Langsung ke konten utama

099 [WARISAN LITERASI PANGERAN DIPONEGORO]

Para pendahulu kita dimasa silam dengan keterbatasan yang ada, memiliki semangat dan karya literasi yang sangat kuat dan dahsyat. Belum ditambah lagi kehidupan saat itu masih terjajah. Diantara mereka memanfaatkan pengasingan dan penjara sebagai tempat merenung dan ruang berkontempelasi menulis dan menelurkan ide-ide besarnya.

Pangeran Diponegoro pemilik nama lain Pangeran Antawirya selama ditahan atau diasing sejak tanggal 12 Juni 1830 hingga Juli 1933 di Benteng Manado Fort Nieuw Amsterdam Sulawesi Utara. Dalam masa pengasingan tersebut menulis Babad Diponegoro atau Babad Dipanagara. Babad Diponegoro merupakan naskah kuno yang berisi riwayat hidup dari Pangeran Diponegoro. Disebutkan pula Naskah ini merupakan biografi pertama dalam kesusastraan Jawa modern.

Babad Diponegoro berupa kumpulan puisi (macapat atau puisi tradisional Jawa/tembang) setebal 1.170 halaman folio. Menggunakan aksara Arab pegon (tanpa tanda baca) dan aksara Jawa. yang menceritakan sejarah nabi, sejarah Pulau Jawa dari zaman Majapahit hingga Perjanjian Giyanti (Mataram), yang dituturkan langsung oleh Pangeran Diponegoro sendiri dan ditulis oleh juru tulis sejak Mei 1831 hingga Februari 1832. (https://id.wikipedia.org/wiki/Babad_Diponegoro)

 

Babad Diponegoro pada Juni 2013  oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) diakui sebagai Memori Dunia (Memory of the World (MOW), yakni sebuah program untuk menghargai dan merawat catatan-catatan peristiwa kesejarahan dan budaya. Menurut sejarawan Peter Carey, Naskah asli Babad Diponegoro sudah hilang. Yang ada hanya salinan yang saat ini tersimpan di Perpustakaan Nasional dan di Rotterdam, Belanda.

Babad Diponegoro yang ditulis oleh Pangeran Diponegoro ternyata bukan satu-satunya ternyata, ada beberapa Babad Diponegoro lainnya menurut versi penulisnya sebagaimana ditulis dalam oleh Ust Salim A Fillah pada akhun twitternya @salimafillah “Generasi Diponegoro literasinya kuat. Selain Babad Diponegoro (BD) Manado, ada BD Keraton Surakarta, BD Keraton Yogyakarta, BD Suryongalam, BD Kedung Kebo. Naskah keluarga ada; BD Mangkarawati (Ibu), BD Ratnaningsih (istri); dan inilah salah satu BD tertebal; 8 jilid Gondokusumo. Wah saya benar-benar baru tau.


Selain Babad Diponegoro tersebut, Diponegoro juga menyusun buku Hikayat Tanah Jawa (https://www.solopos.com/jejak-pangeran-diponegoro-di-solo-persembunyian-5-hari-di-pasar-kliwon-1028197) yang ditulis saat pengasingan di Benteng Fort Rotterdam Makassar sejak juli 1833 hingga 8 Januari 1855. Namun, menurut sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Diponegoro  Di Makassar, sang Pangeran juga menulis dua naskah Primbon, yakni tentang pengaruh Qadariyah dan Naqshabandiyah (aliran tasawuf) atas cara berpikir dan kebudayaan Jawa.

Penangkapan secara licik oleh Belanda terhadap Pageran Diponegoro seperti sebuah titik berhijrah dari perang fisik menjadi perang intelektual (Literasi tulisan). Dahsyat sekali para pendahulu kita menggunakan tulisan sebagai senjata perjuangan dan sarana pewarisan nilai.

026/365

Rumah Merpati 22

25012023, 17:06

#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #reHATIwan #30haribercerita #30hbc23 #30hbc2325 #30hbc23barutau

@inspirasiwajahnegeri

@iwanwahyudi1

@30haribercerita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

198 [MELAWAN DENGAN DIAM]

“Reaksi tak selamanya berupa aktivitas membalas. Diam pun merupakan pilihan reaksi dalam bentuk damai yang tidak dapat disepelekan." Ada aksi, maka akan ada reaksi. Reaksi ada yang berbentuk spontan dan ada yang dipersiapkan. Reaksi yang dipersiapkan ada kalanya dalam waktu dekat atau waktu lambat. Bahkan saking lambatnya banyak yang mengira reaksi diam sebagai pasrah dan kalah. Ketika serangan pertama !srael ke Iran yang memicu peperangan keduanya selama sembilan hari terakhir, dilaporkan terjadi di Teheran pada Jumat (13/06), sekitar pukul 03:30 waktu setempat. Dengan “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion) mereka mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target di seluruh Iran.  Tak menunggu lama, pada Jumat malam itu juga melalui Operasi yang diberi nama Operation True Promise III, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang terdiri dari lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berba...

199 [KOPI DAN CERITA]

Saya bukan pecandu kopi, bila tidak minum dalam takaran atau porsi tertentu setiap hari akan tidak karuan rasa diri bahkan pusing. Cuma penikmat tipis-tipis.  Dari beberapa hari yang lalu, pengen sekali meneguk Kopi Sevel, kopi 7 elemen salah satu produk HNI. Dulu namanya kopi Radiks, sejak tanggal 21 Desember 2023 berganti nama. Namun, tetap mempertahankan 7 elemen herbal yang sama dengan Kopi Radiks, yaitu biji, akar, batang, kulit, daun, bunga, dan buah.  Hal itu yang menyebabkan Ahad Sore, 22 Juni 2025 kemarin saya merapat ke berugak pendopo beliau di Karang Baru, Mataram. Selain sudah lama juga tidak kopi darat, hanya kopi online di udara maya.  Pertama jumpa dengan Bang Herwan Kjt  @herwansangjiewa (baju hitam) tahun 2016 silam saat menunggui ibu yang dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga (RSHK) Mataram. Beliau salah satu karyawan di sana sejak 2021 hingga 2019. Hari itu shalat Jum'at perdana di Masjid RSHK dengan disain uniknya dari bambu....

200 [NASKAH UNTUK PRABOWO]

“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto) Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.  Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembar...