Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

[KOMPETISI IRI 2]

Kompetisi harus dilihat dari tinggi nilainya dan berapa banyak efek pengikut yang menyertainya. Bukan sekedar viral yang berusia panjang atas dasar hati yang iri untuk menjatuhkan.  Ada dua sahabat Rasulullah Muhammad saw yang selalu berkompetisi dan jika ada peluang. Salah satunya ketika ada seruan berjihad harta dalam perang Tabuk. Mereka berdua tak mau ketinggalan selalu terdepan bukan saja memberi yang terbaik tapi juga lebih dari yang lain.  Umar bin Khatab satu diantara dua sahabat itu di tanya oleh Rasulullah seberapa banyak yang ia sisihkan untuk keluarganya. Umar menjawab dengan bangga, "Sama banyaknya dengan yang aku infaqkan pada Allah dan Rasul-Nya.  Saat hal yang sama ditanyakan pada Sahabat Abubakar Ash-Shiddiq, Umar tercengang mendengar jawaban gemilangnya, " Cukup ku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk keluargaku". Rasa iri pada Abubakar tak hanya pada satu episode itu semata. Pada kesempatan lain adrenalin kompetisinya tersulut ketika ada se

[KOMPETISI IRI]

Hidup adalah perjuangan dan kompetisi. Terbentang sejak kelahiran hingga kematian, bahkan sebelumnya ketika proses pembuahan. Ruang tantangan dan persaingan di rasakan asyik bersamaan dengan adrenalin yang manusiawi. Namun, selalu ada sudut ego tajam yang tersisa dihinggapi iri atas kompetisi yang tak sesuai dengan kemauan hati.  Hal tersebut tak hanya menghinggapi kita para manusia akhir jaman saja. Bahkan para sahabat yang hidup bersama Rasulullah saw terhinggapi. Seperti yang dirasakan Abdullah bin Umar. Saat bermajelis dengan baginda Nabi, tiba-tiba manusia agung itu berujar, "Sebentar lagi akan berlalu manusia ahli surga". Kemudian datang seseorang tampilannya biasa saja. Melakukan ibadah seperlunya kemudian berlalu. Itu saja. Tapi hal serupa terjadi tiga kali, lengkap dengan ucapan Rasulullah yang sama. Sisi adrenalin kompetisi Abdullah bin Umar terpicu untuk mencari tau, apa amalan orang biasa ini hingga Rasulullah tiga kali menyebutnya sebagai ahli surga?.

[RUANG PEMUDA]

Menyediakan banyak ruang untuk para pemuda menyibukkan diri pada hal-hal produktif akan semakin memperkecil mereka bermalas ria dan berperilaku negatif. Ruang Berinteraksi. Ruang Publik seharusnya di tiap daerah harus tersedia, tentu dengan fasilitas minimal yang terpenuhi. Bukan hanya ruang atau taman sebagai penghias kota semata, tapi tak ada pengunjungnya. Di ruang ini para pemuda bisa berinteraksi, bersosialisasi secara fisik ditengah ruang komunikasi secara virtual yang membanjiri. Ruang Meningkatan Skill. Tempat-tempat pelatihan yang dimiliki pemerintah atau inisiatif dari pemerintah hingga level desa/kelurahan untuk melakukan berbagai pelatihan singkat terkait banyak keahlian yang dibutuhkan pemuda perlu di lakukan secara berkala. Bisa juga bergandengan tangan dengan lembaga kepemudaan yang ada seperti karang taruna, KNPI, remaja masjid, PKK dan sejenisnya. Ruang Mengasah Hobi. Lapangan olahraga dan fasilitas penyaluran hobi sebagai fasilitas umum tentu menjadi h

[KEJAHATAN AGRESIF]

Kejahatan itu tidak diam saja, ia tidak pasif. Bahkan agresif dalam merayu orang baik agar terseret, menggoda orang jahat agar lebih mahir dan naik level lagi. Jangan heran jika ada pemimpin yang otoriter, pelayan masyarakat yang malah menipu rakyat, penegak hukum mempermainkan dan memanfaatkan hukum, pendidik sekelas rektor perguruan negeri menerima suap pendaftaran mahasiswa baru, menteri yang di tangkap KPK dan sebagainya. Karena mereka masuk dalam golongan yang tergoda dan terseret kejahatan, baik sengaja atau tidak menurut mereka. Kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir dengan masif. Ungkapan itu betul sekali. Keroposnya sistem akan memberi celah. Lemahnya aparat bisa menjadi pintu masuk. Rapuhnya Sumberdaya Manusia dapat menjadi peluang. Apatis dan kekecewaan rakyat akan menjadi amunisi kejahatan makin berani, terang-terangan menantang bahkan menjadikan kejahatannya ialah hukum. Coba lirik kondisi jaman jahiliyah d

[Salam Pagi 120]

Assalamu’alaikum Pagi “Jika waktu terus berjalan sedang pikiran kita masih jalan ditempat, maka bersiaplah terlindas oleh zaman.” Betapa malunya jika seseorang tidak mengikuti perkembangan teknologi, akan di cemooh sebagai gaptek alias gagap teknologi saat bersama yang lainnya. Betapa mindernya bila seseorang tidak mengikuti gaya hidup kekinian diantara komunitasnya yang selalu memperbaharui informasi bahkan tampilan dengan model terbaru. Tapi yang jarang di perhatikan ialah memperbaharui pikiran dan wawasan dengan sesuatu yang baru. Memperbaharui pikiran dan wawasan bukan berarti menyingkirkan dan meruntuhkan idealisme dan jati diri. Tapi menumbuhkan pikiran dengan hal yang sesuai dengan zamannya, mengembangkan wawasan dengan pemahaman dan bahasa kaum yang sedang dihadapi. Betapa banyak gagasan yang gagal karena metode penyampaian yang kuno, tak sedikit ide cerdas yang terpental karena ada jarak cara komunikasi antara penyampai dan penerima pesan. Sama halnya dengan sudah

[MENENGOK PERPUSTAKAAN]

"Dimanapun mereka membakar buku, pada akhirnya mereka akan membakar manusia." -Heinrich Heine- Pada tahun 1108, pasukan Kristen menghancurkan pusat belajar di Damaskus dan memusnahkan lebih dari 3 juta buku. Kemudian pada tahun selanjutnya, pasukan Kristen yang berhasil memasuki Tripoli, kembali menghancurkan buku lebih dari 100.000 buah. Tahun 1204, dalam peran salib keempat, pasukan perang salib mencapai Konstantinopel yang berada di Byzantium dan menghancurkan ribuan manuskrip. Pada tahun 1257/1258 M. Pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan yang juga cucu Genghis Khan memporak porandakan Baghdad. Diantaranya menghancurkan perpustakaan dan memusnahkan manuskrip dan buku-buku. Bahkan Ibnu Khaldun menggambarkan manuskrip-manuskrip dilempar ke sungai Tigris hingga airnya berwarna hitam sekelam tinta dari lemparan buku-buku dari berbagai perpustakaan. Bisakah anda membayangkan berapa banyak buku/manuskrip yang di musnahkan?  Kisah diatas dua diantara banyak sejarah kela

[Salam Pagi 119]

