Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

[BERBAGI CATATAN DALAM KEHIDUPAN]

  “Kemampuan membaca itu sebuah anugerah . Kebiasaan menulis itu sebuah nikmat . Kegemaran berbagi ; sebuah kebahagiaan dalam beramal.”   Berbicara catatan tak lepas dari laku baca tulis yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai manusia meninggalkan masa prasejarah hingga kini. Hampir semua kita telah memiliki kemampuan itu sejak dibangku Sekolah Dasar, bahkan sebagiannya pada fase sebelum itu malahan. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa sebuah catatan bisa sangat berarti baik bagi kehidupan diri sendiri maupun orang lain.   BUKU DARI CATATAN SESEORANG Banyak sekali buku yang lahir dari catatan perjalanan, novel yang disadur dari catatan harian atau buku diari seseorang. Bahkan kemudian catatan itu dilayar lebarkan menjadi film tontonan yang tidak hanya menghibur, tapi juga menjadi tuntunan yang menginspirasi banyak orang. Beberapa buku yang berasal dari sebuah catatan harian pernah saya baca diantaranya; 99 Cahaya Di Langit Eropa , Catatan Seorang Demon

[AL-QUR’AN SUMBER INSPIRASI TERBAIK TULISAN]

  "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala penjuru dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” ( QS. Fushshilat: 53) Membaca dan memahami sebuah buku merupakan sebuah anugerah nikmat diantara banyak orang yang tak bisa menyisihkan sedikit waktunya untuk membaca. Bahkan diantara mereka yang tidak memiliki rezeki untuk membeli buku. Dan akan lebih dalam lagi menikmati isi buku saat langsung mendengar penulisnya membedah karyanya tersebut. Pembanding hadir bukan hanya sebagai pelengkap formalitas semata, tapi berdasarkan pengalaman dan kepakarannya terhadap tema buku, makin menambah luas wawasan terhadap isi buku tersebut bagi para pembaca terutama penulisnya. Alhamdulillah akhir pekan ini saya di undang oleh mbak Lia Harnita untuk menghadiri Seminar Kepenulisan dan Launching Buku "Hidupku Tenang Bersam

[MUDA ITU PASTI, JADI NEGARAWAN ITU PILIHAN]

“Perbedaan antara seorang politisi dan negarawan adalah politisi hanya memikirkan tentang pemilihan umum, sementara negara­wan memikirkan generasi akan datang” (James Freeman Clarke: 1810-1888) Paguyuban atau himpunan mahasiswa daerah sangat terasa sekali untuk mengobati rindu terhadap kampung halaman bagi para anak rantau. Apalagi bagi mereka yang baru jauh terpisah saat kuliah. Jadi ingat pada saat kuliah dulu, jika sudah berkumpul keluar semua bahasa daerah lengkap dengan logat khasnya. Malam   ini, Selasa 4 Juni 2024 Kang Syamsudin Kadir mengajak saya untuk sama-sama menjadi narasumber diskusi buku “Pemuda Negarawan” dimana kami menjadi penulis buku antologi tersebut. Kelompok Diskusi Mahasiswa Muhammadiyah Manggarai Barat (KODIMM-Mabar) Nusa Tenggara Timur menjadi tuan rumahnya. Diskusi berlangsung penuh kekeluargaan dan hangat di Kedai Bawah Pohon, Jalan Panji Tilar Negara, Mataram. Kang Syamsudin kadir yang mendapat kesempatan lebih dahulu menjelaskan latar belakang penu

[DARI BIMBEL TERBITLAH SEKOLAH]

  Awal mengenal junior satu ini karena dalam satu organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Baabul Hikmah Universitas Mataram. Saya pernah mengisi training Latihan Manajemen Dakwah (LMD) dan ia menjadi salah satu pesertanya. Lalu saat tahun 2014-2015 kami membuat semacam   tim training khusus untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Agar mudah saja baik dari materi training, konsep training, trainer yang mengisi dan penilaian sama standarnya, karena LMD dilaksanakan disemua fakultas. Saat itu ia sudah sibuk merintis dan mengelola Bimbingan Belajar (Bimbel). Bimbel yang dirintis sejak tahun 2010 diberi nama “Bimbel Master”.   Nama Master disematkan mewakili visi dari bimbel yang mencita-citakan sebuah konsep belajar yang tuntas dari SD hingga SMA. Ibarat jika semua alurnya lengkap maka peserta akan jago alias jadi master. Seiring berjalannya waktu, apalagi kemudian wabah pandemi covid-19 membuat semua aktivitas termasuk proses belajar pun menerapkan konsep

[AYO SISWA SMKN 1 KURIPAN, MELAWAN STIGMA NEGATIF DENGAN TULISAN !]

