Langsung ke konten utama

[KOMPETISI IRI]


Hidup adalah perjuangan dan kompetisi. Terbentang sejak kelahiran hingga kematian, bahkan sebelumnya ketika proses pembuahan. Ruang tantangan dan persaingan di rasakan asyik bersamaan dengan adrenalin yang manusiawi. Namun, selalu ada sudut ego tajam yang tersisa dihinggapi iri atas kompetisi yang tak sesuai dengan kemauan hati. 

Hal tersebut tak hanya menghinggapi kita para manusia akhir jaman saja. Bahkan para sahabat yang hidup bersama Rasulullah saw terhinggapi. Seperti yang dirasakan Abdullah bin Umar. Saat bermajelis dengan baginda Nabi, tiba-tiba manusia agung itu berujar, "Sebentar lagi akan berlalu manusia ahli surga". Kemudian datang seseorang tampilannya biasa saja. Melakukan ibadah seperlunya kemudian berlalu. Itu saja. Tapi hal serupa terjadi tiga kali, lengkap dengan ucapan Rasulullah yang sama.

Sisi adrenalin kompetisi Abdullah bin Umar terpicu untuk mencari tau, apa amalan orang biasa ini hingga Rasulullah tiga kali menyebutnya sebagai ahli surga?.Ruang iri mendorongnya menyelidiki hingga minta izin menginap tiga malam ke rumah orang itu. Tak ada yang istimewa amalannya, biasa-biasa saja. Di hari terakhir Abdullah bin Umar jujur menyampaikan tujuannya dan langsung di jawab oleh tuan rumah, "Aku memang tidak punya amalan khusus, hanya saja sebelum tidur aku selalu berusaha memaafkan mereka yang menyakitiku baik sengaja maupun tidak sengaja serta menghilangkan rasa benci, iri dan dengki kepada semua orang”. Berat memang. Tapi ruang kompetisi selalu punya cara untuk siapa saja yang mencuri momentum sekecil apapun untuk menang.

Kompetisi memang ciri kehidupan. Berjalan diseluruh penjuru bumi atas makhluk yang masih hidup. Nyaris tanpa batas, kecuali keterjangkauan. Ia mustahil di hilangkan tapi harus di tarik ke ruang fitrah kemanusiaan bernama amal. 

foto : Hanya ilustrasi. Mohon izin pak Wahyu A Bakar posting foto saling selfi saat lama tak bertemu

Rumah Merpati 22
28092022, 06:56
#MariBagiMakna #InspirasiWajahNegeri #InspiringWords #IWANwahyudi #reHATIwan
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...