“Bila sesuatu yang dipinjamkan dipergunakan tidak semestinya dan dikembalikan tidak baik-baik saja, tentu rasa kecewa dan marah tak bisa dipungkiri dari pemiliknya."
Saya pernah beberapa kali menjumpai motor dinas, berplat merah tentunya lalu lalang dengan kondisi tidak terawat, plat nomor sudah kadaluarsa alias nunggak pajak dan nyaris pudar warna merahnya, dibawa oleh oknum orang tak berpakaian dinas, diluar jam kerja pula. Ditambah tak menggunakan helm.
Apa memori kepala si pengendara itu hilang sebagian ya? Motor yang ditungganginya itu cuma pinjaman dari negara dari pajak rakyat untuk menunjang kerja dinas pelayanannya. Bukan sebagai alat gaya dan pamer kesombongan. Apa lagi kemudian ingin memiliki seutuhnya.
Anda pernah meminjamkan uang pada seseorang? Saat peminjam datang memelas dan mengiba sebagai jurus rayuannya yang meluluhkan hati. Tapi, pada waktu jatuh tempo pengembalian pura-pura lupa bahkan membuat capek menagihnya. Dasar oknum manusia, tak berhati, balas budi dan pendek memori.
Dengan barang pinjaman sesama manusia saja begitu perilakunya, bagaimana dengan hidup kita secara keseluruhan yang merupakan pinjaman dari-Nya?
Syaih Abdul Qadir Jailani pernah memberi nasehat:
“Jangan engkau tertipu dengan pinjaman, Engkau menyangkanya bahwa ia adalah milikmu selamanya. Padahal, pada waktu yang tidak terlalu lama, pinjaman itu akan diambil kembali oleh pemiliknya darimu.
Allah Azza wa Jalla telah meminjamkan kehidupan kepadamu, supaya engkau mentaati-Nya, tapi engkau menyangka kehidupan itu milikmu, lalu engkau beramal sekehendaknya. Sesungguhnya suatu hari nanti engkau pasti dituntut dan ditanya tentangnya.”
Jangan amnesia dengan pinjaman. Rawat dan jaga, pergunakan dengan benar dan kembalikan dengan baik.
Cordova Street A-03, 25 Juni 2025
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_25 #IWANwahyudi
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar