Langsung ke konten utama

062 [ARGENTINA dan AKU]

062 [ARGENTINA DAN AKU]
Saat itu usia saya masih kecil, jauh sebelum masuk sekolah. Tapi ingatan itu masih melekat hingga sekarang. Almarhum ibu membelikan baju kaos Maradona dari pedagang keliling yang singgah dihalaman rumah tetangga. Saya dan anak tetangga yang cowok sama-sama dibelikan kaos bergaris putih dan biru muda tersebut, Maradona. Siapa itu Maradona yang masih teringat dari memori masa balita saya itu hanya pemain sepak bola paling hebat dari Argentina. Namanya juga anak-anak merasa bangga dan ikut keren aja rasanya memakai kostum itu. Sekarang saya baru tau, saat itu efek Argentina dan Maradona jawara piala dunia 1984.
Setelah memasuki usia SMA. Teman sekelas jika Senin pagi sambil menunggu upacara bendera selalu heboh dengan hasil pertandingan Seri A Liga Italia. Mulai saat itu saya tertarik dengan pemain Club Fiorentina asal Argentina, Gabriel Omar Batistuta hingga kuliah pun begitu walaupun Fiorentina terdegradasi dari seri A dan Batustuta sudah pensiun.
Saat SMA hingga sekarang tiap piala dunia saya selalu dukung Argentina, walau piala dunia 2022 Qatar ini sejak awal saya tidak memperlihatkan hal itu di media sosial. Saya cenderung terihat pro Maroko sejak awal, tim Negara benua Afrika itu memberi kejutan mengalahkan tim unggulan yang pernah menjuarai piala dunia. Ketika Arab Saudi menaklukan Argentina dibabak penyisihan deg-degan juga. Harapan besar saya Maroko bertemu dengan Argentina, agar Final piala dunia milik Negara-negara dunia ketiga (berkembang), Afrika dan Amerika Selatan.
Akhirnya jalan sejarah di Qatar 2022 ini menggenapkan bintang tiga di dada kostum garis putih biru muda Argentina setelah penantian 36 tahun.  
Rumah Merpati 22
20122022, 19:12
#MariBerbagiMakna #Gerimis30Hari #Gerimis_Des_20 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi
@inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 
@gerimis30hari @ellunarpublish_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me