Langsung ke konten utama

[TEMAN]

"Teman ibarat cermin, tempat kita berkaca tentang diri sendiri dan orang lain melihat seperti apa rupa kita." #reHATIwan

Selain keluarga rasanya orang yang paling banyak berinteraksi dengan kita, bahkan lebih dalam ialah teman. Sehingga tidak berlebihan jika teman dapat mempengaruhi dan membentuk sikap dan perilaku seseorang. Bahkan pada titik tertentu teman dapat meruntuhkan pertahanan personal yang dimiliki seseorang. 

Jika sendirian lintasan pikiran buruk dan liar hanya akan sampai pada jiwanya sendiri. Ada konflik batin dalam diri antara energi positif dan negatif. Tapi, teman yang buruk bukan sekedar menyampaikan isi pikiran dan imajinasi buruk pada temannya saja bahkan akan mengajak melakukan sikap dan perilakunya itu. 

Teman yang baik akan memberi manfaat dari kata-katanya. Ada hikmah dalam ucapannya, memberi kesejukan, membuka kesadaran, mempertajam pikiran, melembutkan hati dan menguatkan iman. 

Para sahabat dan orang sholeh terdahulu selalu berdo'a, " Allahumma yassir lii jaliisan shaalihan." Ya Allah mudahkanlah bagiku untuk mendapatkan teman yang shalih. 

Bukankah ini harapan dan do'a kita juga? 

Terimakasih atas penerimaan dan sambutan silaturahimnya Ketua Perhimpunan Koperasi Syariah NTB/Direktur Bmt Al-iqtishady Ntb, Muh Nasir Jailani 

📷 Fadris Ahmad 

31052021
#IWANwahyudi #MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...