Langsung ke konten utama

[TEMAN SEJATI]

"Apabila manusia menghindar darimu, 
di saat engkau berada dalam derita, 
maka ketahuilah bahwa Allah menghendaki, 
agar Dia sendiri yang menangani urusanmu. 
Dan cukuplah Allah sebagai sebaik Dzat Yang Diserahi."
(Imam Asy-Syafi'i) 

Alhamdulillah atas nikmat-Nya kita telah sampai di hari Raya Idul Adha dan sekaligus hari pertama ibadah qurban. Diantara kita sudah ada yang menciup aroma beragam kuliner daging yang telah dimasak, menikmati menu daging hari ini. Semoga juga kita teringat dan setidaknya mendo'akan sebagian dari teman, kerabat atau kenalan yang hari ini tak bisa menikmati hidangan baik sendiri maupun bersama keluarga tercinta. 
Hari ini di Indonesia ada tambahan 38.325 orang terpapar baru harian covid-19 yang sedang isolasi di RS atau secara mandiri di rumah dengan beragam kondisi. Namun, ada 29.791 orang sembuh harian yang sudah bisa bergabung dalam kebahagiaan hari raya bersama keluarga. Ada 1.280 orang meninggal hari ini disebabkan covid-19, semoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran. 

Mari saling peduli dan empati, mendo'akan dan saling bertanya kabar. Karena jumlahnya lebih sedikit dibandingkan yang mengucapkan selamat saat di anugerahi keberhasilan. Betapa berbondongnya orang mengenalmu saat sukses, dibandingkan yang berada disebelahmu pada waktu mendapat kesulitan. 

"Sungguh engkau memiliki teman yang banyak sekali, " kata seseorang pada Ali bin Abi Thalib, dan ditanggapi oleh beliau dengan "Tunggulah nanti, di saat aku tertimpa bencana, barulah aku dapat menghitung mereka yang teman sejati."

20072021
10 Dzulhijjah 1442
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...