Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

073 [MENDADAK RESOLUSI]

Menjelang tutup tahun, ditengah hiruk pikuk pergantian tahun, selain ucapan selamat datang tahun baru, ada satu kata yang juga selalu viral, resolusi. Entah paham apa arti kata itu, atau latah agar terlihat kekinian? Biar dikembalikan pada kejujuran masing-masing. Ada dua hal atau peristiwa yang setidaknya terhubung dengan memori/ingatan saya bila kata resolusi itu terdengar. Pertama, Resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Sejak Sekolah Dasar hingga kini, jika ada keputusan PBB atas beberapa peristiwa terutama peperangan akan mengeluarkan resolusi. Kedua, Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh NU dan Ulama menyikap perlawanan terhadap penjajah yang datang ingin menguasai kembali Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan. Terkait kata resolusi agar persepsi kita sama, sebaiknya menyimak artinya menurut KBBI : resolusi/re·so·lu·si/ /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis,

069 [DARI TELUK MENOLAK TAKLUK]

Pasca perjanjian Bogaya tahun 1667 M, Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1648-1682 M) bersama Karaeng Popo mendirikan benteng Asa Kota yang berada di Teluk Bima dengan tujuan sebagai pertahanan dan menghalau kapal-kapal VOC yang memasuki teluk Bima dan melintasi Flores. Sebagai upaya menolak takluk pada penjajah Belanda. Teluk Bima sangat strategis karena didalamnya ada pelabuhan Bima yang sangat penting bagi kapal-kapal yang singgah mengisi perbekalan dan air minum saat itu. Di Pesisir teluk Bima terdapat pantai Oi Ule yang merupakan tempat pertama bermukimnya orang-orang Melayu dan para ulama dalam penyebaran Islam di Bima sekitar abad-17. Menyebarkan Islam dan dakwah sebuah perjuangan yang tak mudah kala itu dengan sarana yang terbatas, tapi para ulama yang mulia ini tak pernah menyerah dan takluk dengan keterbatasan. Hingga kemudian teluk Bima menjadi saksi, di Oi Ule Sultan Abdul Khair Sirajudin mengangkat sumpah setia pada para gurunya untuk berpegang teguh pada Islam. Pada tanggal

068 [SETIAP KEBAIKAN IALAH GURU]

  Sebelum pandemi, lebih tepat lagi sebelum era tahun 2000an belajar atau berguru yang kita kenal hanya diruang formal dan informal. Berguru di institusi pendidikan, tempat kursus dan pelatihan, bimbingan belajar dan les privat, guru ngaji dan TPQ (Tempat Pendidikan Qur'an) juga pesantren. Kemudian era online semakin membumi dan meluas hingga pelosok saat pertemuan tatap muka berganti dengan daring selama pandemi covid-19. Seminar, talkshow, workshop, kelas belajar singkat hoby atau keahlian, diskusi keilmuan dan lain-lain dengan informasi yang cepat hampir setiap hari bahkan waktu bisa diikuti. Berguru tak lagi membutuhkan tempat, tapi cukup ada medianya. Saya jadi teringat filosofi Ki Hajar Dewantara, yang banyak dikutip orang, bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah." Kemudian berguru tidak lagi ada dikotomi harus dari yang lebih tua. Tapi bisa pada siapa saja, baik setara dengan yang seusia atau pada yang lebih muda sekalipun. Selama ada kebaikan y

067 [PULANG]

Terlalu sering ucapan itu menggigit kembali lidah yang menuturnya. Kok bisa ?, mereka yang berucap tanpa berpikir panjang hanya sebagai kambing hitam mengelak atau memberi PHP pasti tak menyangka kebohongan itu akan berbalik kepadanya. Bisa dengan ukuran yang sama atau melebihi itu. Mereka pikir itu membantunya ketikan nanti pulang pada-Nya. Presentasi dan orasi terkait rencana yang selalu menohok tinggi dan mengabaikan kapasitas diri agar terlihat wah dan hebat tentu idaman semua orang yang keracunan popularitas dan terinfeksi virus pencitraan. Realitas lapangan akan menohoknya dan membuka selubung markup angka-angka yang awalnya sekedar kamuflase menjadi petaka yang tak mungkin terlupakan. Mereka kira hal itu akan membanggakannya ketika waktunya pulang pada-Nya. Dalam sejarah hanya dua yang akan dicatat, mereka yang berkhianat sebagai bumbu dalam hitamnya peristiwa dan mereka yang menjaga konsistensi nilai perjuangan mengabadi dalam kenangan dan keteladanan. Yang bermain

066 [LINGKARAN HATI]

  Tetiba notifikasi Facebook mengingatkan pada foto ini, potret yang mengambarkan peristiwa 23 Desember 2017. Lima tahun silam. Bertemu mereka para pegiat pendidikan di SMK Al-Kahfi Sumbawa, para guru dan karyawannya. Nongrong disana jarang tidak pernah dikursi, selalu lesehan. Baik itu di berugak, emperan tempat isi ulang air minum, rumah panggung tanpa dinding atau di Masjid sekolah. Itulah cerita kenapa caption foto ini Lingkaran Hati. Menuju ke sana dari Kampus Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) melewati 5 kecil tak berjembatan, dua diantaranya selalu mengalir sepanjang tahun. Jika musim hujan bisa dibayangkan meluap dan menunggu surut baru bisa melintas. Ditambah jalan yang naik turun tak beraspal tanpa pemukiman penduduk, kiri-kanan sejauh mata memandang hanya kebuh atau hamparan tanah pegunungan yang hanya produktif di musim hujan. Bahan obrolan selalu tak ada habisnya. Mulai dari dinamika yang terjadi disekolah, kopi, fotografi, pemasaran air isi ulang, menu makan guru d

065 [RAMADHAN, DESEMBER DAN JANUARI]

Ini bukan direncanakan apalagi kebetulan, tapi keberulangan yang keseringan. Tapi siklus ini selalu membawa berkah dan kadang tak terduga. Beberapa yang dalam prediksi tidak mungkin ternyata paling cepat dan awal. Begitulah takdir dan nikmatnya, tak perlu disanksikan. Cukup jalani, tambah do'a yang mengiringi, hasilnya apapun itu jangan terima dan kecil hati. Lima antologi gagal. Tiga diantaranya karena diskomunikasi. Dua lainnya sudah kirim naskah sampai bela-belain dengan waktu yang mepet, eh malah belum ada kabar sampai sekarang nasib terbit atau tidaknya, padahal penyelenggaranya komunitas besar dan ternama. Alhamdulillah ada yang nyelip satu antologi, waktunya cepat bahkan saya sempat menyangsikan penyelenggara yang mengajak mampu menerbitkannya. Dua naskah solo mau tidak mau harus ditunda. Satunya sudah sejak tahun lalu direncanakan dan naskah tinggal diracik. Satu sisanya sudah didiskusikan kebanyak kawan, bahkan naskahnya di edit beberapa orang, tapi belum menemukan ruhn

064 [JEMPOL]

  Kata jempol berasal dari bahasa Jawa, yang sudah di Indonesia-kan dengan arti (Ibu Jari Tangan dan Kaki). Jari jempol sudah menjadi bahasa isyarat bagi kehidupan manusia secara umum, bukan hanya berlaku di Indonesia saja namun jempol berlaku diseluruh dunia. Jari jempol keatas, biasa digunakan untuk menyatakan sebagai tanda kebenaran, persetujuan, pujian, dan penghormatan. Orang yang suka mengacungkan jempolnya ke atas menunjukkan bahwa ia adalah orang yang berpikir konstruktif, bijaksana, optimis dan memiliki cakrawala luas ke depan. Jempol yang diacungkan memiliki nilai simbolik sebagai pengharapan, penghargaan, ucapan terima kasih, pujian dan rasa syukur kepada Tuhan, diri sendiri dan kepada sesama atau orang lain agar suatu saat dapat menjadi top dan first rate. Maka tinggalkan jejak jempolmu setelah membaca ini bertanda anda bahagia. Rumah Merpati 22 22122022, 20:22 #MariBerbagiMakna #Gerimis30Hari #Gerimis_Des_22 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi @inspirasiwajahneger

