Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

59 [PERPUSTAKAAN SEKOLAH TEMPAT NONGKRONG YANG ASYIK]

  Hari ke-3 bersama Kang Syamsudin Kadir   Perpustakaan sekolah saat saya SMP berada pas disamping wc/toilet siswa. Ukurannya sangat minimalis 3mx3m. Hanya ada satu meja besar ditengah dengan dikelilingi kursi. Beberapa rak dengan koleksi buku jadul yang berdebu berada di dinding. Perpustakaan sekolah itu rada gelap, mirip gudang dengan jendela yang minim. Saat diundang ke SMPN 4 Kuripan. Kami di ajak Pak Yanwar Isnaini kepala perpustakaan sekolah untuk singgah di ruangan yang bagi saya gudang ilmu dan sumber inspirasi ide tulisan. Perpustakaan sekolah yang cukup nyaman untuk membaca dan belajar saya rasa ketika masuk kedalamnya. Pencahayaan yang terang karena banyak jendela, juga berfungsi sebagai sirkulasi udara hingga tidak sumpek. Rak buku yang ditata sedemikian rupa hingga mudah mencari dan mengakses buku bacaan. Meja baca besar untuk para pengunjung larut dalam buku bacaannya. Setiap saya diundang mengisi acara, apalagi terkait kepenulisan, selalu memberi cendramata bu

58 [SUMBAWA SIAP MENYALAKAN PENA]

  /UTS) ,   Rahmad . Karena sudah agak malam, maka saya usul agar jumpa besok di Car Free Day (CFD) Mataram. Biar ngobrol lebih panjang sekalian keluarin keringat. Dan besoknya kami bersua dan ngobrol tentang banyak hal. Beberapa hari kemudian setelah pembukaan Muktamar KAMMI , dapat kabar elang muda lainnya Nashih Ulwan ternyata sudah di Mataram mengikuti Muktamar pula. Karena padatnya acara  hingga akhir Muktamar, baru semalam bisa kopi darat. Mereka berdua Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Daerah KAMMI Sumbawa. Rahmad dari Sulawesi Tenggara dan Ulwan merantau dari Jawa Barat. Karena masih ada kesibukan panitia Muktamar, semalam kami ngobrol hanya 20 menitan.   Obrolan pun sampai pada ide dan rencana mereka untuk para kader KAMMI Sumbawa pada periode ini harus melahirkan buku karya, dimulai dengan pelatihan kepenulisan intensif baik online (daring) maupun offline (kopi darat). Menarik, dan ini yang saya tunggu sejak lama. Para senior mereka yang juga kader KAMMI Su

54 [BERTEMU KEMBALI DALAM LITERASI]

  Awal Ramadhan lalu masuk chat balasan dari elang muda alumni Universitas Teknologi Sumbawa , "Berapa harga bukunya plus ongkir dari Bima ke Sumbawa Pak?". Karena terpikir ingkir yang lumayan, tertundalah tindak lanjut perbincangan WhatsApp itu. Semalam karena ingin mengecek lapak buku "PEMUDA NEGARAWAN" dan "OPTIMISME KAMMI MERAWAT INDONESIA" di arena Muktamar XIII KAMMI tanpa janjian jumpa dengan ketua PD KAMMI Bima Arman . Setelah basa basi, akh Arman bilang ada Akh Argian Milansyah @arguaian dari PD Sumbawa yang datang muktamar. Tanpa buang waktu saya call, karena saat itu juga sedang Ishoma. Akhirnya malming semalam bersua kembali dengan Akh Argian setelah terjarak waktu 3 tahun. Dan tuntas juga hutang kirim mengirim buku pesanan di awal Ramadhan kemarin. Argian mungkin salah satu dari kelangkaan tradisi lama kemana-mana ada buku bacaan dalam tasnya. Termasuk semalam ada dua buku bacaan yang membersamainya. Yang membuat bangga ia juga sudah m

53 [TUKAR BUKU DENGAN USTADZ MUHAMMAD MUHLIS]

  Hari ke-2 Bersama Kang Syamsudin Kadir Pagi ini gas bermotor ke Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat. Tepatnya di Ma'had Aly. Ketika sampai saya disambut ustadz muda yang energik. Kadang kalau salah kita tidak bisa bedakan mana santri dan ustadznya, saking mudanya. Sambil menunggu kang Kadir yang otw kami banyak mengobrol terkait kepenulisan itu sendiri, hubungan kepenulisan dengan akreditasi sekolah atau kampus, kegiatan pengabdian masyarakat yang berpotensi bisa diterbitkan menjadi buku. Ternyata juga beliau sedang menunggu-nunggu buku karyanya yang dibawa oleh kang Kadir. Judulnya "Meniti Jalan Surga, Risalah untuk Sahabat." Buku buah karya ketika di Malaysia. Wah pernah jadi TKI dong. Tentu tidak verguso. Beliau memdapat kepercayaan sebagai pemateri tetap dalam kajian tema-tema keislaman sekaligus menjadi imam di masjid Al Wahdah Kuala Lumpur. Beliau selain pengajar di Ma'had Aly Darul Hikmah Nurul Hakim, juga menjadi Dekan Fakultas Dakwah

49 [BUKU TAMU MANTAN]

  Bila kita menghadiri acara, ketika registrasi sebelum masuk ruangan selalu disodorkan buku tamu. Setelah mengisi buku tamu, biasanya snack kotak akan diberikan. Sampai sekarang setidaknya ada dua jenis buku tamu yang saya temui dan isi. Pertama, buku tamu dengan sampul tebal batik dan dibeli dari toko. Ini dijumpai saat acara non dinas seperti hajatan pernikahan, khitanan dan sejenisnya. Mengisinya tidak rumit, malahan sangat singkat menurut saya. Ada kolom : Nomor, nama, alamat dan paraf. Beberapa ada tambahan nomor HP. Kedua, buku tamu saat acara dinas dan formal seperti : seminar, workshop, bintek, muktamar dan sebagainya. Biasanya dibuat sendiri oleh institusi penyelenggara dengan jumlah kolom disesuaikan dengan kebutuhan. Ada kolom nomor, nama, alamat, nomor HP, Delegasi/Jabatan, nominal rupiah dan paraf/tandatangan. Untuk nominal rupiah itu untuk kegiatan yang ada honornya ya, tidak semua. Jadi jangan protes jika sebagian tidak ada kolom itu. Nah, yang sering jadi m

48 [AKTIVIS ONTIME]

  "Tidak ada harga atas waktu, tetapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan." (Buya Hamka) Saya yakin kebanyakan para senior yang purna aktivis mahasiswa baca judul ini akan senyam senyum sendiri melihat gejala aktivis makin kesini. Tapi di pembukaan Muktamar KAMMI semalam sedikit terpatahkan, haru bercampur harapan besar. Acara semalam diundangan tercantum 20.00 wita dengan note dibawah diminta hadir 30 sebelum acara dimulai. Sedangkan Adzan Isya untuk Mataram dan sekitarnya 19.19 wita. Potensi molor makin besar walaupun lokasi acara di Islamic Center NTB, begitu pikiran saya.   Saya shalat Isya dulu ditempat nginap kemudian meluncur ke lokasi acara. Masuk lewat pintu selatan yang juga akses menuju NTB Mall setelah kedalam kok sedikit motor dan gelap. Untuk keamanan motor saya putar balik untuk masuk lewat gerbang utama di Timur. Sampai di lampu merah BI yang seharusnya

[KAMMI DAN LITERASI GERAKAN]

  Kampus merupakan tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai latar belakang. Disana pula titik beragam aliran pemikiran dan organisasi juga mengepakan sayapnya untuk merekrut para mahasiswa untuk menjadi anggotanya. Seperti muara yang mempertemukan energi muda dengan beragam gerakan yang dapat membuatnya berlabuh menuju peran dan tujuan yang diharapkan. Kisah Sebuah Pin Semester satu, tepatnya bulan Desember saya ikut rekrutmen pengkaderan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Daurah Marhalah 1 atau DM1 namanya. Awal-awal masuk kuliah, sebelum masuk organisasi itu tentunya. Senior saya di fakultas Bang Bayu Sasongko memberikan pin KAMMI. Masa itu atribut atau asesoris organisasi : pin, gantungan kunci, stiker, kaos masih sulit di dapat. Paling cuma jaket, itupun harga agak mahal dan setahun sekali dipesan bersama. Maklum jaman itu spanduk saja hurufnya masih harus digunting pakai kertas dan ditempel dengan lem pada bentangan kain. Usia KAMMI juga baru seperti