Assalamu'alaikum Pagi “Bila malam berselimut mimpi, maka pagi adalah waktu mendekap nyata semua mimpi-mimpi itu” Mereka yang tak memiliki mimpi seperti malam yang hampa tak pernah berujung dengan terbitnya mentari. Mereka yang memiliki angan-angan akan menjadikannya salah satu dorongan untuk meraihnya. Siapa yang punya cita-cita, dialah yang hidup juga perjalananya punya tujuan. Selama mimpi itu masuk akal dan tidak melanggar kaidah sebagai seorang manusia –seperti tidak ingin menjadi nabi atau bahkan tuhan- , pasti memiliki peluang untuk memeluknya dalam dunia nyata. Sebesar dan sesulit apapun itu. “ Carilah dari apa yang dianugerahkan Allah untuk meraih kehidupan akhirat dan jangan kamu lupa bagianmu dari kehidupan dunia ” (QS.Al-Qashsh:77) Allah swt Tuhan Yang Maha Esa saja memerintahkan untuk bermimpi dan mendekap hak-hak manusia kita di dunia ini bukan? Penyakit para pemimpi yang merusak adalah ingin terus bermimpi hingga memperpanjang waktu tidurnya yang penuh
“Obat ketakutan paling mujarab adalah melawan ketakutan itu sendiri”. (Munir) Pada usia 33 tahun pria ini bersama sejumlah organisasi civil society dan tokoh masyarakat mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), tepatnya pada tanggal 20 Maret 1998. Ia kemudian ditunjuk menjadi Koordinator Badan Pekerja KontraS. KontraS berawal dari sebuah gugus tugas yang dibentuk sejumlah organisasi civil society dan tokoh masyarakat bernama KIP-HAM pada tahun 1996. Dengan banyaknya pengaduan masyarakat, baik masyarakat korban maupun masyarakat yang berani menyampaikan aspirasinya tentang problem HAM kemudian tercetuslah ide membuat sebuah lembaga yang khusus menangani kasus-kasus orang hilang sebagai respon praktik kekerasan yang terus terjadi dan menelan banyak korban. Nama dan sosoknya kemudian wara wiri disejumlah media cetak maupun elektronik dengan aktifnya mengadvokasi korban orang hilang dan tindak kekerasan hingga pelanggaran