063 [KESETIAKAWANAN KITA YANG KIAN DIPERTANYAKAN ]

  Refleksi Hari  Kesetiakawanan Sosial Nasional 20 Desember   Segerombolan semut itu tak terputus membuat rute perjalanannya. Dengan tekun bergotong-royong mengangkat makanan yang kadang melebihi beban tubunhnya hingga 50 kali lipat. Tak ada satupun diantara mereka yang curang keluar rute itu, padahal mereka mampu. Tak seekorpun yang korupsi menyembunyikan makanan tersebut padahal mereka bisa saja. Makanan itu akan dikumpulkan disuatu tempat dan kemudian menjadi semacam gudang untuk dimakan bersama.   Sekawanan serigala dengan jumlah sekitar 20 ekor itu berjalan tak berjauhan satu sama lain. Karena hidup berkelompok, mereka juga akan mencari mangsa bersama-sama.Hal itu memang lebih efektif daripada memburu mangsa sendiri-sendiri. Serigala juga termasuk hewan yang memiliki solidaritas yang tinggi. Artinya, saat ada salah satu anggota kelompoknya sakit, maka anggota kelompok lain akan merawatnya dengan mencarikan makan dan menjaga hingga kondisinya pulih.   Sekoloni lebah ya

062 [ARGENTINA dan AKU]

062 [ARGENTINA DAN AKU] Saat itu usia saya masih kecil, jauh sebelum masuk sekolah. Tapi ingatan itu masih melekat hingga sekarang. Almarhum ibu membelikan baju kaos Maradona dari pedagang keliling yang singgah dihalaman rumah tetangga. Saya dan anak tetangga yang cowok sama-sama dibelikan kaos bergaris putih dan biru muda tersebut, Maradona. Siapa itu Maradona yang masih teringat dari memori masa balita saya itu hanya pemain sepak bola paling hebat dari Argentina. Namanya juga anak-anak merasa bangga dan ikut keren aja rasanya memakai kostum itu. Sekarang saya baru tau, saat itu efek Argentina dan Maradona jawara piala dunia 1984. Setelah memasuki usia SMA. Teman sekelas jika Senin pagi sambil menunggu upacara bendera selalu heboh dengan hasil pertandingan Seri A Liga Italia. Mulai saat itu saya tertarik dengan pemain Club Fiorentina asal Argentina, Gabriel Omar Batistuta hingga kuliah pun begitu walaupun Fiorentina terdegradasi dari seri A dan Batustuta sudah pensiun. Saa

061 [IDOLA JUARA, FANS DAPAT APA?]

Entah sejak kapan anda fans kesebelasan negara tertentu, tiap piala dunia sejak awal hingga final (jika tim favorit itu masuk final) selalu menjadi "penjual obat" tak henti, rela bergadang dengan cemilan uang sendiri ditambah paket pulsa dan token listrik ambil jatah kebutuhan lainnya. Kemudian tim jagoan menang dapat trofi dan sejumlah hadiah uang tak sedikit, fans tidak mau kalah jingkrak dan sorak-sorai bahagia setengah mati. Setelah beberapa pekan mereda dan biasa-biasa saja.  Itulah balada fans kebanyakan, kasihan hanya jadi penggembira semata, lebih beruntung cheerleader dapat honor walau tak seberapa. Militansinya dikapitalisasi sang Idola. Apalagi jika idola juara hasil vote/polling berbayar fans melalui sms atau aplikasi tertentu, makin dalam hingga kering fans merogoh kantongnya. Oiya...ya, baru sadarkan? Tentu kita tak mau menjadi fans seperti itu, setidaknya cukup sudah yang kemarin barusan berlalu. Terus gimana biar tak menjadi fans biasa-biasa aja? R