  Hari ini Selasa 28 Mei 2024 di duetkan kembali dengan Kang Saymsudin Kadir, mendapat undangan menjadi pemateri Pelatihan Kepenulisan Nasional di SMKN 1 Kuripan Lombok Barat dengan tema “ "Aku Menulis Maka Aku Ada". Pagi-pagi saya menjemput Kang Sysmsudin Kadir ditempatnya menginap dan meluncur menembus hawa dingin dan sedikit berkabut dengan sepeda motor melalui jalan by pass menuju bandara BIZAM (Bandara Internasional Zainudin Abdul Madjid) Lombok. Lokasi sekolah tersebut dekat sekali dengan jalan itu tepatnya di Jl. TGH. Abdul Hafidz No.2. Desa Labulia Kecamatan Kuripan. Kegiatan dilaksanakan diaula sekolah yang sangat rindang dan asri. Di SMK ini ada empat jurusan keahlian yang diambil oleh para siswanya : Teknik komputer dan jaringan, Agribisnis tanaman   pangan dan holtikultura, Agribisnis pengolahan hasil pertanian dan Agribisnis ternak unggas. Hadir sekitar 300-an siswa yang membuat aula sekolah membludak. Secara nasional jumlah siswa SMK menyamai SMA bahkan

[MEMOTIVASI MENULIS GURU SMPN 4 KURIPAN]

    Awalnya saya mengira hanya SMA ke atas (kampus) saja yang akan semangat untuk berliterasi. Ternyata nyalanya hingga ke SMP juga. Hari ini 27 Mei 2024 saya bersama sahabat saya Kang Syamsudin Kadir seorang aktivis yang kini telah menulis lebih dari 60 buku   menepi sejenak di SMPN 4 Kuripan Lombok Barat. Berbagi pengalaman bagaimana menulis dan menerbitkannya. Guru merupakan salah satu profesi yang sangat mulia dan menjadi salah satu kunci keberhasilan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pada suatu bangsa. Tentu kisah ketika Jepang pasca di bom atom dan luluh lantak oleh Amerika Serikat pada Agustus 1945 sering kita dengar. Kaisar Jepang Hirohito justru menanyakan berapa jumlah guru yang tersisa dan tidak menjadi korban bom yang sangat dahsyat itu. Kaisar berpendapat bagaimana mungkin akan mengejar ketertinggala n dan bangkit lagi dari keadaan ini kecuali dengan belajar dan dibimbing oleh para guru . Jumlah guru yang tersisa pada saat itu kurang lebih 45.000 guru saj

[MENUMBUHKAN DAKWAH LITERASI DI MA'HAD ALY]

Setahun yang lalu, saya diajak sahabat saya Syamsudin Kadir ke Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat. Bertemu mahasiswa Institut Agama Islam Nurul Hakim (IAI HN) di Aula TGH. Abdul Karim di dampingi juga oleh rektornya DR. TGH. Muhlisin dan ke Pondok Putri. Kali ini giliran Ma'had Aly Darul Hikmah lil Fiqhi wa Dakwah Nurul Hakim yang kami sambangi. Masih tahun lalu juga, saya diikutkan juga oleh Kang Kadir Zoomeet dengan alumni Nurul Hakim dari beragam latar, profesi, daerah dan angkatan. Ponpes Nurul Hakim berdiri sejak tahun 1948M/1387 H oleh TGH. Abdul Karim. Saya cuma diminta cerita bagaimana awalnya menulis dan pengalaman menerbitkan buku karya. Tindak lanjut tiga acara tahun lalu itu menghasilkan dua karya buku antologi, "Merindui Nurul Hakim" oleh para Alumni dan "Santri Negarawan ” . Saya di minta membaca dua naskah buku itu dan memberi komentar. Sepertinya juga masih ada beberapa naskah tulisan yang dalam proses menjadi buku, mendengar cer