Awan gelap dan mendung memenuhi langit siang jelang sore akhir pekan (Sabtu, 12 April 2025) kemarin, saat saya tiba di green house (GH) berukuran 8 are yang penuh dengan media tanam dan bibit cabai. Wajah dengan senyum khasnya menyambut dari bangunan yang hanya ruang terbuka dan kamar mandi disampingnya. Disini, sejak dua tahun terakhir alumni Fakultas Pertanian Unram ini membudidayakan beragam bibit cabai yang tidak hanya dibeli oleh petani Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur lokasi GH Moeda Bibit, tapi juga luar Lombok Timur. Bahkan hingga Sumbawa, Dompu dan Bima. Rizal Iswandi , saya mengenalnya lebih akrab saat launching dan bedah Buku Bestseller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa, buku pertama saya Desember tahun 2016. Setelah itu tak pernah bertatap muka lagi. Kecuali melalui media sosial. "Abang, mau minum kopi, gulanya berapa sendok?" tawarnya sebelum lebih larut ngobrol dan saya kembali ke parkiran motor...
Ketika kami mahasiswa, Haji Wahab bapaknya beliau tiap pagi mangkal di depan Asrama Mahasiswa menjajakan nasi balap dengan sepeda motor berwarna merah. Keranjang nasi balap diikat sedemikian rupa di jok belakang, lengkap dengan tempat sambal, sendok, kerupuk juga gorengan. Karena usia, Haji Wahab tetap jualan nasi balap di rumahnya seputaran Ampenan. Sedang di asrama di gantikan oleh Andi sang anak. Ketika ada aturan baru tidak boleh berjualan di dalam kawasan kampus. Andi magkal di trotoar jalan Pemuda depan Fakultas Kedokteran Unram yang juga tepat di muka gerbang masuk kampus Undikma (dulu IKIP Mataram). Sampai sekarang beberapa mantan aktivis mahasiswa masih singgah sarapan disini. Informasi terkait mereka bisa didapatkan dari Andi. Kadang jika ke Mataram saya janjian dengan mereka di sini. Seporsi nasi balap hanya Rp. 6.000, gratis sambal goreng dan sambal terong. Toping lain juga tersedia, kerupuk Rp. 5.00, gorengan Rp. 1.000 dan air miner...