060 [PESONA SENYUM EMAS MU]

  “Senyum itu dari mata turun ke hati dan dari hati naik ke wajah.”   Ada banyak jenis senyum lengkap dengan beragam rasa sang pemilik wajah dan kesana sesiapa yang memandangnya. Konon senyum yang terbaik ialah Duchenne smile . Sebutan untuk senyum tulus yang identik dengan terangkatnya dua sudut mulut dan pipi sehingga membuat sudut mata berkerut. Senyum ini dapat menular pada orang lain dan dapat memperbaiki mood . Senyum Duchenne juga dikenal sebagai senyum kegembiraan sejati. Ada juga yang menyebutnya Standar emas dari senyum. Membuat Anda terlihat dapat dipercaya, autentik, dan ramah. Duchenne terinspirasi dari nama seorang peneliti abad 19 bernama Guillaume Duchenne. Sosoknya memberikan kontribusi luar biasa dalam memetakan otot-otot tubuh manusia, termasuk yang bertugas mengendalikan ekspresi wajah. Ciri-ciri dari Duchenne smile: Senyuman tampak hingga ke mata, sudut-sudut mata berkerut da nada gerakan dari dua otot wajah (di mulut dan pipi) Duchenne smile memiliki

059 [WARISAN LITERASI HOS COKROAMINOTO]

  “Pemimpin yang hebat menulis seperti jurnalis, berbicara seperti orator.” (Haji Oemar Said Tjokroaminoto)   Hari ini 88 tahun silam sosok yang dijuluki Raja Jawa Tanpa Singgasana itu wafat. Namun, warisan inspirasi dan pemikirannya masih tetap abadi dan menjadi bacaan hingga hari ini. Tulisannya tajam seperti seorang jurnalis dan bicaranya selalu menggerakan sebagai orator ulung. Tak heran Serikat Islam menjadi organisasi pergerakan terbesar di negeri ini saat itu. Warisan literasinya pun tetap diminati para aktivis gerakan Islam sampai sekarang.   HOS Cokroaminoto lahir di  Ponorogo , Jawa Timur pada 16 Agustus 1882. Merupakan anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamisno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya R.M. Adipati Tjokronegoro, pun bukan orang sembarangan, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo. Kemampuan menulisnya di asah ketika menjadi wartawan. Karir jurnalisnya   telah ia rintis sejak membantu Surat Kabar Suara

058 [HUJAN TAK BIASA]

Jika melihat sesuatu dengan cara biasa maka hanya akan mendapat pemandangan yang standar-standar saja. Kadang malah lewat begitu saja dan tak mampir ke dalam hati. Melihat hujan sering dari bawah keatas artinya hanya menadah dibawah. Menilai hujan hanya sekebutuhan pribadi akan air hujan, bahkan mungkin hanya membutuhkan hujan karena membuat cuaca tak panas, segar semata. Tidak atas nama air untuk kebutuhan pertanian, karena kita orang kantoran makanan cukup deliveri atau COD. Tidak atas nama rejeki seperti para pengojek payung, karena sudah punya gaji tetap bulanan diatas UMR bahkan berlebih. Melihat hujan dengan durasi waktu rata-rata. Sehingga mengukurnya dengan satuan rintik, gerimis, sedang dan lebat. Coba sesekali lihat hujan dengan satuan tetes air yang turun kebumi saat itu bersama peristiwa yang kita sebut hujan. "Air hujan yang jatuh ke bumi dalam setahun sebanyak 513 triliun ton, setara dengan air dari bumi yang menguap 16.000.000 ton/detik. Air senantiasa b

057 [MENCINTAI NTB]

057 [MENCINTAI NTB] Seluas apa cintamu, sepanjang banyak kakimu melangkah menjelajahinya. Sebesar apa cintamu, selama pikiranmu bersamanya. Sedalam apa cintamu, sebanyak engkau mempelajari tentangnya. Sampai kapan memikirkannya, hingga tak menemukan satupun alasan berpisah. Selalu bersama NTB, Nusa Tenggara Barat. Rumah Merpati 22 17122022, 08:17 #MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #Gerimis30Hari #Gerimis_Des22_17 @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 @gerimis30hari @ellunarpublish_

056 [PERLAWANAN ABADI]

Ketika segelintir mereka mendeklarasikan diri sebagai musuh abadi yang selalu siaga menggelincirkan kita, hanya satu pekik dan langkah kita, LAWAN!!! Namun kadang kita bermesraan dengan mereka. Memeluk dan terperdaya larut dalam rayuannya. Ruang itu sengaja kita ciptakan, padahal mereka tak sejenak pun memiliki rasa kemanusiaan.  Melawan tak melulu identik dengan hal negatif. Melawan lahir dari jarak antara seharusnya dengan realitas. Melawan reaksi dari aksi yang menyimpang atas fitrah kemanusiaan. Perlawanan itu abadi.  Rumah Merpati 22 16122022, 21:32 #MariBagiMakna #InspirasiwajahNegeri #IwanWahyudi #gerimis30hari #Gerimis_Des_16  @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 @gerimis30hari @ellunarpublish_ 

055 [MENJELAJAH SEJARAH]

"Orang yang tidak memiliki rasa sejarah, adalah seperti orang yang tidak memiliki telinga atau mata." (Aldof Hitler) Hari ini kita sedang membaca sejarah masa lalu, membuat langkah bersejarah agar ditulis dan esok mereka seperti posisi dan peran kita saat ini. Kadang nasehat itu tak harus berupa ucapan atau ceramah yang langsung ditujukan sehingga harus memiliki indera pendengaran yang baik. Atau surat atau sanksi yang berlembar-lembar dan membuat mata lelah jika tidak normal. Cukup membaca, merenungkan, dan mengambil makna dari peristiwa sejarah. Sehingga itulah ada yang memaknai sejarah sebagai peristiwa atau kejadian pada masa lalu yang dipelajari dan diselidiki untuk menjadi acuan serta pedoman kehidupan masa mendatang. "Sejarah adalah catatan tentang masyarakat, umat manusia, atau peradaban dunia, dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat." (Ibnu Khaldun, 1332-1406) Agar lebih memahami apa itu sejarah perlu dimengerti lebih dahulu menu

054 [BENAR NIH?]

Jika namanya cinta maka ia akan memendam rindu, jika ia rindu maka akan terjaga rasanya sepanjang waktu. Bila ia rasa maka tak akan habis ditenggelam masa. Bila ia waktu maka ia terpatri dan tak berlalu. 99 hari lagi Ramadhan, benar nih? Tak terasa rasanya. Padahal baru mau merutinkan kembali puasa sunnah, menengok kembali mushaf Al-Qur'an, membuat ceklist amal harian ala anak sekolah saat Ramadhan. Eh tau-tau sudah mau datang aja. Alhamdulillah hampir sebulan terakhir bangun sepertiga akhir malam, tak seperti bulan-bulan sebelumnya. Terasa ramai banget group media sosial, postingan media sosial, sorak-sorai dari ujung gang depan rumah, siaran televisi juga acara ramai. Pokoknya serasa bulan puasa. Yah namanya lagi piala dunia. Terus apa yang masih membekas 11 bulan setelah Ramadhan kemarin?. Kenangan !, aduh ampun deh. Puasa ganti yang belum satupun tertunaikan, waduh buruan nanti kelolosan. Energinya, semangat apa yang ada di Ramadhan yang masih sempat dilakukan diluar bulan itu?