Langsung ke konten utama

53 [TUKAR BUKU DENGAN USTADZ MUHAMMAD MUHLIS]

 


Hari ke-2 Bersama Kang Syamsudin Kadir

Pagi ini gas bermotor ke Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat. Tepatnya di Ma'had Aly. Ketika sampai saya disambut ustadz muda yang energik. Kadang kalau salah kita tidak bisa bedakan mana santri dan ustadznya, saking mudanya.

Sambil menunggu kang Kadir yang otw kami banyak mengobrol terkait kepenulisan itu sendiri, hubungan kepenulisan dengan akreditasi sekolah atau kampus, kegiatan pengabdian masyarakat yang berpotensi bisa diterbitkan menjadi buku.

Ternyata juga beliau sedang menunggu-nunggu buku karyanya yang dibawa oleh kang Kadir. Judulnya "Meniti Jalan Surga, Risalah untuk Sahabat." Buku buah karya ketika di Malaysia. Wah pernah jadi TKI dong. Tentu tidak verguso. Beliau memdapat kepercayaan sebagai pemateri tetap dalam kajian tema-tema keislaman sekaligus menjadi imam di masjid Al Wahdah Kuala Lumpur.

Beliau selain pengajar di Ma'had Aly Darul Hikmah Nurul Hakim, juga menjadi Dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Nurul Hakim (IAI NH). Tidak perlu diragukan kapasitas beliau. Di Ponpes Al-Ishlahuddiny Kediri beliau berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 Juz di usia 16 tahun. Makin merinding saya. Dari kalemnya ternyata menyimpan kedahsyatan.

Bertemu dengan para penulis, seperti apapun karya mereka bagi saya menjadi suntikan energi untuk terus menerus menulis. Apalagi penulis yang kisah hidup dan prestasinya menginspirasi.



Kesibukan lain beliau kini menjadi Ketua Pelaksana Harian Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (Dewan Dakwah) provinsi NTB. Dan mohon do'anya pekan depan beliau akan ujian promosi doktoral di Program Doktor (S3) UIN Mataram. Semoga lain kesempatan bisa bertemu dan banyak sharing lagi ustadz.

Menutup perjumpaan kami saling membubuhkan tanda tangan dibuku yang akan kami tukar.

 

25052024

#MariBerbagiMakna #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi

rehatiwan

@inspirasiwajahnegeri @rehatiwan @iwanwahyudi1

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...