Assalamu’alaikum Pagi “Betapa sering perbandingan itu antara diri dengan orang lain, daripada membandingkan diri kemarin dengan hari ini.” Memandang diri dengan orang lain akan menimbulkan rasa sombong bila lebih baik dan akan melahirkan cemburu juga dengki jika pada posisi lebih rendah. Wajar karena membandingkan antara dua fisik yang berbeda dan kita ada disalah satunya. Obyektifitas penilaian tergerus oleh ke-aku-an terhadap diri sendiri. Seharusnya lebih baik membandingkan diri sendiri dalam waktu yang berbeda. Antara kemarin dengan hari ini. Menimbangnya mana yang lebih baik, menakarnya mana yang lebih banyak amal, menghitungnya mana yang lebih banyak gagal, menyadarinya mana yang lebih banyak menggores dosa.  Bila kemarin lebih baik dari hari ini menjadi catatan yang menyadarkan diri. Jika hari ini lebih baik dari kemarin, terselip tekad esok harus ada loncatan kebaikan lagi. Seandainya kemarin dan hari ini sama saja jangan menganggapnya biasa saja, padahal sebuah ker

[KEKUASAAN]

"...Mereka dengan pasti bersumpah, "Kami hanya menghendaki kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya)." (QS. At-Taubah : 107) Malam itu saya membuka acak buku tebal hampir 500 halaman. Dan terbuka halaman dengan judul tulisan "Kekuasaan". Awal tulisan tersebut penggalan ayat diatas. Terasa menghujam sekali usai membaca ayat itu. Sumpah dan janji seseorang merupakan sebuah ungkapan dan perkataan yang sakral dan mengandung sebuah konsekuensi. Apalagi bila itu sumpah dan janji jabatan para pejabatan negara. makin tinggi jabatannya, resikonya makin besar. Dampak kerugian dan kerusakan pada masyarakat juga kian besar berbanding lurus dengan tingginya level jabatan. Pendangkalan nilai seakan semakin solid berkoalisi antara nilai kata dan nilai perbuatan. Pendangkalan perilaku semakin menyolok mata, dipertontonkan tak lagi sembunyi atau di depan layar, bahkan sambil berdansa menantang siapapun. Sedang pendangkalan k

[Salam Pagi 118]

  “Matahari dengan sinarnya yang terik tak pernah menyesal walau dicaci sebagian orang, ia tau energinya jauh lebih banyak bermanfaat dibandingkan sengatan teriknya.” Orang akan lebih banyak mengingat kekuranganmu walaupun kecil dibandingkan kebaikanmu yang jauh lebih banyak. Mereka mudah lupa atau sengaja melupakan kebaikanmu dan lebih gandrung menelisik aib kecilmu.  Karena mereka merasa iri, tak bisa berbuat baik serupa atau lebih. Tak tekun memetik hikmah dan merubah diri, hanya rutin mengkritik dan berkoar menutupi kemalasan dan keterbatasan. Matahari tak pernah cemburu pada bulan, malampun tak pernah iri pada siang. Mereka tau potensi dalam habitat, tanpa terbersit keluar dari masing-masing kodrat. #AssalamualikumPagi #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri @inspirasiwajahnegeri  @iwanwahyudi1

[PERCIKAN SAFARI LITERASI]

Dr. Aidh Al-Qarni menulis, "Membaca buku: Nasehat yang membuahkan tangis, kelembutan yang melegakan, keunikan yang mengandung tawa, kelangkaan yang menajubkan, perkara nan indah, larangan yang menakutkan, ungkapan menawan, pembicaraan yang fasih." Kemudian beliau melanjutkan, "Dengannya didapatkan Basil pikiran brilian, inti dari berita-berita, saringan dari zaman-zaman, ilmu dari krisis-krisis, peristiwa berbagai negeri, siasat para raja, pandangan para ulama, keindahan syair para penyair, pilihan kata para bijak, kedalaman pikiran para filosof, kesucian para ahli hadits, ekstasisme para zahid dan linangan air mata para ahli ibadah." "Menurut saya kita harus bangga menjadi orang Bima karena di alam inilah kita bisa mengelaborasi pikiran-pikiran dan berkontempelasi. (H. Muhammad Lutfi, SE Walikota Bima ) Di tanah ini, ada lebih dari 100 cerita rakyat, Baru 30 porsen kisah kisah itu ditulis dan dibukukan. Maka perlu upaya serius untuk men