1746, oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kanto...

186 [MELIPAT WAKTU]

  "Reuni itu dapat melipat waktu yang telah lalu dan mendekatkan jarak yang telah dilintasi." Ngebakso siang bareng Pak Warek Edy Kurniawan Kurniawan . Setelah gagal shalat Jum'at bersama di satu masjid karena terhalang hujan. Empat tahun menggeluti tugas yang sama, tapi di kampus berbeda di Kaki Bukit Olat Maras, Sumbawa. Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Institut Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea (IISBUD Sarea). Bukan waktu yang singkat tanpa cerita, bukan saat sekilas tanpa pelajaran dan pengalaman yang di dapat. Hal ini yang membuat perjumpaan siang ini layak dilabeli kata "Reuni". Saat reuni setidaknya akan melalui semacam susunan acara: Nostalgia masa lalu, berbagi informasi kondisi sekarang, dan apa yang akan dicapai esok. Walau tak harus berurutan, dan loncat sana loncat sini. Nostalgia, kenangan masa lalu yang ditarik kembali ke masa sekarang. Semua orang pasti punya hal ini. Baik itu cerita senang, kekonyolan bahkan episode kegagalan. ...

185 [LEBIH DARI SEPARUH ORANG INDONESIA, MISKIN]

  “Kemiskinan itu bukan status yang membanggakan,bahkan dipelihara, tapi pemacu untuk naik agar lebih baik lagi hingga lepas darinya.” "Jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 68,25 persen atau 194,67 juta jiwa dari total penduduk pada 2024." Begitu sepotong berita dari Kompas. Mau dilihat dari kacamata siapa dulu nih? Kacamata pemerintah, buset berat banget dong tugas gue di periode ini. Biar terpilih lagi pada 2029 nanti harus menurunkan angka warisan periode sebelumnya ini. Program prioritas dengan dana selangit, Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih apa bisa mengatasi sebagiannya? Bisa jadi ya, bisa juga tidak. Bila sekedar tujuan populis saya khawatir akan melorot lagi setelah naik pada titik yang dicitrakan. Semoga berhasil Pak Presiden. Kacamata Kementerian/Dinas Sosial, makin banyak nih dana bantuan sosial yang bakal dikelola dan salurkan. Seharusnya semakin kecil dana yang dikelola Kementerian ini, maka makin berhasil ia menunaikan tugas dan ta...