Langsung ke konten utama

[RAHASIA KEBAHAGIAAN]

Sahabat, jika ditanya bahagia, tentu akan menyambung pada pertanyaan " Apa yang membuat mu bahagia ?". Tentu tidak semua orang memiliki alasan untuk bahagia yang sama, tapi tak sedikit juga diantara mereka yang memiliki penyebab kebahagiaan yang serupa.

1. Nostalgia masa lalu. Kita pernah lihat mereka yang lama tak bertemu kemudian ngobrol dan tiba-tiba meledak tawa diantaranya nyaris tak berjeda malah sahut menyahut. Mereka sedang mengurai kembali memori masa lalunya bersama orang-orang yang turut mewarnai kisah tersebut. Kisah masa lalu ibarat kaca spion tempat kita berkaca sejenak agar spirit kebahagiaannya tetap mengalir kemasa kini dan menjembatani masa depan.

2.Menyederhanakan Masalah. Bukan berarti menyepelekan sesuatu masalah. Kita pernah disodorkan soal ujian fisika atau matematika terapan bukan? Menyelesaikan hitungan tersebut kita mulai dengan merunutnya ke beberapa rumus dasar yang kemudian dipadukan dengan lainnya sehingga membangun konstruksi hitungan penyelesaian soal tersebut. Hidup ini juga demikian, dalam memupuk kebahagiaan hadapi semua masalah pada rumus dasarnya. Jika itu musibah rumus dasarnya bersabar dan berupaya keras dengan ikhtiar mengahadapi dan keluar darinya, jika diberi nikmat rumus dasarnya bersyukur, sekecil apapun nikmat itu pasti ada campur tangan-Nya, maka berbagilah agar kebahagiaanmu dirasakan sekitar.

3. Tanam terus harapan. Mengapa mereka yang sering ditimpa kegagalan silih berganti tetap bisa berdiri tegak dan tersenyum? Karena mereka selalu memiliki harapan. Harapan setiap usaha pasti akan memanen hasil, harapan setiap kebaikan yang disemai akan menumbuhkan kebaikan-kebaikan lainnya, harapan sekecil apapun ikhtiar akan terbalas pahala dan selalu ada balasan dari-Nya, semua tak ada yang sia-sia.

Lalu apa alasan kita untuk tidak selalu bahagia? Apa kilah kita agar tidak senantiasa bergembira?. Setiap yang datang dan pergi itu milik-Nya dan IA Yang Maha Mengaturnya, kita hanya menjalani dengan ikhtiar dan ikhlas maksimal. Tetaplah bahagia karena ia sederhana sekaligus mahal.

27112018 09:56 Kamar 1A5
#IWANwahyudi 
#MariBerbagiMakna 
#inspirasiwajahnegeri 
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me