Genap sembilan tahun sejak buku karya pertama saya lahir Ramadan tahun 2016 silam. Ada satu yang tetap tertulis dan tidak berubah selain nama penulis di sampul buku-buku tersebut, "10% keuntungan penjualan buku untuk dakwah dan kemanusiaan". Penerbit dan disain sampul boleh saja berganti. Sejak buku kedua, bukan lagi hanya dari keuntungan penjualan, tapi dari semua penjualan. Paham kan bedanya?
Buku pertama itu proses bersalinnya mepet sekali dengan Ramadan yang akan berakhir dan kedatangan hilal Idulfitri dengan libur cuti bersamanya. Setelah semua selesai tinggal persetujuan akhir untuk terbit dan naik cetak, entah bisikan dari mana, terpikir mencantumkan 10% itu. Saya hubungi Kang Syamsudin Kadir editor agar ditambahkan, wajib sifatnya. Alhamdulillah bisa.
Dalam perjalanannya bukan hanya 10% dari harga buku yang dibayarkan oleh pembeli saja, malahan pembaca ada yang menitipkan rezeki setelah melihat postingan bahwa dana tersebut diserahkan dalam bentuk bantuan buku IQRO untuk daerah terpencil di Bima-Dompu khususnya dan NTB pada umumnya.
Pekan lalu, tepatnya Rabu 11 Juni 2025. Saya menunaikan amanah para pembaca buku terbaru saya yang terbit bulan Januari lalu, "Buku, Pena, dan Kita" ke Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Saya dibantu alumni Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang juga aktivis KAMMI, putra desa Kedaro, Sahrel Gunawan dan Muhammad Sahidin.
Dua titik di Dusun Majapahit diterima guru ngaji Amaq Sare dan Ustadz Mujahidin TPQ Raudatuttalibin. Dua titik lainnya di Dusun Lendang Guar diserahkan pada Ustadz Rifa'i dan Ibu Fatimi.
Para penerima bersyukur mendapatkan bantuan Iqro yang sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar baca Qur'an. Ucapan salam dan terima kasih pada para pembaca yang telah mendonasikan rezekinya.
Cordova Street A-03, 17 Juni 2025
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_18 #IWANwahyudi
@gerimis30hari @ellunarpublish_
@rehatiwan @rehatiwaninspiring
Komentar
Posting Komentar