Langsung ke konten utama

67 [KEMANAPUN OLEH-OLEHNYA TULISAN] 04/30

 


"Tak ada yang berumur panjang kecuali kenangan, tulisan dan kebaikan." #reHATIwan

Setiap manusia tak ada yang bertahan di satu tempat atau ruang dalam waktu yang relatif lama. Ia pasti akan bergerak dan berpindah. Dari satu kamar ke ruang lain dalam rumah. Dari titik satu ke titik berikutnya walau dalam satu daerah. Mereka yang berdiam diri saja pasti punya rasa, imajinasi dan pikiran tentang sekitarnya. Apalagi mereka yang berpergian.

Mungkin sebagaian besar orang akan punya penilaian dan pendapat yang hampir sama tentang suatu tempat atau peristiwa. Tapi pasti ada rasa dan sudut pandang yang berbeda. Tergantung latar belakang, suasana jiwa, dan imajinasi yang membersamainya dalam ruang tempat dan peristiwa itu.

Misal saja dua orang siswa baru yang sekelas di satu sekolah. Ketika bercerita tentang kelasnya akan bertutur berbeda diantara kesamaannya. Kenapa ia masuk kelas itu? pengalaman baru yang didapat dibanding kelas sebelumnya dan sebagainya.

Kenapa setiap pergi, pulangnya membawa tulisan atau cerita?

Agar saat berpergian kita punya target hikmah dan makna apa yang didapat kemudian bisa dibagikan ke orang lain.

Supaya saat menjumpai kegagalan, ada penanda kesalahan apa yang perlu diperbaiki agar tak terulang dan orang lain tak perlu terjerumus pada lubang yang sama.

Bila ada orang lain yang minta diceritakan tentang tempat atau peristiwa yang sudah kita lalui, tak perlu waktu panjang berjumpa untuk sekedar bicara, tapi telah diwakili oleh tulisan.

Tak perlu tulisan yang satrawi bila hanya bisa menulis apa adanya. Tak juga harus tulisan sedetail laporan perjalanan yang ilmiah, cukup dengan gaya bahasa sendiri asal bisa dimengerti oleh pembaca.

Tulisan itu suatu waktu bisa mewakili diri kesuatu wilayah yang mungkin belum pernah dipijak oleh kaki ini. Goresan itu yang mungkin bisa menjadi jembatan rasa dan berbagi sedikit hikmah pada jaman dimana jatah usia tak berbilang lagi.

Sudahkah menulis hari ini?

04062024

#Gerimis30Hari #Gerimis_Juni24_04 #MariBerbagiMakna #reHATIwan #InspirasiWajahnegeri #IWANwahyudi @gerimis30hari @rehatiwan @Inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...