Langsung ke konten utama

[SAHABAT PAGI]

"Bersahabatlah dengan pagi karena ia yang akan mengantarkan pada aktifitas ini hari. Pagilah energi pertama yang terhirup dalam imajinasi." #rehatiwan

Assalamu'alaikum pagi. 

Seperti apakah engkau mengakrabi pagi? 

Waktu yang paling menyebalkan kah? 
Mengganggu kenikmatan tidur mu dan memaksa bangun kala masih merasakan kehangatan tempat tidur. 
Suasana yang penuh dengan kesibukan. Mulai dari membereskan kamar, membersihkan diri, mencari sarapan, perjalanan ke tempat beraktifikas dan banyak lagi. 

Waktu yang paling ditunggu kah? 
Bangun lebih awal sebelum yang lainnya membuka mata, menghidupi sunyi ditengah gelapnya awal hari, merebut energi sepetiga akhir malam yang disiapkan sang Pencipta, menyiapkan diri dengan bahagia untuk melalui hari, tersenyum menulis kalimat pertama di lembar harian hidup. 

Tak ada seorangpun yang tak melewati pagi, melompat dari malam langsung ke siang hari. Sebenci apapun pada pagi, tak mungkin melenyapkannya dari bagian harimu, maka engkau menjadi pembencinya seumur hidup.

Berdamailah dengan pagi agar energinya selalu menemani sepenjang hari, bersahabatlah dengan pagi karena ia akan mengantar segala imajinasimu sepanjang hari, bertemanlah dengan pagi karena ia akan menjadi saksi sepenggal hidupmu yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. 

Selamat pagi kerabat semuanya. 

Foto 📷 Lokasi : Puncak Bukit Olat Maras Sumbawa

Merpati 22
19112021
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #IWANwahyudi #InspiringWords #SecangkirInspirasi #MelawanDenganDamai #KepakSayapElangMuda
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...