“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto)
Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.
Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembaran daftar yang beliau pegang.
“Tadi naskahnya bersama yang masuk daftar itu sudah saya berikan pak.”
“Coba dicek ditumpukan itu dan bawa ke sini punya mu?” perintahnya
Saya bergegas memeriksa satu persatu tumpukan amplop ditengah meja rapat, Alhamdulillah ketemu amplop naskah saya.
“Maaf ini naskahnya pak.” Ucap saya sambil menyodorkan amplop berisi naskah pada mantan Danjen Kopassus itu.
Sosok dengan peci hitam dan baju krem itu membuka amplop, mengeluarkan naskah, dan membuka beberapa halaman isinya.
“Naskah ini tolong ditambahkan pada daftar ini ya, kemudian tindak lanjuti.” Perintah beliau pada staff yang menyerahkan lembaran daftar tadi.
Prabowo Subianto memang sosok yang gila baca, hal itu bisa dilihat ketika tugas operasi di Timor Timur dulu, dalam ranselnya ia bawa beberapa majalah ekonomi untuk jadi bahan bacaan. Perpustakaan pribadinya di Hambalang memiliki koleksi buku tak terbilang. Bila keluar negeri pun tidak lupa mengunjungi toko buku untuk sekedar membeli beberapa buku. Kurang apa lagi kecintaan beliau terhadap buku. Wajar jika cara bicara dan kepribadiannya kuat, salah satu yang membentuknya adalah apa yang ia baca.
Pertemuan singkat itu selesai, tanpa ada foto-fotoan. Jadi tidak ada bukti yang bisa ditunjukan. “No picture, hoax.” Begitu istilahnya. Bukan karena tidak mau, tapi alarm HP saya berbunyi menandakan waktu 03.30 wita. Walau sebuah mimpi malam Senin lalu, jadikan ia pemicu dan energi postif yang menggerakan impian.
“Buku-buku yang Anda baca akan membentuk siapa diri Anda.” (Jim Rohn)
Cordova Street A-03, 24 Juni 2025
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_24 #IWANwahyudi
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar