Langsung ke konten utama

[KEJAHATAN AGRESIF]


Kejahatan itu tidak diam saja, ia tidak pasif. Bahkan agresif dalam merayu orang baik agar terseret, menggoda orang jahat agar lebih mahir dan naik level lagi.

Jangan heran jika ada pemimpin yang otoriter, pelayan masyarakat yang malah menipu rakyat, penegak hukum mempermainkan dan memanfaatkan hukum, pendidik sekelas rektor perguruan negeri menerima suap pendaftaran mahasiswa baru, menteri yang di tangkap KPK dan sebagainya. Karena mereka masuk dalam golongan yang tergoda dan terseret kejahatan, baik sengaja atau tidak menurut mereka.

Kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir dengan masif. Ungkapan itu betul sekali. Keroposnya sistem akan memberi celah. Lemahnya aparat bisa menjadi pintu masuk. Rapuhnya Sumberdaya Manusia dapat menjadi peluang. Apatis dan kekecewaan rakyat akan menjadi amunisi kejahatan makin berani, terang-terangan menantang bahkan menjadikan kejahatannya ialah hukum. Coba lirik kondisi jaman jahiliyah dulu.

Kasus Yosep Parera yang pengacara, dosen juga perintis rumah Pancasila ini cuma salah satunya. Tapi dilihat dari beragam profesi para tersangka : Hakim MA, panitera, ASN, pengacara hingga pihak swasta ini menjadi bukti orang-orang jahat ini telah terorganisir lintas sektoral berkolaborasi.

Sebagai pemberi suap dalam kasus Hakim Agung yang ditahan KPK pekan lalu,Yosep, bersama tiga orang lainnya disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 atau Pasal 6 huruf a Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Yang tidak tau persis dan detail isi pasal-pasal yang disangkakan, yang pasti orang jahat sudah. Apalagi kasusnya ditangani KPK.

Lalu saya, anda dan kita berada di mana. "Saya netral aja bang", itu ucapan para pecundang dan memberi angin segar pada para penjahat. Diamnya orang baik, akan membuat orang jahat lebih radikal dan brutal melakukan aksinya.

Setidaknya kita membekali diri agar tidak tergoda. Sebisa mungkin bersuara atas kejahatan mereka. Jika mampu mari melawan dengan apapun yang kita bisa perbuat.

Selamat berakhir pekan

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220923164833-12-851868/yosep-parera-pengacara-perintis-rumah-pancasila-jadi-tersangka-kpk/amp

Rumah Merpati 22
25092022, 07:02
#RefleksIwan #MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me