Langsung ke konten utama

[ SETIAP PROSES ADA INSPIRASI ]

 


" Setiap proses selalu ada kuncinya masing-masing, sukses dan gagal pasti ada pembelajaran pada diri dan Inspirasi bagi orang lain "

Jum'at pekan lalu saya dikunjungi oleh dua orang yang luar biasa dan kini foto dan gambarnya dapat anda temui bertebaran di Pulau Sumbawa khususnya. DR. Hermawan Saputra (baju putih) Calon Anggota DPR RI nomor urut 2 dari PKS Dapil Pulau Sumbawa pakar perumahsakitan dan juga Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana Uhamka Jakarta. Beliau teman sekelas saya di SMAN 1 Kota Bima (Dulu SMUN 1 Raba Bima) sejak kelas satu hingga kelas tiga. Yang ditengah Kanda Sambirang Ahmadi, S.Ag, MSi calon Anggota DPRD Provinsi NTB nomor urut 1 dari PKS dapil Kab Sumbawa dan KSB praktisi pendidikan yang tidak diragukan lagi kemampuannya, sekarang kepala sekolah SMPIT Samawa Cendekia dan pernah menjadi Anggota DPRD Kab. Sumbawa. Saya mengenal beliau lebih dari 10 tahun yang lalu.
Mereka sedang berproses dengan ikhtiar maksimal menjemput takdir yang masih menjadi Rahasia Sang Pencipta. Toh, bukan semata hasil akhir yang menjadi penilaian Sang Pencipta, tapi juga proses menuju kesana. Kita semua juga tak sekedar ingin membaca nantinya berita kesuksesan mereka tapi kisah proses yang sangat luar mereka lalui, bersaing secara kompetitif dengan puluhan bahkan ratusan orang-orang hebat lainnya yang lebih dahulu menapaki proses tersebut.
Kelemahan kita selama ini selalu hanya ingin belajar jalan sukses orang yang terdahulu, tapi jarang dan nyaris tidak ada yang mau belajar jalan yang membuat orang lain gagal agar kita dapat terhindar, mendeteksi dini sinyal kegagalan tersebut dan cara bangkit sesegera mungkin dari kegagalan. Bukankah sempurnanya kesuksesan jika didalamnya juga ada kisah kegagalan ?.
Kedua sahabat dan kanda saya ini, saat awal pencalonan mengajak saya bicara juga diskusi memberikan masukan dan berbagi pengalaman. Saya pernah melintasi pentas mereka berdua hari ini dan gagal.
Setiap proses ada inspirasi, mereka sedang menulis kisahnya agar nanti menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin belajar dari orang lain yang sedang berproses.
04022019 06:38 Kamar 1A5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me