“Nikmat dari-Nya mustahil dihitung dengan alat apa pun. Salah satu cara kian merasakan nikmat itu dengan beryukur.”
Pernah merasakan kapan nikmatnya bersyukur? Ketika menikmati sesuatu tanpa tapi.
Saat makan nasi hangat dengan ikan asin dan sambal. Kemudian muncul, TAPI kurang lengkap tidak ada sayur asem. Seketika itu pula level nikmat berkurang karena tertindih menu yang lebih nikmat.
Sewaktu motor yang berusia 20 an tahun dikemudikan sedang asyik melaju dijalan raya, terbersit, TAPI lebih enak kalau punya motor baru tak sebutut yang dimiliki. Wah langsung ambyar sebagian nikmatnya berkendara.
Ketika buku yang ditulis dengan susah payah terbit dan sedikit yang membeli, tiba-tiba terbayang. TAPI, lebih seru jadi penulis best seller buku-bukunya jadi buruan dan dicetak ulang. Kuota semangat menulis tiba-tiba drop.
Kerabat, kata tapi yang salah penempatannya akan menjadikan diri tak pernah merasa cukup dengan yang ada. Tak memiliki ujung untuk sebuah level kepuasan. Selalu ada saja pembanding yang disandingkan hingga yang ada cuma seberapa, yang diraih selalu kurang dan yang dimiliki tak pernah benar-benar disyukuri.
Padahal teorinya bukan begitu. Syukuri yang ada agar nikmat tak terhingga dirasa. Maka akan ditambah level dan volume apa yang ada oleh-Nya.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras/pedih." (QS. Ibrahim: 7)
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa dalam situasi apapun, bersyukur adalah kunci untuk mendapatkan nikmat yang lebih banyak. Bani Israil setelah bebas dari tirani Fir'aun seharusnya tetap berusaha dan tidak mengeluh jika apa yang mereka inginkan belum tercapai. Syukuri nikmat yang ada, maka Tuhan akan menambahkannya. Sebaliknya, jika hanya mengeluh karena merasa masih kurang atau belum berhasil mencapai apa yang diinginkan, maka hal ini dianggap sebagai kufur yaitu melupakan nikmat Allah SWT dan tidak mengenal rasa terima kasih.
Yuk, bersyukur apa pun yang ada dan alami, tanpa TAPI. Alhamdulillah.
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_17 #IWANwahyudi
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar