Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

[SALAM PAGI 132]

Assalamu’alaikum Pagi “Mengenal diri sebuah jalan untuk mengembangkannya. Mengenal orang lain sebuah pintu menggapai kebahagiaan.” Kadang kita lebih mementingkan bagaimana orang lain sebanyak mungkin mengenal kita, padahal kita sendiri belum banyak mengenal diri sendiri. Sebuah ambisi yang jika dipaksakan terus-menerus bukan kepercayaan yang diterima malah akan meruntuhkan dan membunuh diri sendiri secara tak sadar. Bila telah mengenal diri sendiri maka kita akan tau bagaimana membawa diri, menata diri dan mengembangkan diri dengan tepat dan benar. Mengenal diri merupakan anugerah yang tak semua orang dapatkan. Saat mengenal orang lain lebih banyak dan lebih dalam, kita akan tau bagaimana cara masuk kedalam mereka. Mereka akan memberikan kepercayaan yang sejati, bukan efek pencitraan palsu apalagi suapan materi. So, kenali dirimu bisa mengkonsumsi kopi apa, lalu pelajari kopi apa yang akan kamu sruput. Jangan karena tuntutan gaya, asam lambung naik tak terhingga. #Assalam

[SALAM PAGI 131]

  Assalamu’alaikum Pagi “Jika membaca merupakan kebutuhan, maka seperti apapun kondisinya akan disempatkan. Tapi bila ia cuma sekedar untuk mengisi hobi di form curriculum vita,   tidak akan dilirik walau dipaksakan.” Membaca katanya jendela dunia dan pangkal pandai, kata semua orang baik yang berpendidikan sampai rakyat biasa kebanyakan. Mustahil itu terbukti bila sekedar dihafal dan di iyakan saja. Tapi mulai dilakukan dan dicontohkan terutama dari para pemimpin dan pembuat kebijakan. Jika Novelis Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia dulu saat kecil berebut baca Koran sisa pembungkus kacang dirumah pinggir rel kereta api, kita mungkin sudah jauh lebih baik mengakses bacaan saat ini. Kenapa tak bersyukur dengan membaca minimal beberapa halaman sehari? Jika alasan sibuk, tapi banyak pekerjaan yang kurang urgen bisa dilakukan bersamaan. Dalam waktu bersamaan mulut bisa ngopi sambil ngobrol plus merokok. Coba sesekali ngopi sambil membaca atau merokok sambil melihat-lihat halaman bu

104 [HIRUP ULANG AROMA PERPUSTAKAAN]

"Tanpa perpustakaan apa yang kita miliki? Kita tidak memiliki masa lalu dan masa depan." - Ray Bradbury Kapan terakhir kali diri ke perpustakaan? Dulu saat jadi mahasiswa rajin sekali karena berburu referensi tugas dan laporan. Kemudian lebih sering ke toko buku karena di Mataram banyak dan mudah dikunjungi. Ketika di Sumbawa cuma ada satu toko buku itupun kebanyakan buku pelajaran anak sekolahan dan tidak lengkap. Untung ada perpustakaan kampus walau kecil dan koleksi tak banyak, cukuplah untuk menyegarkan otak. Nah, bila kembali ke Bima agak berat. Toko buku Melati satu-satunya sejak saya SMP tak sebanyak dan beragam buku yang dijual online. Tapi tau sendiri biaya/ongkos kirim kebanyakan lebih tinggi dibandingkan harga bukunya. Mau baca buku digital alias e-book, wah kalau sudah buka HP dan internetnya lebih tergoda baca membaca media sosial sampai lupa baca bukunya. Bulan ini akhirnya mewujudkan niat lama. Berkunjung dan mendaftar jadi anggota perpustakaan kota

[SALAM PAGI 130]

  Assalamu’alaikum Pagi “Ikhlas itu bukan dibunyikan dengan lisan, tapi dilakukan dengan perbuatan dan dibuktikan dengan rasa yang kadang tak terlihat oleh sesama.” Ikhlas menjadi kunci semua amal anak manusia. Bukan perihal besar kecil, banyak sedikit, sering atau jarang. Sebagaimana syarat diterimanya sebuah amal : Sejalan dengan sunnah, petunjuk Rasulullah saw dan keikhlasan, lurus niatnya. Nabi Muhammad SAW bersabda;  “Aduhai betapa bahagia mereka yang berhati ikhlas: mereka yang ketika hadir tak di kenal. Manakala pergi mereka dicari kesana kemari. Mereka itulah obor obor yang menerangi jalan. Melalui mereka, tampak terang benderang segala fitnah orang–orang dzolim”. (HR. Al-Baihaqi) Imam Abu Hamid al Ghazali dalam kitab Qāmi’u Al Thughyān mendefinisikan, “Ikhlas adalah apa yang ada dalam tujuan amal, murni untuk mendekatkan diri kepada Allah”.  “Ada tiga tanda keikhlasan seseorang: jika ia menganggap pujian dan celaan orang sama saja, jika ia melupakan pekerjaan baik

103 [FILOSOFI BAN]

"Tiap posisi pasti ada perannya. Kadang kita saja yang pilih-pilih. Merasa direndahkan saat ditempatkan pada posisi tertentu, namun belum tentu memberi peran optimal diposisi yang pilih sendiri. Berhentilah menjadi budak gengsi." Jika boleh memilih pasti tak ada yang mau jadi ban. Posisi yang selalu bersentuhan dengan debu, tanah becek, aspal panas hingga tak jarang menginjak kotoran serta tinja dijalanan. Perannya cuma berputar pada as roda yang tentu membuat pusing lebih tujuh keliling. Makin jauh perjalanan makin banyak ia berputar. Makin kencang kendaraan digas cepat berputar. Tak ada enaknya sama sekali. Ditambah yang sering dipuji body kendaraan, lalu gimana dengan ban? Tidak ada yang peduli. Bila ban kempes atau bocor pasti kendaraan tak nyaman rasanya, hingga harus menuntun ke tempat tambal ban. Ban mulai diraba dengan seksama dengan lembut mencari lubang yang membuatnya bocor. Jika tidak segera ditambal siap-siap pelek kendaraan jadi korban penyok. Makin

Ulama Sumbawa, Raja Tambora dan Islam Cape Town Afrika Selatan

  Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri peluncuran dan bedah buku  “ Sumbawa dalam Kepingan Sejarah”  yang berisi 6 tulisan hasil lomba penulisan sejarah dan budaya Sumbawa. Saat memasuki pemaparan tulisan ke-6 pada halaman 73 yang berjudul “ Ulama yang Ditakuti Kompeni, Lalu Ismail Dea Malela” .Disebut ulama tersebut dipenjara di Cape Town Afrika Selatan. Mendengar kata Cape Town Afrika Selatan sepertinya sangat familiar bagi saya. Sambil mengingat akhirnya saya teringat Cape Town adalah tempat Pembuangan Raja Tambora oleh Belanda. Saya coba membuka kembali catatan kecil tentang Raja Tambora dan Islam di Cape Town Afrika Selatan yang pernah diposting di website pribadi, dan menemukan titik terangnya. Tokoh Islam dan Sultan di pulau Sumbawa dan Sulawesi pernah dibuang disana oleh penjajah, namun pembuangan itu bukan memadamkan api perjuangan dan dakwah mereka, malah di daerah yang amat jauh dari negeri kelahirannya mereka menjadi penyeru dan penyebar agama Islam. Lalu Ismail Dea Mal

102 [MENULIS PENGALAMAN HIDUP]

Itu bapak Budi. Dia seorang pensiunan yang mulai rutin menulis pengalaman hariannya di akun FB. Dulu karena sibuk dengan pekerjaan sebagai karyawan BUMN, masuk pagi dan sering pulang malam akibat rapat sana sini atau harus turun lapangan tak sempat ia bermedia sosial. Padahal dari hatinya yang paling dalam selalu terbersit keinginan untuk berbagi, berbagi pengalaman uniknya melalui tulisan. Suatu waktu pernah ada ide bagaimana jika hal itu disharing dengan video lewat YouTube atau tik tok. Tinggal ngomong kemudian direkam dalam bentuk video. Tak serumit menulis. Rencana itu pernah ia obrolin pada temannya, Ani yang seorang jurnalis. Tapi Ani menolaknya. Besoknya, Budi mulai paham dengan pendapat Ani itu. Jika sekedar video ia bicara tanpa ada gambar lapangan atau visual tempat kejadian, akan mirip dengan pembaca berita. Kisahnya akan monoton, kering, datar dan tanpa rasa yang menggerakkan dan menghidupkan. Sejak itu pak Budi mulai menyicil walau hanya menuliskan 5W1H setiap peristiwa u

Salam Pagi 127

  Assalamu’alaikum Pagi “ Setiap perilaku akan kembali pada pelakunya, baik itu penghinaan, keburukan apalagi kebaikan . Jangan lelah berbuat kebaikan walau belum terasa efeknya seketika itu pula.” Seberapa keji penghinaan yang pernah engkau terima? Mungkin tak sebanding dengan yang telah dirasakan   oleh pendahulumu dijalan kebaikan yang sama-sama engkau tebar dan lanjutkan saat ini. Seberapa nista keburukan yang engkau terima hari ini? Mungkin tak seberapa dibanding mereka yang telah berkorban menyerukan kebaikan, hingga kini engkau dan semua orang merasakan indahnya. Seberapa sering dan besar kebaikan yang engkau telah lakukan? Tak perlu menghitung, membandingkan atau mengingatnya. Karena cepat atau lambat akan kembali padamu. Jika menghitungnya engkau akan merasa besar, bila membandingkan engkau bisa sombong dan saat selalu mengingatnya bisa saja keikhlasanmu tergerus. Tetaplah disini bersama kebaikan dan orang-orang baik. Tetaplah menanam dan memeliharanya agar tumbuh ta

[ SESEKALI HIBURLAH DIRI DENGAN KARUNIA KEINDAHAN ]

  Berbagai tujuan hidup kita, menyebabkan pengerahan segala daya dan upaya untuk menjadikannya terwujud. Namun dalam dinamika itu semua harus ada terselip aktifitas yang disertakan seberapa kecil pun ia : menghibur diri dengan karunia keindahan. Kita harus bersungguh-sungguh dan fokus dalam beraktifitas, tapi ada waktunya untuk jeda menyegarkan diri. Menghibur diri dengan karunia keindahan adalah sisi yang membuat ruang kehidupan semakin lengkap. Semesta yang luas terhampar ini adalah ruang-ruang pilihan karunia hiburan tersebut. Melengkapinya berarti melengkapi pula fitrah sebagai manusia maupun lengkap secara fitrah ekosistem kehidupan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. Saatnya menyiasati tiap ruang jenuh yang kadang mendatangi tanpa mengenal waktu dengan serpihan-serpihan pesona keindahan yang memberikan karunia hiburan. "Gembirakanlah hati ini, carilah hal-hal indah yang memberi hikmah, karena sesungguhnya ia jenuh seperti badan merasa jenuh" (Ali bin Abi Thalib rad

099 [WARISAN LITERASI PANGERAN DIPONEGORO]

Para pendahulu kita dimasa silam dengan keterbatasan yang ada, memiliki semangat dan karya literasi yang sangat kuat dan dahsyat. Belum ditambah lagi kehidupan saat itu masih terjajah. Diantara mereka memanfaatkan pengasingan dan penjara sebagai tempat merenung dan ruang berkontempelasi menulis dan menelurkan ide-ide besarnya. Pangeran Diponegoro pemilik nama lain Pangeran Antawirya selama ditahan atau diasing sejak tanggal 12 Juni 1830 hingga Juli 1933 di Benteng Manado Fort Nieuw Amsterdam Sulawesi Utara. Dalam masa pengasingan tersebut menulis Babad Diponegoro atau Babad Dipanagara. Babad Diponegoro merupakan naskah kuno yang berisi riwayat hidup dari  Pangeran Diponegoro . Disebutkan pula Naskah ini merupakan biografi pertama dalam kesusastraan Jawa modern. Babad Diponegoro berupa kumpulan puisi (macapat atau puisi tradisional Jawa/tembang) setebal 1.170 halaman folio. Menggunakan aksara Arab pegon (tanpa tanda baca) dan aksara Jawa. yang menceritakan sejarah nabi, sejarah 

[PENGGERAK ITU PERUBAHAN]

  "Setiap RUANG pasti perlu LAKON untuk mengisi peran didalamnya. Dalam tiap peran harus ada PERUBAHAN yang dibawa sebagai RUH PENGGERAK. Jangan lumpuhkan gerakmu hanya dengan buaian godaan yang sifatnya sementara" Kehidupan didunia ini adalah ruang besar yang disediakan oleh-Nya pada semua makhluk terutamanya manusia yang mendapatkan mandat khusus sebagai pengelola, pemelihara dan pelestarinya. Mandat mengelola bumi itu adalah lakon yang secara jelas telah diperintahkan pada manusia dalam perannya sebagai pemimpin, walaupun hanya pemimpin bagi diri sendiri saja. Tidak merusak lingkungan, tidak memangkas bahkan menghilangkan mata rantai kehidupan atau membantu berjalannya siklus ekosistem yang telah apik bergerak alamiah. Ruang adalah tempat dan panggung, lakon merupakan peran dan kerja mengisinya. Lalu apalagi yang dibutuhkan? Mesin dan bahan bakar yang akan menggerakan lakon. Jika mesin dan bahan bakarnya baik, ramah lingkungan, hemat dan menghasilkan energi yang besar dan

[ AKU, Hanya Debu Yang Bertebaran ]

  Jika menjelaskan tentang diri sendiri, sepertinya sulit mendapati definisi yang tepat karena untuk memaparkan secara Objektif harus orang diluar kita yang memberikan penjelasan. Memaparkan tentang diri sendiri bagi saya sendiri akan sangat Subyektif nantinya. Dan pasti begitu anggapan sebagian orang. Bener ga? Setiap pribadi bagi saya akan memiliki dua bobot dalam dirinya : Pribadi yang memiliki pesona fisik dan kekuatan jiwa. Pesona fisik adalah keanggunan rupa yang dapat dilihat secara kasat mata dalam postur tubuh seseorang baik kecantikan/ketampanan rupa wajah, keproporsionalan tubuh yang ideal, tutur kata yang santun dan membuat sekitar nyaman termasuk hal sekecil senyuman. Tapi pesona fisik akan surut dan pudar dimakan usia. Kekuatan jiwa atau inerbeauty mendominasi secara utuh kepribadian seseorang. Ia tak tampak oleh mata tapi memiliki nilai rasa yang menyentuh hati dan kebutuhan orang sekitar. Kekuatan jiwa tak surut oleh waktu, kian lama maka akan kian bersinar. Saya bukan