“Tulis apa yang Anda gerakan dan gerakan apa yang Anda tulis.”
Bertemu kembali dengan Bang Abdul Hayyi, ibarat memutar kembali memori 18 tahun silam. Pada tanggal 11 Februari 2007M/23 Muharram 1428H saya menandatangani Surat Keputusan KAMMI Daerah NTB Nomor: 03/SK/KU-i/VI. KD-5/KAMMI/II/2007 yang mengukuhkan Susunan Kepengurusan KAMMI Komisariat Lombok Timur 2007-2008. Nahkoda pertama Komisariat ini di pimpin oleh Safarudin Ibn Harman (almarhum) UGR di dampingi Sekretaris Abdul Hayyi Zakaria STKIP Hamzanwadi.
Sejak itu intensitas komunikasi antara kami begitu sering. Setelah menjadi alumni, seingat saya tahun 2016 baru bertemu lagi dengan beliau di Pondok Pesantren Al-Madani, tempatnya bersama sang kakak berkhidmat. Ketika itu saya mengantar buku karya pertama saya.
Saya banyak menjumpai beberapa organisasi di daerah, jika ditanya sejak tanggal berapa organisasi Anda di deklarasikan dan memiliki kepengurusan di daerah? Hampir semua menyebut tanggal lahir organisasi di pusat. Apalagi bila ditanya lebih lanjut nomor SK dan sebagainya.
Ini menjadi sesuatu yang mengelisahkan, saat manajemen pengarsipan dan wawawan sejarah gerakan lemah. Oke lah organisasi ini bukan sejarah sebuah negara, jadi tidak penting. Karena tidak banyak yang menganggap penting dan tidak ada urusan menuliskannya itu, jadi perlu ditulis. Hingga generasi selanjutnya tidak asal bercerita dengan imajinasinya masing-masing tanpa dalil fakta. Lihat pemerintahan sekarang ingin menulis ulang buku sejarah, agak rebut karena berdasarkan fakta dan data mana yang akan menjadi rujukan. Akhirnya berlaku ungkapan, “Penulisan sejarah tergantung ‘selera’ penguasa.”
Dalam organisasi antara rencana dan realitas dapat didekatkan jika apa yang ditulis dapat digerakan. Mewujudkan apa yang diprogramkan, membumikan apa yang ada dilangit pikiran dan harapan.
Gerakan dan tulisan ini menjadi diskusi menarik ketika akhir bulan lalu, 31 Mei 2025 saya kembali menyambangi beliau di Ponpes Al-Madani. Cakupannya bahkan kami kecilkan pada tataran Ponpes juga. Ada heorisme dan keteladanan dalam bergerak dan beramal yang tumbuh sejak Ponpes mulai didirikan hingga keberadaannya hari ini. Namun, kadang tak sempat didokumentasikan dalam bentuk tulisan, kecuali kebutuhan administrasi perizinan dan akreditasi.
Dokumen administrasi tidak semua mengikat ruh dan emosi dinamika pertumbuhan sebuah gerakan. Sebatas formalitas saja. Kadang kita telat menyadari ketika para pendirinya satu demi satu tiada, namun belum sempat mengulik lebih dalam cerita dan mencatat lebih utuh keteladanannya.
Saya bersyukur pernah menggandakan lebih beberapa arsip administrasi gerakan. Selain yang memang dikumpulkan menjadi arsip organisasi. Minimal yang terkait pada masa saya mendapat amanah memimpin. Setidaknya tidak bercerita mengandalkan ingatan semata, tapi didukung oleh fakta tertulis. Karena kita tidak lagi tinggal pada masa prasejarah yang belum mengenal tulisan.
Catat sejarah mu sendiri, karena tidak semua orang mau dan akan menuliskannya kembali.
Cordova Street A-03, 20 Juni 2025
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_26 #IWANwahyudi #Gerakan #Tulisan
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar