Langsung ke konten utama

195 [JANGAN BERHENTI BILA KEBAIKANMU TAK DIHARGAI]


Ada pepatah, "Air susu dibalas dengan air tuba." Tidak semua orang mengerti di baikin. Jangankan membalas dengan kebaikan, minimal ucapan terima kasih, kadang malah di jahatin. 

Namun, jangan sampai karena kebaikan tidak dihargai menjadikan diri kapok berbuat baik. Berhenti beramal karena ghibahan  golongan julid. Berarti niat kita rapuh oleh cemoohan mereka, tekad kita kalah karena gosip mereka dan ketulusan kita terkotori celaan mereka. 

Pun jangan pula akibat pujian, beramal jadi semangat. Sebab penghargaan kebaikan meningkat, mengharap balasan orang sebagai alasan menebar kebajikan. 

"Tanda-tanda keikhlasanmu adalah, engkau tidak pernah menoleh kepada pujian dan sanjungan manusia. Juga tidak ambil pusing dengan celaan dan cercaan mereka. Jangan engkau terkagum-kagum dengan amal-amalmu, karena kekaguman itu dapat merusak dan menghapus kebaikan-kebaikan yang engkau telah kerjakan." (Syaikh Abdul Qadir Jailani) 

Bila kebaikan mu tak ada yang melihat, Allah Maha Melihat. Saat manusia tak menghargai perbuatan mu, Allah sebaik-baik pembeli balasan. Ketika manusia membalas dengan kejahatan, jangan bersedih. 

Dr. Aidh Al-Qarni pernah menyampaikan, "Yang pertama kali merasakan nikmat memberi manfaat adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan 'buah'nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai."

Berat memang, tapi kian berat suatu perjuangan makin besar ganjaran. Dan Allah swt punya cara-Nya sendiri yang tak terduga oleh manusia.

Cordova Street A-03, 19 Juni 2025
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_19 #IWANwahyudi
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @rehatiwaninspiring 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...